Bagian 1

5.9K 374 53
                                    

Dipagi yang cerah itu, nampak seorang remaja lelaki berumur 13 tahun sedang membersihkan sebuah mansion dengan sangat cekatan dan rapih.

Dia adalah Asial Viandra, kerap disapa Sia, anak bungsu keluarga Viandra. Asal kalian ketahui, keluarga Viandra adalah keluarga yang termasuk dalam 10 besar keluarga terkaya seEropa. Tapi mengapa anak dari keluarga terkaya itu diperlakukan layaknya pembantu dirumah adik sang bunda?

Bukan hanya itu, dilihat dari penampilanya saja, kita tidak akan bisa mengetahui jika Sia adalah anak dari orang kaya. Bagaimana tidak, Sia terlihat sangat kurus seperti tak memiliki daging, kaos lusuh yang ia pakai terlihat sudah berlubang dibeberapa sisi, dan beberapa luka memar yang berada diwajahnya.

"Heh, anak pembawa sial" panggil sang nyonya besar keluarga Wijaya. Yap, itu Sarah adik kandung Laras, ibu Sia.

Sia yang merasa dipanggil langsung berjalan menghampiri Sarah dengan terus menunduk.

"Kenapa tante? " tanya Sia takut. Bukan tanpa sebab, Sarah adalah tipikal wanita yang suka meledak-ledak. Ia kerap kali memukuli Sia tanpa sebab, dan luka memar yang berada diwajah Sia juga luka akibat pukulan Sarah.

"Tante tante, jijik saya dengernya tau nggak. Cepetan kamu bikinan saya teh sama cemilan juga. Gapake lama" suruh Sarah tanpa ada nada lembut kepada Sia.

Sia hanya mengangguk patuh kemudian segera berjalan menjauh menuju dapur.

"Bi, bisa tolong buatin teh nggak? Buat tante sarah" pinta Sia pada salah satu maid yang saat itu sedang beberes di dapur.

Sang maid yang ditanya hanya diam tak menjawab. Ia seolah tuli dengan permintaan Sia. Dan itu adalah hal yang wajar untuk Sia. Ia masih beruntung karena maid itu hanya diam, tidak seperti maid lain yang akan langsung membentaknya bahkan ada juga yang memukulinya.

Sia yang sudah paham jika sang maid tak mau membantunya, langsung berinisiatif membuat teh sendiri.

"Au au panas" Sia mengaduh sambil mengibas-ngibaskan tanganya yang tak sengaja terkena air panas. Yah, Sia itu anaknya suka ceroboh, dan itu adalah kekuranganya.

Maid yang sedari tadi berada disitu hanya diam melihat pergerakan yang Sia lakukan, dia sudah mengetahui hal itu akan terjadi, mengingat kelakuan Sia yang kerap kali ceroboh. Bahkan Sia juga sering kali berhalusinasi.

Setelah selesai membuatkan teh, Sia langsung menaruhnya diatas nampan tak lupa dengan cemilan yang tadi sudah Sarah pesan. Sia kemudian membawa nampan itu keruang keluarga. Disana sudah ada Sarah yang sedang duduk disofa sambil menonton televisi.

"Ini tante, tehnya" ucap Sia sambil menaruh nampan berisi teh dan cemilan tadi keatas meja.

Plakk

Satu tamparan mulus mendarat dipipi kanan Sia. Sia sontak langsung mengusap pipinya yang mungkin sudah memerah.

"Sudah saya katakan berulang kali, jangan panggil saya tante. Lama sekali kamu membuatkan teh untuk saya, ngapain aja kamu? " hardik Sarah berapi-api membuat Sia merinding takut.

"Ma-maaf, tadi Sia ketumpahan air panas" bela Sia menunduk.

"Pergi kamu" ucap Sarah. Untunglah Sarah tak lama memarahi Sia. Sia langsung pamit pergi dan kembali pada aktivitasnya yaitu membereskan mansion itu sampai rapih.

🌾🌾🌾

Malam harinya, disebuah kamar pembantu nampak seorang remaja yang sedang meringkuk sambil terus mencengkram kepalanya. Ya siapa lagi kalau bukan Sia.

Itu sudah hal biasa bagi sia setelah kejadian beberapa tahun lalu yang menimpa dirinya. Kejadian dimana dia harus tertembak tepat diabagian kepalanya dan itu sempat membuatnya koma selama 6 bulan.

Belum lagi, dokter mengatakan jika peluru itu masih bersarang dikepala Sia, karena posisinya yang sangat dalam dan itu akan sangat beresiko jika harus melakukan operasi.

Sejak saat itu, sia selalu merasakan sakit dibagian kepalanya. Tak hanya itu, sikap ceroboh dan kerap kali berhalusinasi yang ia miliki, juga diakibatkan oleh peluru yang masih bersarang dikepalanya.


TBC

BAGAIMANA DENGAN AWALANYA? SUKA ATAU TIDAK?

MAU LANJUT ATAU NGGAK?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENYA GUYS

SALAM SAYANG DARI AKU, MANUSIA BIASA

MaybeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon