Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.....
Kata dokter, kandungan Ahra memang baik-baik saja tapi kondisi dari sang ibu itu sendiri yang membuat Sehun, keluarganya, bahkan dokternya khawatir. Kelahiran prematur pun sempat Sehun khawatirkan, tapi lihat di usia kandungan Ahra yang sudah menginjak minggu ke tiga puluh empat, semuanya berjalan baik-baik saja.
Tadinya begitu, tapi tidak untuk hari ini. Di tengah angin musim gugur yang berhembis dingin, Choi Ahra inginnya menyerah saja.
"Astaga Choi Ahra!" Seru Sehun lekas menghampiri Ahra yang terkulai lemah di dekat sofa, air mata mulai tergenang begitu melihat darah bercampur air yang berbau, menggenangi lantai rumahnya.
"Sakit— Sehun sakit, tolong aku." Rintih Ahra membuat mata Sehun mengkilat merah.
Lekas Sehun sangga kepala Ahra di lengannya, membenahi rambut gadis yang diwajahnya tertulis dengan jelas kalau dia kesakitan.
"Kenapa bisa begini Choi Ahra, astaga." Tidak ada jawaban, tangan Ahra yang hendak menyentuh lengan Sehun pun terjatuh.
Ahra kehilangan kesadarannya. Tidak lagi berteriak Sehun sakit, sakit dan sakit. Atau Sehun tolong aku ini sakit sekali. Tanpa pikir panjang, Sehun membopong tubuh Ahra yang siapa sangka akan seberat ini. Tentu saja Sehun harus meminimalisir, hal-hal buruk yang bisa saja terjadi nanti.
"Ra, aku mohon bertahan yah sebentar lagi. kita akan sampai sebentar lagi." Sehun frustasi ketika jalanan macet, padahal dia sudah membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Sehun, harus bagaimana sekarang?
Kandungannya bisa saja dalam masalah, begitu juga dengan ibunya. Sehun tinggalkan mobilnya, dia berlari sekuat yang dia bisa melewati jalanan kota Seoul yang ramai. Beberapa pasang mata, menatapnya iba juga penasaran. Mungkin merasa familiar dengan postur tubuh, juga wajah yang hanya tertutup masker itu. Siapapun bisa langsung tau, kalau orang itu adalah Oh Sehun.
Dia mendengar semuanya, desas desus yang diperuntukkan untuknya. Sehun tidak peduli, yang terpenting untuknya sekarang adalah Choi Ahra dan Oh Sera. Dia tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa istri, dan anak yang masih ada di dalam kandungan ibunya.
"Ra, bertahan! Aku mohon, kamu harus lihat aku hanya perlu menyebrang untuk sampai rumah sakit." Sehun tidak bisa menyembunyikan lagi air matanya, Ahra benar-benar terlihat seperti orang sekarat.
