Part 12

5.1K 240 11
                                    

Mata Alice membulat sempurna, ia seolah terkena serangan jantung. Suara kembang api yang meletup di atas kepalanya sama sekali tak bisa ia dengar atau lihat. Yang ia rasakan hanyalah bibir Minho yang terasa lembut dan hangat menempel di bibirnya dan membuatnya buta ,tuli, dan lumpuh dalam sekejap. Jika bukan karena tangan Minho yang melingkar sempurna di pinggangnya, Alice yakin ia sudah terjatuh sekarang karena kakinya sudah berubah menjadi kapas.

Apakah kami sedang berciuman sekarang, akal sehat Alice bertanya kepada sang dewi batin yang terlihat sedang terbang melayang dengan senyum puas di wajahnya. Jangan berpikir dan rasakan saja, bisik dewi batinnya. Dan Alice pun mulai memejamkan matanya.

Alice tidak dapat menghitung berapa lama mereka berciuman. Yang ia tahu, ia merasakan ada sesuatu yang hilang ketika Minho melepaskan bibirnya. Alice segera membuka matanya dan mendapati manik mata Minho di depannya.

"Bernafaslah Alice, kau terlihat pucat karena kehabisan oksigen."

Alice menghembuskan nafas dari hidungnya. Dan kesadaran baru menghampirinya. Oh sial. Sejak kapan ia menjadi begini. Apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa ciuman Minho serasa seperti menghipnotisnya. Seharusnya tadi ia mendorong tubuh Minho menjauh, tapi kenapa ia hanya diam saja dan membiarkan pria itu menciumnya, akal sehat Alice mulai kembali setelah tadi sempat di usir oleh dewi batinnya entah kemana.

Suara getar smartphone milik Minho membuat pria itu mengalihkan pandangannya dan melihat ke layar touchscreen. MANAGER PARK.

"Aku harus pergi sekarang, kau.. jangan banyak berpikir, dan segera masuk ke kamar untuk istirahat, besok pagi kita kembali ke Seoul." ujar Minho sambil mengelus pipi Alice lalu melangkah pergi meninggalkan Alice yang masih berdiri, membatu.

~~~~

Irronna,, one two three....
Irronna,, one two three...
Irronna,, one two three....

Suara anak kecil nyaring yang setia membangunkannya setiap jam enam pagi sudah menggema. Alice segera terduduk di tempat tidurnya, bukan karena ingin bangun tapi lebih tepatnya karena kaget. Sepertinya ia baru memejamkan mata lima menit yang lalu saat jam baru menunjukan pukul lima pagi, tapi ternyata ia sudah tertidur satu jam.

Ya, semalaman ia terjaga, tak bisa memejamkan mata sama sekali. Isi kepalanya penuh dengan aktor sinting itu. Bagaimana bisa ia membiarkan Minho menciumnya, padahal mereka tidak ada hubungan spesial sama sekali, oh....ini konyol.

Alice bangkit dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi dan melirik ranjang di sebelahnya masih kosong dan rapi. Artinya Minho sama sekali tidak kembali ke kamar ini. Mengapa ia takut menemui Alice. Hentikan. Cukup. Ia harus mandi untuk membersihkan isi kepalanya sekarang. Ia memilih berendam air hangat untuk melemaskan syarafnya yang terlalu tegang sejak semalam. Alice mengusap pelan bibirnya, ia selalu membayangkan momen first kiss nya akan romantis dengan pria yang ia sukai, tapi nyatanya ia melakukannya dengan Minho, aktor sombong yang baru di kenalnya selama dua minggu ini, dan hebatnya mereka tidak memiliki hubungan kekasih sama sekali.

Tapi dia adalah pria tampan dan kau melakukannya di bawah guyuran kembang api, itu sangat romantis, dewi batinnya muncul dengan mata penuh bintang. Dia pasti menyukaimu Alice, tambah sang dewi.

"Arrrgghhh.. aku tidak tahu," teriak Alice lalu menengelamkan seluruh badan dan kepalanya ke dalam bathtube.

Selesai mandi dan berpakaian, Alice keluar kamar mandi dan mendapati Minho sudah ada di kamar, berdiri memandang keluar dari jendela besar dekat balkon. Ketika ia mendengar suara pintu di buka, pria itu membalikan badannya dan menatap Alice sekarang.

Demi semua bunga yang mekar pagi ini, pria ini sungguh luar biasa tampan.

Minho mengenakan setelan jas abu abu dan kemeja linen putih bermotif kotak kotak sebagai dalamannya. Alice tahu kalau Minho memang memiliki wajah tampan, tapi entah kenapa baru kali ini ia terpengaruh  olehnya. Apakah ciumannya memiliki mantra yang bisa membuat Alice terpesona seperti sekarang. Kalau memang benar  artinya aku sudah tersihir olehnya, batin Alice.

Just call me Oppa !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang