dua belas

161 25 0
                                    

Pernahkah kamu memiliki teman sekolah yang sempurna luar dalam? Pintar dalam hal akademik, memiliki soft skill yang mumpuni, punya teman yang banyak dan bonus, fisik yang bagus.

Itulah yang ada pikiran Januar ketika membayangkan sosok Kirino.

Anak kelas sebelah itu hampir memiliki segalanya, termasuk hati Raya. Januar mendengus sambil tertawa pelan. Geli juga.

Tapi jujur saja, Kirino memang sosok yang cukup membuatnya iri. Januar masih sering berpikir lama jika ingin berbicara, sementara Kirino, seringkali ia berucap apa yang ada di pikirannya. Ia jarang memendamnya.

Kirino dan Januar memang memiliki circle pertemanan yang bisa dibilang kecil, tapi Kirino, ia jauh lebih banyak memiliki teman karena ia selalu bisa menempatkan diri.

Bukan berarti Januar tidak bisa, hanya saja, ia selalu merasa Kirino jauh di atasnya. Memang begitu kan, kita selalu melihat orang lain lebih hebat daripada kita sendiri, meskipun kita tidak pernah tahu kebenaran di baliknya.

Ketika akhirnya Januar bertemu lagi dengan Kirino di bangku kuliah, ia senang. Mereka pernah dekat karena sama-sama mengikuti ekstrakurikuler dance, meskipun akhirnya Januar mengundurkan diri lebih dulu.

"Gue kira lo kuliah di luar kota?" Kirino bertanya waktu itu. Mereka berdua tak sengaja bertemu dan jadi memutuskan untuk makan siang bersama. Sambil menunggu pesanan datang, mereka mengobrol satu-dua hal tentang masa SMA.

"Gue gap year,"

"Oalah, pantesan," Kirino mengangguk, kemudian obrolan terus berlanjut, sampai pesanan datang, makanan yang mulai habis perlahan-lahan, gelas minuman yang mulai bertambah, hingga sampai pada satu titik Januar bertanya soal Raya.

Dahi Kirino berkerut, berusaha mangais informasi di otaknya mengenai Raya dan SMA. Otaknya masih berpikir keras, sampai akhirnya ia membulatkan mulut saat mendengar suara Januar.

"Sepupu Kevin, dulu pernah wawancara lo kalau nggak salah?"

"Iya, baru inget," Kirino mengangguk cepat. "Kenapa sama dia?"

"Lo kenal dia nggak?"

"Cuma tau aja,"

Jawaban lugas dan cepat yang diterima Januar mau tak mau membuatnya menahan senyum. "Lo pernah nyadar nggak kalau selama SMA dia suka lo?"

"Hah?"

Kirino mengerjapkan mata. Ia memandang Januar meminta penjelasan lebih lanjut, tetapi orang di hadapannya ini malah tertawa pelan.

"Coba lo baca blog dia,"

Kirino masih mecoba memahami informasi yang masuk, masih mencoba memahami suara Januar ketika menyebutkan alamat blog milik Raya, masih mencoba menyadarkan dirinya saat Januar berbicara, "Coba deh lo baca aja, dia banyak nulis soal lo. Dia nggak eksplisit nyebut nama lo, tapi, dia sering nulis clue? Easter egg? Pokoknya dia sering nulis dan ada tandanya kalau itu buat lo. Lo bakal paham kalau lo baca sendiri."

Waktu itu Januar memberi tahu informasi itu dengan harapan Kirino segera tahu akan perasaan Raya. Tapi ia tidak pernah menduganya kalau itu semakin membuat Raya sakit hati.

Waktu itu Kirino menerima informasi itu dengan perasaan yang campur aduk. Ia tidak tahu harus merespons apa selain mengangguk. Pada akhirnya ia jadi membaca semua tulisan di blog Raya, tapi ia tidak pernah menduganya kalau ada sedikit perasaan menyesal dalam dirinya. Kirino juga tidak pernah menduga kalau membaca tulisan seseorang bisa membuatnya merasa terbebani, entah karena apa.

---

A/N:

Haloooo hehe masih adakah yang ikutin cerita ini? Maaf ya kalau ada yang nunggu, soalnya aku kalau nulis ini harus inhale exhale gitu karena... Nulisnya capek batin... :') hahahaha ya salah sendiri dong ya ngapain nulis ini, tapi ya gapapa bismillah aja :')

Kayaknya aku bilang cerita ini bakalan pendek partnya, tapi sampai sekarang belum kelar huhuhu doain aja ya semoga cepat selesai

Anyway, jangan lupa untuk selalu cuci tangan dan pakai masker kalau keluar yaaa! Stay safe semua, biar kita bisa terus ketemu 💖

Lost and FoundWhere stories live. Discover now