Bagian 32 | Benteng Runtuh, Pertahanan Lumpuh

Magsimula sa umpisa
                                    

Hanya sekali itu dan Mira tahu Erina melaju terlalu cepat dan rasanya mustahil dihentikan.

Mira belum berani memberitahu semua itu pada Eva sebelum menemukan bukti tak terelakkan karena Eva tidak akan percaya hanya dengan kata-kata. Sampai akhirnya tadi ia tak sengaja mendengar Lala berbicara dengan seseorang lewat telepon.

"Hahaha apa kataku? Satu-satunya kelemahan Evaria ya cuma foto telanjang dia. Aku jadi ingin lihat gimana ekspresi ketakutannya."

"Kamu tunggu saja di rumah, Rizal Chandra itu predator yang selalu mengincar Evaria. Mereka akan saling memancing masuk perangkap dengan sendirinya. Polisi nanti akan tiba di hotel Elfatta jam satu, akan ada reporter yang ikut, jadi seluruh Indonesia bisa melihat wajah murahan Evaria waktu digiring polisi.

"Sekarang kamu tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Tidak akan ada yang menghalagi karirmu setelah ini, atau memperlakukan kamu seperti pembunuh. Untuk selanjutnya tunggu saja telepon dariku, kamu..." Lala berhenti bicara karena kini matanya bertubrukan dengan mata Mira.

Terlanjur sudah ketahuan, Mira keluar dari balik dinding. "Wah, jadi ternyata benar orang yang paling berbahaya adalah orang yang selama ini selalu baik di depan kita."

"Tidak usah menyindirku, bukankah kamu juga menginginkan Eva hancur?" balas Lala, tak menunjukkan kekhawatiran rencananya diketahui orang luar. "Hubungan gelap Evaria dengan Rizal yang ingin kamu ungkap, sebentar lagi semua orang akan mengetahuinya juga. Kamu harusnya menjadi yang paling senang."

"Kenapa kamu melakukan itu? Selama ini Eva baik padamu."

"Baik?" pekik Lala diiringi tawa sumbang. "Manusia egois seperti Eva bukan orang baik. Demi kepentingannya sendiri, dia bisa melakukan apa pun tanpa peduli orang lain yang melakukan usaha lebih banyak daripada dia."

"Meski begitu, kamu nggak boleh menjebak dia. Ungkapkan saja hubungan gelapnya dengan Rizal, tapi menuduhnya melakukan prostitusi? Itu berlebihan, Lala."

"Halah, tidak perlu munafik. Kamu sendiri mengarang kebohongan untuk menjebak dia."

Tentu saja, siapa yang mau mendengarkan ocehan pembohong nasional seperti Mira. Buru-buru Mira mengeluarkan ponsel dari kantong celananya, bermaksud menghubungi Eva. Namun sebelum Eva menjawab teleponnya, Lala merebut ponsel Mira dan membuangnya ke kolam renang. Kedua kelopak mata Mira terbelalak.

"Jangan coba-coba ikut campur dan mengacaukan rencanaku! Kenapa kamu tiba-tiba peduli dengan Eva? Itu tidak ada gunanya, karena Evaria sudah tamat." Lala mendorong dada Mira.

Mira balas mendorong Eva, satu-satunya di pikirannya saat ini hanya secepat mungkin mencegah Eva datang ke hotel. Mira melihat kunci mobil Eva yang baru dipakai Lala tergeletak di meja, ia meraihnya dan membawanya lari. Semoga Eva masih ada di tempat Saga.

Eva sudah meninggalkan restoran Saga saat Mira tiba di sana, Saga berkata Eva langsung pergi setelah mendapat pesan dari Rizal. Setelah Mira memberitahu rencana Lala, Saga seketika panik, apalagi Eva sama sekali tidak bisa dihubungi. Sehingga mereka memutuskan untuk langsung ke hotel.

Dan akhirnya Mira dan Saga bisa membawa Eva pergi tepat waktu.

***

Eva masih belum mengatakan apa-apa, Mira tidak bisa memastikan apa Eva mendengarkan ceritanya karena pandangan Eva benar-benar kosong.

Tentu saja, Lala sudah tidak punya alasan lagi untuk tinggal di rumah Eva. Kedoknya sudah terbongkar, mau tak mau dia harus membuka topeng. Eva langsung mengurung diri di kamar, entah sadar atau tidak ponselnya tertinggal di mobil.

Eva menutup tirai jendelanya, membiarkan kamarnya telap total. Tubuh Eva merosot duduk bersandar di dinding, seolah tulang punggungnya tak mampu lagi menopang bobot tubuhnya.

[COMPLETE] EVARIA - Memihak Diri SendiriTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon