"Bilang sama Kirana sekarang, kalau Kirana udah gila," rambutnya sudah berantakan berkat kepalanya yang tidak bisa diam.

"Ada apa si? Mama engga ngerti," Tanya mama bingung. Kirana membenamkan kepalanya lagi ke bantal.

"Ahhh..," teriaknya lagi.

"Kamu kenapa? Ada masalah? Kamu dikerjain atau gimana?" Tanya mama penasaran. Kirana duduk menghadap mama.

"Tadi," wanita itu menelan ludah. "Kirana," wanita itu menggantungkan bicaranya. "Nembak ketua OSIS," Mama kaget. Hening. Lalu. Tertawa. Kirana mencibirkan bibirnya sedih.

"Terus diterima? Udah pasti ditolak mentah-mentah kan?"

"Ih, Mama," Kirana merengek. Mama tertawa lagi.

"Lagian kamu ada-ada aja segala nembak ketua OSIS," Kirana malu, sangat, ia memeluk mamanya, tangan wanita paruh baya itu menepuk punggung anaknya yang pasti sangat amat tidak percaya melakukan itu, "Pasti disurug kakak kelas ya?" Kirana mengangguk memelas. "Dimana kamu nembaknya?" Tanya mama lagi.

"Di depan aula, pas dia sambutan penutupan MOS," Mama speechless. Tidak menyangka anaknya akan seberani ini.

"Beneran?" Tanya mama melotot. Kirana mengangguk.

"Berani banget kamu," Kirana mendekap kepalanya lagi ke kasur.

"Gimana dong mah, Kirana malu setengah mati," Mama tertawa melihat tingkah lucu Kirana.

"Iya, kamu memang gila," kata mama.

"Mama," Kirana memasang wajah tidak senang.

"Tadi kan kamu yang nyuruh mama untuk bilang kalo kamu gila, ya mama akuin kamu memang gila," Mama termehek, membayangkan kejadian itu memang benar-benar menimpah Kirana.

---

Kirana memegang sendok dan garpu tidak semangat.

"Kenapa si ko makannya engga semangat?" Tanya papa. Kirana menghela napas panjang dan menyuap nasi goreng buatan mama.

"Itu pah, kemarin Kirana dikerjain sama kakak kelasnya," goda mama.

"Dikerjain apaan?" Sambung Gilang penasaran.

"Disuruh nembak ketua OSIS," kata mama lagi. Ya sudahlah Kirana sudah tidak peduli, meskipun ia menyuruh mama nya untuk menutup mulut, pasti tidak akan dilakukan, pasti bocor.

"Pphhtt," Gilang menahan tawa. Kirana menatap sinis.

"Mau aja dah lu," Wanita itu mencibirkan bibir. "Gua baru inget, lu kan bodoh, jadi mau aja dibodoh-bodohin,"

"Ih, kakak," Mood nya hari ini benar-benar tidak bagus.

Kirana meletakan sendok garpu.

"Mah, pah, Kirana berangkat, Ayo cepetan," Kirana menyalimi kedua orang tua lalu pergi berlalu.

"Kakak kamu belum selesai makan," teriak mama.

"Kirana tunggu depan," sahut Kirana dari kejauhan.

"Ambilin susu buat adik kamu nanti,"

Gilang mengangguk sembari tertawa kecil melihat tingkah Kirana

---

Kirana menghela napas.

"Pasti langsung viral ni satu sekolah," ledek ka Gilang. Kirana memukul bahu orang itu.

"Apaan si," Lelaki itu sangat senang membuat Kirana tidak merajuk.

"Ni, jangan sampe engga diminum," Gilang memberikan susu titipan mama. Kirana mengambil dengan kasar.

"Udah sana pergi," Kirana meninggalkan Gilang.

Kirana sangat malu untuk bertatapan dengan warga sekolah.

Semoga orang-orang seketika amnesia, dan menganggap kejadian memalukan kemarin tidak ada. - Kirana

Langkah demi langkah ia lewati. Sekarang jam 06.10 WIB. Masih terbilang pagi dan tidak terlalu banyak orang. Kirana memasuki kelas X MIA 2. Disana hanya sepuluh orang yang baru datang. Ia mengambil tempat duduk di barisan ke empat di pojok, seperti tempat orientasi kemarin. Ia sudah janjian dengan Dela untuk menjadikanya chairmate.

Lirik depan. Lirik kiri. Lirik Kanan. Aman.

Huft

Ia mengeluarkan handphone. Menyetel mode silent.

"Kirana," panggil Dela. Wanita itu menoleh.

"Sini,sini," Kirana mengajak Dela untuk datang.

"Pagi banget lu dateng nya," kata Dela. Kirana tersenyum kecil. "Takut ketemu sama ka Adrian ya?" goda Dela menunjuk Kirana penasaran. Kirana mendorong pelan pundak Dela.

"Engga, ngapain takut," Kirana mengalihkan matanya gugup, Dela tertawa. "Kita duduk disini engga papa ya?" Tanya Kirana mengalihkan.

"Iya, gua juga males kalo duduk di depan," sahut Dela. "Kalo di belakang kan bisa sambil makan dan dengerin lagu," kata Dela tersenyum licik.

"Bener banget," Kirana setuju.

"Eh, kantin yuk, gua mau jajan ni," kata Dela.

"Emang tadi lu engga sarapan?" Tanya Kirana.

"Sarapan, cuman gua mau beli minum sama jajanan buat persiapan nanti," Tangannya seolah menyuap seseuatu ke mulut. Dela berdiri, mengambil tangan Kirana. "Ayo, temenin gua,"

"Iya iya," Mereka ke kantin.

---

"Mas, jadi berapa?" Tanya Dela ke penjaga warung. Kirana mengamati sisi kiri. Ada beberapa orang yang melihatnya sambil berbisik. Mengamati sisi kanan. Ada yang terang-terangan menatap. Wanita itu menghela napas panjang dan memejamkan mata. Ternyata kejadian kemarin membuatnya menjadi bahan ghibah.

"Udah belom jajannya? Lama banget,"

"Bentar, ini lagi nunggu kembalian," kata Dela.

Fix.

Ia sudah menjadi cewe viral di SMA Samudra. Berkat Adrian. Ketua OSIS yang ditembaknya. Dalam hati ia sangat mengutuk Eza yang mendorong wanita itu melakukan hal sangat gila.

---

KIRANA (COMPLETED)Kde žijí příběhy. Začni objevovat