Perihal malam itu. Isabelle sedikitpun tidak merasa terbebani, karena diusianya sekarang itu bukanlah hal besar. Sejak saat masa SMA pun teman-temannya sering membicarakan seks, bahkan mereka akan teriak kegirangan saat kehilangan keperawanan mereka.
Berbeda dengan Isabelle. Ia tidak terlalu tertarik dengan kebiasaan itu. Bukan karena tidak ada yang mengencani Isabelle, tapi memang Isabelle tidak ingin saja. Saat itu ia berfikir melakukan seks setelah menikah momentnya akan menjadi lebih berharga dan berarti untuk dikenang.

Isabelle kembali merebahkan tubuhnya dengan benar. Menarik selimut  dan memejamkan kedua matanya, berharap ia bisa tidur dan bangun dalam keadaan lebih fresh. Tapi sampai waktu hampir pagi , Isabelle tidak dapat terlelap karena gejolak dadanya yang semakin menggila mengingat ia akan bertemu dengan si tampannya besok.

**

Waktu menunjukkan pukul 10 pagi saat seseorang menyibakkan selimutnya. Mentari pagi menyinari wajah Isabelle membuatnya mengernyit silau dan kembali menarik selimutnya namun tertahan. Seseorang menahan selimutnya. Isabelle membuka mata. Mendapati wajah ibunya yang mengangkat alis mengatakan ‘Bangun!!’

Disini lah Isabelle sekarang. Dihalaman belakang rumahnya yang cukup luas dengan dua gazebo diujung kanan dan kiri. Ditengah terdapat kolam renang yang sangat jarang digunakan.
Ia dan ibunya saat ini berada disamping kiri halaman digazebo kayu dan sedang melakukan Yoga. Bersama instruktur nya tentu saja

Olahraga Yoga adalah salahsatu cara untuk menghabiskan waktu bersama ibunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Olahraga Yoga adalah salahsatu cara untuk menghabiskan waktu bersama ibunya. Karena memang ternyata, semakin besar anak akan semakin sibuk dan banyak pemikiran yang berbeda dengan orangtuanya. Namun bagaimanapun Isabelle, ibunya selalu mendukung. Toh sejauh ini perilakunya baik-baik saja. Hidup Isabelle Sedikit membosankan.

“Elle. Bagaimana dengan lasagna untuk makan siang?” tanya Yoonhee saat mereka selesai olahraga.

“Mom sorry. Aku ada rencana dengan seseorang”

Mata Yoonhee menyipit memandang Isabelle dengan senyum menggoda. Isabelle memutar bola matanya.

“Hanya teman” katanya.

“Teman?” Jinhye -instruktur yoga- ikut menggodanya. Ada apa dengan ibu-ibu ini? Haha

“Bye ladies” Isabelle berlari menuju kamarnya, meninggalkan dua wanita itu yang menertawakannya.

“Jika pacarpun aku tidak akan melarangnya” suara Ibunya terdengar samar saat ia menaiki tangga.

Isabelle masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa saat ia keluar dengan bathrobe dan rambut digulung handuk. Gerakannya begitu ringan dan bersemangat. Sesekali bibirnya bersenandung, Isabelle terlihat seperti gadis remaja yang kasmaran.
Kasmaran?

Gerakannya terhenti. Ia berdeham menetralkan ekspresi wajah dan semangatnya. Isabelle tidak ingin berharap apapun pada pria itu. Semua pria pasti sama saja seperti ayahnya, ditambah Kyuhyun adalah pria yang mempunyai segalanya. Tampan, pintar dan kaya. The most wanted para gadis-gadis, yang membuat pria seperti dia bisa melakukan apa saja.

Dress yang menjadi pilihan Isabelle semula ia masukkan kembali dan berganti dengan jeans dan crop top sweater hitam. Ia tidak ingin terlihat ‘niat’ hanya untuk bertemu dengan Kyuhyun. Ditambah ia juga tidak ingin terlihat mencolok. Youngie akan mengomelinya jika ada artikel paparazzi yang memotretnya sedang bersama Cho Kyuhyun.

Ponselnya berdenting menandakan pesan masuk dari Kyuhyun yang mengirim alamat restoran tempat mereka akan bertemu.

**

Isabelle mengenakan kacamatanya, berjalan mengikuti pelayan yang mengantarkannya menuju meja atas nama Cho Kyuhyun.

Pria itu sudah disana mengenakan pakaian kantornya. Jas hitam dengan kemeja berwarna abu-abu, juga dasi yang terlihat rapih. Lumayan

Isabelle duduk dihadapan Kyuhyun yang tidak menyadari kedatangannya. Terlalu asik dengan ponselnya. Menghubungi kekasihnya mungkin

“Tempat yang bagus” kata Isabelle setelah Kyuhyun menyapanya. Pria ini memilih tampat dipojok ruangan dan jauh dari jendela.

Pria itu menyimpan ponselnya kedalam saku jasnya. Terlihat menegakkan punggungnya dan mencoba tersenyum. Itu yang Isabelle tangkap saat pandangannya terhalang tangan pelayan yang memberikan buku menu padanya dan pada Kyuhyun.

Setelah menyebutkan pesanan masing-masing dan pelayan itu pergi. Kyuhyun memajukan tubuhnya, ia tidak bisa tahan dengan perasaannya yang entah apa sebenarnya yang diinginkannya.

“Katakan. Apa yang harus aku lakukan? A-Aku...”

Sial! Kyuhyun saja tidak tahu dirinya kenapa. Ia hanya...

“Kau merasa bersalah?” Isabelle menatap Kyuhyun. Ekspresinya sedikit meremehkan.

Mungkin iya dan mungkin tidak. Merasa bersalah tidak terlalu pas untuk perasaannya saat ini. Tapi Kyuhyun sendiri tidak tahu kata apa yang cocok untuk menggambarkannya.

“Kau tidak perlu merasa bersalah. Itu adalah kesalahanku” Isabelle menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Pandangannya sedikit bersahabat.

“Kupikir itu bukan hal besar bagi orang dewasa seperti kita. Benar?”
Kyuhyun diam. Matanya menatap kearah Isabelle yang cantik dengan make-up tipis. Pandangan mereka tidak pindah untuk beberapa saat, seolah bisa memberitahukan isi hati dan pikiran masing-masing tanpa berbicara.

Tidak ingin tersesat terlalu jauh dalam mata hazel itu. Isabelle memutuskan pandangannya terlebih dulu. Sebisa mungkin terlihat santai dan relax, tidak ingin pria dihadapannya ini tahu jika dadanya terus bergejolak.

Setelah keheningan yang terjadi hingga makanan mereka datang. Kyuhyun mencoba membuka obrolan kembali, karena suasana begitu canggung.

“Kuharap pekerjaan kita akan berjalan lancar” Kyuhyun tersenyum sambil memegang alat makannya. Begitupun Isabelle tersenyum dan mulai menyantap makanannya.

Waktu makan siang berlalu tanpa mereka sadari obrolan keduanya berjalan begitu saja. Kyuhyun bertanya seputar dunia model dan Isabelle menceritakan seluruhnya, menjawab pertanyaan pertanyaan Kyuhyun yang sangat jarang ditanyakan kebanyakan orang.

Ini kali pertama Isabelle begitu nyaman berbicara mengenai banyak hal dengan orang baru. Selain ketiga temannya dan Youngie, Isabelle sangat jarang membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting seperti saat ini.

Tbc...

Aku sangat menghargai kalian yang juga menghargai karya seseorang. Yuk! Vote dan komen 🙂

Isabelle Where stories live. Discover now