Mendengus pelan " Nggak perlu juga kamu sebut nama Papa aku selengkap - lengkapnya. Lagian aku batal ijab kobul sama tom - tom yam itu. Eh ... Emang Iko Uwais judo juga ? Bukannya silat yaa ?"

"Kenapa kita jadi ngomongin Iko Uwais sih ?"

"Kan kamu yang duluan ngomongin dia, Siti Ayu Giana Prastika."

"Sitinya nggak usah keras - keras juga kali !"

"Hehehe ... Sensi banget sama nama Siti ?"

"Bayangin di kelas aja udah ada lima orang Siti. Perasaan dari SD sampai sekarang kuliah banyak banget yang namanya Siti. Lagian inget nggak minggu lalu, dosen manggil Siti 1, Siti 2, Siti 3, Siti 4, Siti 5 ... iisshh udah mirip sapi yang diabsen buat dipotong saat Idul Adha, sebel banget"

Terkekeh pelan lalu mengambil napas pelan sambil memandang mereka yang asik makan. Siapa sih yang nggak marah dan sedih saat melihat kekasihnya selingkuh ? Lagipula kami bukan sebulan dua bulan bersama tetapi tiga tahun. Tunggu setengah tahun lagi, sudah sama dengan lama waktu Jepang menjajah Indonesia. Tiga tahun kalau ambil cicilan motor udah lunas juga. Tak habis pikir, apa 1.095 hari tidak ada artinya sama sekali. Tetapi lebih dari marah, aku justru merasa kecewa berat. Syukur besok weekend jadi aku bisa menangis sepuas hati. Dasar tom - tom yam sialan.

"Woii, malah ngelamun ... Jadinya mau gimana ? Pilih adegan FTV atau adegan film hidayah, hm?

Dahiku mengernyit "Maksudnya ?"

"Adegan FTV berarti tinggal siram terus maki mereka abis - abisan, tapi kalo pilih film hidayah yaa tinggal balik badan terus nangis kejer di pojokan kamar, biar Tuhan yang membalasnya. Karma does exist kawan." Jawabnya sambil nyengir

Menoyor kepala Gia pelan kemudian berkata "Korban sinetron banget sih Gi." Menghembuskan napas sambil menguatkan hati "Gi, Tunggu di sini dan jangan ikut campur. Ini masalahku jadi aku yang harus selesain. Cowok macam itu nggak layak diperjuangin!"

"Oke ... Aku mendukungmu Linda. Ganbatte !!!"

"Berisik" Ucapku sebelum melangkahkan kaki menuju tempat mereka.

Benar - benar memantapkan hati, karena aku tidak yakin berapa lama lagi aku bisa menahan air mataku agar tidak menetes. Kenapa tidak bilang jika sudah tidak cinta ? Kenapa harus selingkuh, kan pasti akhirnya ketahuan ? Mungkin dia tidur waktu pelajaran Bahasa Indonesia jadi nggak denger ada pepatah tentang sepandai- pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga.

"Kak Tommy ?" Tanyaku sesaat setelab tiba di samping meja mereka, sambil berusaha tersenyum lebar walau hasilnya lebih mirip seringai

Mata Tommy membulat karena terkejut "Li__ Linda"

"Siapa Yang ?" Tanya gadis yang tak ingin aku tahu namanya atau sebut saja dia 'You Know Who'

"Ah ... Aku adik sepupunya Kak Tommy. Mbak pasti pacarnya yaa? iihh, Kak Tommy punya pacar cantik kok diumpetin" Ucapku walau setengah mati ingin muntah, ternyata seleranya mbak - mbak level ꓘℲƆ yang selalu kasih diskon dan obral bagian dada dan paha.

"Oh ... Sepupunya" Kata gadis itu dengan ekspresi wajah berubah dari waspada menjadi ceria berlebihan "Kenalin, aku Kiki pacar Kakak sepupu kamu." mengulurkan tangan kanannya untuk kujabat

"Linda ..." Ucap Tommy sambil memegang tanganku, mungkin dia takut aku menarik tangan pacarnya. Ih ... Lagian siapa juga yang mau pegang tangannya.

Menyentakan tangan Tommy kasar yang sepertinya disadari oleh si gadis. Tangan itu yang biasanya menggenggam tanganku dan mengelus kepalaku, kini terasa asing dan menjijikan bagiku "iiiih jangan pengang - pegang, najis ... Eh maksudnya nanti batal. Linda masih punya wudhu, gara - gara Kakak Linda mesti wudhu lagi" Ucapku pura - pura kesal, padahal kesal betulan.

SINGASARI, I'm Coming! (END)Where stories live. Discover now