𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐎𝐧𝐞 - 𝐁𝐞𝐠𝐢𝐧𝐧𝐢𝐧𝐠

77 39 14
                                    

Hari ini hari yang melelahkan. Matahari belum muncul, tapi Taehyun sudah disuruh untuk membersihkan kamar mandi. Siapa lagi kalau bukan appanya yang menyuruhnya membersihkan kamar mandi di pagi buta ini. Gila? Ya. Bahkan tetangganya masih bermimpi di seberang sana.

Taehyun hanya pasrah saja daripada ia tidak diberi uang jajan, nanti ia bakal kelaparan. Lebih baik ia menurut daripada mati kelaparan, konyol bukan. Yah, anggap saja ia sedang bekerja kemudian di gaji. Ia rindu eommanya, ia rindu hyungnya yang telah pergi ke Tokyo, meninggalkan Taehyun sendirian bersama sang appa yang pemabuk.

Ia masih mengantuk, hampir saja ia tertidur dengan posisi jongkok di lantai. Ia harus cepat menyelesaikan pekerjaannya sebelum jam enam, karena nanti akan ada ulangan Fisika.

Ia keluar dari kamar mandi untuk mengambil seragam sekolahnya, lagipula baju tidur yang ia pakai sudah basah, jadi sekalian mandi saja. Tak sampai lima menit, Taehyun sudah wangi dengan seragam yang dipakainya. Ia segera menyambar tas sekolahnya dan berlari ke sekolah. Ia tidak memakai kendaraan umum, karena uang saku yang diberikan appanya pas-pasan.

Jam menunjukkan pukul 06.14 KST, ia harus sudah di sekolah pukul 06.30 KST. Taehyun termasuk anak yang rajin. Meski bel sekolah berbunyi pukul 07.15 KST, tapi ia datang tiga puluh menit lebih awal.

"Huft, akhirnya sampai!" Taehyun lega ketika melihat gerbang sekolah sudah dekat. Tujuan pertama yang ia selalu lakukan adalah ke perpustakaan, tapi ia lebih dulu menaruh tas sekolahnya di kelas.

Perpustakaan cukup sepi karena ini masih pagi, penjaga perpustakaan pun belum terlihat. Taehyun mengambil kesempatan ini untuk mencari novel buruannya. Terkadang jika ia telat lebih siang, novel yang ia ingin baca sudah dipinjam oleh orang lain. Mau tak mau ia mengambil novel lain sambil menunggu waktu pengembalian novel.

"Ini dia, sip!" Taehyun melompat kecil ketika mendapat buku yang ia ingin baca. Tapi ternyata, ia tak sendirian di sana. Seseorang menatap Taehyun heran sambil tertidur di atas kursi.

"Hei, masih pagi. Jangan ribut!" tegur orang tersebut. Taehyun yang tersadar kalau ia tidak sendirian, kaget dan langsung mengubah ekspresinya menjadi datar.

"Oh, maaf. Aku permisi dulu." ucap Taehyun lalu berjalan keluar. Orang tadi menatap Taehyun aneh, cepat sekali bocah itu mengubah ekspresinya.

"Hyung, maaf aku lama. Apa hyung sudah menunggu dari tadi?" Soobin membuka pintu perpustakaan. Ia tadi sempat berpapasan dengan Taehyun, tapi ia hanya menyapa singkat dan langsung masuk ke perpustakaan.

"Tidak masalah, lumayan aku bisa tidur disini dengan ac yang sejuk. Jadi kau mendapat pesan itu?" tanya orang yang Soobin sebut hyung itu. Soobin menganggukan kepalanya dan menatap lesu hyungnya itu.

Sejak ia pulang kemarin sore, ia mendapat pesan terus menerus. Setiap kali ia memencet 'no' di pilihan pesan itu, pesan tersebut akan terkirim lagi satu jam kemudian. Soobin sempat me-restart ponselnya berulang-ulang, tapi pesan itu terus menghantuinya.

"Kau tau apa yang lucu?" orang itu tersenyum ke arah Soobin yang menggelengkan kepalanya. "Aku juga mendapat pesan yang sama."

Soobin menganga kaget. Kenapa hyungnya terseret dalam permasalahannya. Soobin juga sempat menceritakan kepada hyungnya tentang kucing dan kelas 11C, tapi hyungnya tidak dapat membantu.

"Soobin-ssi!! Kau kenapa tidak— Eh, Yeonjun hyung?!" Beomgyu berlari ke arah Yeonjun dan memeluknya erat. Yeonjun terkekeh dengan kelakuan dongsaeng satu ini.

For your information,
Soobin dan Yeonjun merupakan kakak adik, sedangkan Beomgyu merupakan sepupu jauh mereka. Tapi Beomgyu lebih menganggap mereka sebagai teman, karena mereka baru bertemu sejak SMA ini.

End Game || TXTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora