"Sial aku hampir lupa dengan laporan ini" umpat Fuyumi yang langsung mengeluarkan laporan-laporan praktek dan mengerjakannya dengan cepat.

Suara coretan pulpen saja yang terdengar memenuhi kamar Fuyumi. Tadi juga ibu membawakan teh untuk menemani Fuyumi membuat tugas yang menumpuk ini.

"Ini terakhir" ucap Fuyumi setelah menulis kata terakhir untuk laporan ketiganya.

"Hah, kerja bagus tangan" ucap Fuyumi ke tangannya yang agak membentuk pegangan pulpen itu.

Fuyumi berjalan ke arah tempat tidurnya untuk rebahan, ia menoleh ke arah jam dan baru jam 10 malam.

"Masih ada waktu untuk bermain" pekik Fuyumi senang.

Ia segera mengambil handphonenya yang di charge tadi, dan langsung membuka game A3 itu.

Game itu berjalan seperti biasa, tapi ada satu yang aneh pada saat layar utama terlihat. Ada tulisan yang berjalan agak cepat.

"Huh, tulisan apa itu? Apa ada event baru? Aku harus segera log in" ucap Fuyumi senang. Dan ia log in dalam game itu. Seketika cahaya putih menyilaukan matanya yang berasal dari handphonenya.

"Silau" ucap Fuyumi.

***

#Fuyumi Pov

Aku berusaha membuka matanya karena sinar matahari, dan aku langsung terlompat melihat tempat dimana ku berada sekarang.

Aku berada di depan sebuah teater yang bertulisan Mankai berwarna merah besar di depannya.

"Hah apa ini? Mankai? Apa ini Mankai Company?!! Dan aku di dalam gamenya?!!" Pekikku

"Oi, kimi" panggil seseorang yang ku kenal betul suaranya, ya karena di game aku sudah menuntaskan main story sampai ke winter troupe.

"Eh eh, saya?" Ucapku dan sepertinya aku langsung berucap menggunakan bahasa Jepang deh. Karena aku mendengar suara yang asing saat ku berbicara tadi.

"Ya betul, kenapa kau tiduran di kursi depan sini?!" Ucap orang blonde dangan kacamata birunya, ya siapa lagi kalau bukan Sakyo.

"A-a-a. Aku hanya orang y-yang sedang le-" ucapanku terpotong ketika seseorang memanggil namaku

"Fuyumi! Kau kenapa hosh lari duluan hosh" ucap seorang gadis, aku tau dia. Dia adalah anak dari Tachibana Yukio, Tachibana Izumi.

"Ah, Izumi. Aku hanya ingin cepat sampai sini" ucap ku sambil terkekeh.

'Are? mulutku bergerak sendiri, sepertinya aku disini berperan sebagai teman dekat Izumi deh' pikir ku setelah melihat situasinya.

"Dan kau, ada perlu dengan teater ini?" Ucap Sakyo dengan suara khasnya

"Jangan-jangan, kau yang mengirim surat in-" ucap Izumi yang kaget setelah melihat pewarakan dari Sakyo.

"Hah?!"

"Aaaaa!" Teriak Izumi.

"Izumi, sudah jangan teriak" ucapku sambil memnutupi kedua telingaku

"Ah, gomen" ucap Izumi langsung menutup mulutnya. Dan dengan cepat Izumi berbalik dan komat-kamit tentang ayahnya.

'kyaaa ku gak kebayang bisa ngeliat adegan ini dengan nyata, aku ngedukung IzumixSakyo soalnya' batinku yang sedang fangirl.

"Kau..."

"Ya dia anak dari hmph" ucapan ku terhenti karena Izumi menutup mulutku

"Bukan! Bukan aku! Aku nggak dapat surat atau semacamnya! Kami hanya lewat ! Hohoho" akting Izumi

"Aktingmu payah" bisik ku kearah Izumi. Dan dengan kesal dia menginjak kakiku.

"Ittai" ringisku sambil menunduk memegangi kaki kanan ku.

"Kalau nggak ada urusan disini, minggir sana. Kecuali kalau kalian suka hal yang berbahaya" ucap Sakyo

"Berbahaya?" Beo Izumi

"Apa kau mau merampok kami?!" Pekikku

"Oi! Bukan! Sana kalian pergi saja kalau tak ada urusan disini!" Teriak Sakyo, Izumi menyembunyikan dirinya takut di belakangku.

'hah, aku disini seperti pengawal Izumi saja' pikirku setelah melihat gerak-gerik Izumi yang minta perlindungan ke arahku.

Dan setelah itu, kami berdua kaget ya lebih tepatnya dengan konteks maksud kaget yang berbeda setelah melihat sesuatu yang mendekat ke arah kami.

'woah, memang besar ya. Bahkan aku belum pernah sedekat ini saat di dunia nyata' pikirku setelah melihat itu yang ada di depan mataku.

"Benar! Lihat lah ini!" Pekik seseorang yang mengendarai itu.

TBC

Hey hey hey

New Isekai?! || A3 FanfictiinWhere stories live. Discover now