Berakting dengan wajah polos sudah menjadi keahlian Taeyong, wajahnya selalu menjadi sorotan orang-orang yang mengagumi kecantikan dan ketampanan, sangat menyenangkan melihat decakan kagum itu. Sedikit lebih unggul adalah sesuatu yang membanggakan.
Kakinya melangkah masuk ke kelas Prof. Albert—ini adalah mata kuliah umum yang bisa di ambil oleh siapa saja. Taeyong sengaja mengambilnya agar bisa bertemu dengan jaehyun, bagian pertama dari rencananya adalah membuat mereka dekat dan menyebarkan gosip ini ke penjuru kampus.
Mempermainkan perasaan Rosemary untuk menjatuhkannya.
Sejak tadi, Taeyong sama sekali tidak melihat keberadaan Jaehyun. Hanya ada beberapa teman sepermainannya yang duduk di depan, tawa mereka sungguh mengganggu. Apalagi Jonathan terlihat memperlakukan Juliette dengan baik. Otak kecilnya memikirkan sebuah ide provokatif untuk Ten, temannya yang ragu-ragu untuk terlibat.
Send pict.
Jika Ten masih saja ragu, Taeyong akan melakukan berbagai cara agar temannya itu may melakukan hal yang sama sepertinya. Beberapa saat kemudian Jaehyun masuk ke dalam kelas dengan wajah kusut. Semua tempat penuh kecuali baris belakang, tempat Taeyong biasa mengamati Jaehyun.
"Permisi, aku mau lewat." Jaehyun tidak tersenyum, wajahnya sedikit cemberut membuat beberapa pasang mata mencuri pandang.
"Uhmmm...silakan."
Profesor masuk dan membuka kuliahnya, penjelasan yang diberikan sangat mudah di pahami. Tapi tidak semua secara aktif terlibat, beberapa nampak sudah bosan dan beberapa tertidur. Ah—ini sudah biasa. Para dosen tidak akan peduli muridnya tidur atau tidak memperhatikan yang penting saat ujian semua dikerjakan dengan benar.
Raut wajah jaehyun tidak berubah, rasanya jikA Taeyong bicara mungkin saja akan membuatnya terkena omelan. Ia merogoh saku tasnya melihat sesuatu yang bisa menghilangkan wajah cemberut itu. Dari buku fact about Jay yang beredar, Jaehyun sangat suka cokelat isi vanila.
Merobek secarik kertas dan menuliskan kata-kata disana. Taeyong mendorong kertas dan coklat itu ke arah Jaehyun.
Perbuatan teman sekelasnya membuat Jaehyun mengerutkan dahi kebingungan namun membaca tulisan disana tanpa sadar menarik senyuman tipis. Membalikan kertas itu dan menulis sesuatu disana, kekesalannya sedikit membaik setelah membaca pesan singkat itu.
Thanks. The tooth monster doesn't like handsome men, he likes beautiful men. Akan kumakan cokelatnya.
-jay
Wajah Taeyong mengerut dengan bibir mencebik, Jaehyun sebenarnya memujinya atau mengejeknya? Melihat respon ini, Taeyong yakin hanya butuh beberapa jam dan mereka akan akrab. Ini sangat mudah dilakukan.
Otaknya kembali mensugesti agar bertingkah polos dan imut. "Aku tidak cantik, aku tampan." Bisiknya, melotot dengan wajah mengerut seolah siap menggigit Jaehyun jika mengatakan dia cantik.
Setelah di perhatikan Teman sebangkunya memang cantik dan rupawan, garis rahang yang tegas dan wajah seperti bayi. Apa dia wanita yang menyamar? "Seharusnya bayi tidak kuliah." Ucap Jaehyun, setelah mengalami masalah tadi moodnya jatuh hingga tersenyum rasanya sangat sulit.
Tapi sebaris kalimat lucu membuat lengkungan terbentuk di wajahnya. Jaehyun seperti pernah melihat wajah itu tapi entah dimana. Terlalu banyak orang yang dijumpainya hingga sulit mengingat mereka.
Mendelik kesal, suara proyektor dan profesor berhasil menyembunyikan percakapan mereka berdua. Sesuai dengan rencana yang sudah disusunnya, berpura-pura polos dan dekati Jaehyun. "Aku sudah besar bukan bayi lagi." Matanya melotot dengan tangan terangkat bersiap memukul jaehyun jika mengejeknya lagi.
YOU ARE READING
Seducing By Devil | Jaeyong ✔
FanfictionRomance/Slash-fic/Boyslove ❝Taeyong adalah orang yang serakah dan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkannya. Menggunakan topeng terbaik, dia berhasil menutup sisi jahat dan membuat orang-orang tidak mencurigainya. Tujuan Uta...
