Mba Irma mencoba tetap tersenyum dan menyodorkan segelas susu. "Bila tidak nafsu makan 'kan bisa untuk sekadar minum susu." Ruqayyah menghembuskan nafasnya dan terpaksa menerima susu.

 
❤❤❤
 

Jam 06:05 wib Ruqayyah sudah sampai di sekolah. Sebelum ke kelas, Ruqayyah terlebih dahulu pergi ke kamar mandi. Untuk memastikan dirinya terlihat biasa-biasa saja.

Pantulan di cermin menampakkan wajah yang sangat pucat dan kemerahan karena terkalu banyak menangis. Ruqayyah mengoleskan kembali sedikit lip blam agar tidak terlihat pucat.

"Selamat pagi Qay," ucap Nina sahabat terbaik diri nya. "Untuk Qay." Nina menyodorkan sebatang cokelat kesukaan nya.

"Mmm Nina mau berbagi cokelat. Karena, kemarin malam Nina belanja cokelat banyak." Nina tersenyum tulus padanya. "Di terima ya ..."

"Terima kasih."

Nina menganggukkan kepala nya di sertai senyuman manis. "Sama-sama."

"Bilang saja kalau Nina itu memberikan kado ulang tahun," bisik salah satu teman Ruqayyah. Ruqayyah masih bisa mendengar ucapan nya, sedangkan Nina dia juga mendengar tetapi pura-pura tidak tahu. Dia khawatir kalau Ruqayyah menanyakan nya. Karena sebenarnya memang cokelat itu hadiah ulang tahun untuk nya.

"Nina itu terlalu baik dan sangat menjaga perasaan seseorang. Sedangkan Ruqayyah dia tidak pantas mendapatkan teman seperti Nina," sahut Melia. Ruqayyah melirik sekilas untuk melihat siapa yang bergosip ria di pagi hari ini.

"Pagi gosipers. Ada gosip apa?" Anggielie sang ketua gosip di sekolah "SMA NEGERI 1" datang. Dia langsung berkumpul dengan anak buah nya Melia dan Gita.

Melia dan Gita memberikan isyarat untuk melihat Nina dan Kemudian ber O ria. "Si malang itu. Kalian tau gak kenapa dia sensian sekarang?"

"Tidak. Memang nya kenapa?" ucap Melia dan Gita heboh.

"Sstt pelan-pelan Ruqayyah itu suka naik darah sekarang," ucap nya di akhiri dengan tawa yang begitu keras.

Nina semakin khawatir melihat perubahan raut wajahnya. Ruqayyah  mengepalkan tangan. Was-was dengan perkataan Anggielie.

"Anak-anak sekolah belum tahu 'kan kalau-" Anggielie melambatkan perkataannya mencoba membuat penasaran.

"Kalau apa!"

"Kalau ... orang tua Qay itu sudah cerai!" Anggielie mengakhiri perkataannya dengan tawa lepas.

"CERAI?" heboh Melia dan Gita.

DEG!

Ruqayyah sesak mendengarnya dari mana dia tahu. Rahasia besar yang selalu dia sembunyikan. Kini perlahan-lahan semuanya akan tahu.

"Papa ku itu rekan bisnis Ayah nya. Ups ... salah. Lebih tepatnya musuh bisnis Ayah nya. Jadi, info apa sih yang tidak bisa Papa ku dapat untuk menghancurkan segala aspek keluarga nya." Anggielie dan Ruqayyah saling bertatapan. "Terutama yang sangat bersifat pribadi." Anggielie mengakhiri ucapan nya dengan senyuman sinis dan tatapan tajam.

Ruqayyah tidak tahan untuk tetap berada di kelas. Sesak sekali rasanya. Dia memutuskan untuk pergi keluar kelas.

"Anggie!" Nina menghampiri Anggielie setelah Ruqayyah pergi keluar kelas.

"Ada apa pahlawan?"

"Kok kamu jahat sih. Apa pantas masalah pribadi seseorang kamu sebar luas? gak semuanya kamu bisa jadikan topik!"

"Aduh manis namanya juga gosip. Sudah ya kita gak punya waktu nih untuk lama-lama ngobrol sama kamu." Anggielie menatap anak buah nya. "Yuk ke kantin di sana sudah banyak manusia yang mau dengar gosip ini."

Nina mengeluarkan napas nya dengan kasar. Bahkan Nina saja sangat sesak mendengar gaya bahasa Anggielie yang sangat menyebalkan!

 
❤❤❤
 

"Di makan dulu ya, Qay." Nina menyodorkan semangkok bakso. Sejak kembali ke kelas Ruqayyah hanya diam bahkan sampai waktu istirahat.

Nina turut bersedih melihat Ruqayyah. Anggielie sangat jahat bahkan gosip nya sudah tersebar ke sebagian murid.

"Halo sayang ..." Seperti biasa Robby kekasih Nina selalu melingkarkan tangan nya di bahu Nina.

"Pesan makanan dulu sana, nanti kamu gak konsentrasi belajar kalau tidak makan," ucap Nina seraya melepasnya rangkulan Robby.

"Ada Didit dan Nino suruh saja mereka." Robby cengengesan melihat Didit dan Nino memberikan tatapan malas. "Wah Ruqayyah! hampir saja gue lupa, lo ulang tahun kan hari ini. Gila sih nyaru aja lo. Traktiran dong," lanjut Robby.

Nina dan Ruqayyah sama-sama saling tersedak mendengar nya. Semakin tak tahan lagi rasanya Ruqayyah segera minum dan pergi.

"Pelan-pelan makan nya." Robby memberikan minum ke Nina. "Kok pergi tuh bocah!"

"Kamu apa-apaan sih!"

Robby bingung melihat Nina tiba-tiba marah. "Kamu lupa masalah Ruqayyah, kok bisa?" ucap Nina dengan sangat pelan namun pasti. Lalu pergi menyusul Ruqayyah.

Robby memukul kepala nya. Bodoh sekali dia kenapa sampai lupa. Sekarang seisi kantin menjadikan nya sorotan.

"Apa lihat-lihat hah! gue mau cabut. Waktu dan tempat untuk gibah, di persilakan." Robby berlari menyusul Nina. "Sayang tunggu ..."

 
❤❤❤
 

"Qay, maaf ya. Robby, benar-benar lupa." Nina memelas permohonan maaf kepada Ruqayyah. Ruqayyah hanya sibuk mengambil beberapa buku dari loker nya. Tanpa menghiraukan ucapan Nina.

"Qay ..." Nina menahan tangan Ruqayyah yang ingin pergi.

"Yang salah itu Robby kenapa harus kamu yang minta maaf?" Ruqayyah menyingkirkan tangan Nina dan masuk kedalam kelas.

Brak!

"Siapa yang lakuin ini semua!" Teriak Ruqayyah dari dalam kelas. Membuat Nina segera masuk ke dalam kelas.

Nina sangat kaget melihat nya. Ruqayyah membanting meja karena sangat emosi dan di sekelilingnya penuh--

 
TBC 🔜




 

Halo semuanya ... Bagaimana bagian dua cerita ku? Aku memang belum mahir menulis. Jadi ... bantu aku ya, kasih kritik dan saran agar aku bisa mengembangkan tulisanku ini. Eits, jangan lupa vote dan komentar nya juga ya ...

Aku berharap kalian suka, Aamiin...

Instagram: @nrl.kamalia_

Terimakasih cahaya ( On Going)Where stories live. Discover now