54 - Oh Sera

537 46 1
                                    

Vote Nya Guys  ❣️

Enjoy be Reading ❤️❤️❤️

-------------------------------------------

🐣🐣🐣🐣🐣🐣


Tepat setelah 1 bulan membuat janji, hari ini kaki Ahra menginjak gedung pusat kesehatan mental di Seoul. Hari ini, Sehun baru bisa memenuhi janjinya pada Ahra untuk menemenui Nara.

"Kau yakin, hmm?" Ahra mengangguk, tapi sebenarnya dia gugup.

Sehun tersenyum penuh arti meraih lengan Ahra, agar gadis ini berhenti meremat pakaiannya sendiri.  "Kalau tidak yakin, kita pulang saja."

"Tidak! Aku ingin bertemu dengan Nara." Setelah menghela napas panjang mencoba mendapatkan tenang, Ahra menatap Sehun yakin.

"Kalau begitu, tepati janjimu untuk baik-baik saja. Tidak usah gugup." Menyimpul senyumnya, dengan pasti keduanya melangkah masuk ke ruangan dimana Nara sudah menunggu.

Duduk berhadapan, dengan meja kayu sebagai pembatas, Ahra hanya bisa meremat erat jari tangan Sehun yang terjalin diantara jemarinya. Satu tangan Sehun melingkar posesif, di pinggang istrinya yang tidak seramping dulu.

Iris coklat terang itu menatap lekat, dengan cekungan di bawah matanya yang terlihat dalam. Rambut yang Nara ikat asal, tidak membuat kecantikannya berkurang.

"Apa kabar?" Nara bergeming, menatap nanar Ahra juga Sehun bergantian.

"Pergi." Kata Nara dingin, tidak sedetik pun mengalihkan pandangannya dari Ahra. "Jangan temui aku."

Tapi di balik sorot matanya, Ahra tau kalau Nara setidaknya bersyukur. Karena pada akhirnya, ada juga orang yang mengunjunginya.

"Kak–"

"Aku bukan kakakmu, kita orang asing." Tanpa diduga, Ahra tersenyum untuknya, meski Sehun sadar, kalau rematan Ahra di tangannya kian mengencang.

"Bagaimanapun, terima kasih. Maafkan aku pernah melupakan kebaikanmu." Halis Nara berjenggit naik, apa Ahra sedang bercanda sekarang? Kebaikan? Nara tidak pernah melakukan itu untuknya.


"Untuk lagu di sore hari, bermain denganku dan menjagaku, mengepang rambutku, sampai mengizinkan aku tidur dipangkuanmu dulu— aku mengingatnya kak. Terima kasih untuk semuanya." Ahra melihatnya, air mata Nara yang jatuh mengalir di wajah cantiknya.

Merundukkan kepalanya, Nara mencoba menyembunyikan air matanya saat sadar kalau Ahra melihatnya.

Nara dibebaskan dari hukuman pidana karena saat sidang dia dicurigai memiliki kelainan dalam jiwanya. Dan setelah melalui pemeriksaan, Nara di vonis terkena gangguan mental Skizofrenia.

Harusnya, Nara menerima hukuman seumur hidup, atas tuduhan percobaan pembunuhan yang menyebabkan trauma bagi korbannya. Selain itu, banyak juga satu hal dan lainnya yang harus Nara pertanggung jawabkan.

Tetapi jika tindak pidana yang dituduhkan kepada terdakwa, dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan, namun jika terdakwa terbukti pula mengalami gangguan kejiwaan, maka terdakwa tidak dapat dimintai pertanggung jawaban pidana.

Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)Where stories live. Discover now