tiga

258 54 9
                                    

Sebagai mahasiswa baru dan anak perantauan, Raya cuma pasrah ketika Kevin dan Januar mengajaknya makan siang bersama. Sebagai teman yang baik, Raya ikut mengajak Anna, teman baru Raya yang satu program studi dengannya.

Anna sedang main ke indekos Raya, meskipun Anna bukanlah anak perantauan. Kata Anna, "Sebelum kita beneran sibuk karena udah jadi mahasiswa, aku mau main ke kosmu, Ya. Pulangnya aku dijemput Aji, kok."

Aji yang disebut Anna adalah adik Anna, meskipun Raya belum tahu wujud Aji seperti apa. Raya hanya tahu dari cerita Anna kalau adiknya itu merupakan adik yang baik.

Sementara Januar, tiba-tiba saja ia datang bersama Kevin. Ditambah nada bicara yang seolah-olah memerintah Raya di telepon, "Gue di depan kos lo bareng Kevin. Lo belum makan, kan? Ayo kita makan."

Raya pasti sudah berteriak pada Januar kalau saja anak itu belum mematikan sambungan telepon. "Sialan." desis Raya.

"Kenapa?"

Raya menoleh pada Anna seraya berdecak sebal. "Siap-siap yuk, kita makan bareng."

"Di mana?"

Raya terdiam sebentar, baru menyadari kalau ia tidak tahu informasi apa-apa soal makan malam ini. "Enggak tau," sahut Raya. "Lo santai aja, gue nggak akan nyulik lo."

Anna memicingkan mata. Tubuhnya bergerak ragu-ragu, meskipun akhirnya ia mengikuti Raya keluar indekos.

"Akhirnya lo keluar—ah, halo!"

Raya memutar bola mata ketika mendengar suara Kevin yang mendadak berubah. Anna sendiri cuma tersenyum canggung dan menatap Raya dengan tanda tanya.

"Ah, iya," Raya memulai, "Kalian semua kenalin, ini Anna, teman satu prodi."

Setelah Kevin dan Januar bergantian bersalaman dengan Anna, ganti Raya memperkenalkan Kevin dan Januar pada Anna. "Na, ini Kevin kakak sepupu gue, kalau ini Januar temannya Kevin dan kakak kelas SMA gue."

Anna mengangguk-angguk paham. "Oh, jadi mereka yang sering diomongin kamu itu?"

Raya melotot, sementara Kevim tersenyum-senyum sendiri. Januar juga ikut tersenyum.

"Ketauan nih lo sering ngomongin gue." goda Kevin.

Raya melotot lagi. "Enggak, ya."

"Lah, buktinya lo—"

"Kita nggak jadi makan?"

Kevin dan Raya langsung menghentikan aktivitas saling ejek. Raya menoleh pada Januar yang sedang memandangnya, dengan senyum manis di wajahnya. Raya ikut tersenyum. "Oh iya, kalian ngajak makan di mana, sih?"

"Lo maunya di mana?" tanya Januar.

Raya memicingkan mata. "Ya mana gue tau, Kak Janu," ujar Raya gemas. Kak Janu adalah panggilan khusus dari Raya tiap kali Raya kesal atau gemas dengan Januar. Raya memanggilnya begitu karena degem alias dedek-dedek gemes Januar sangat banyak sejak SD.

Iya, Januar bukan hanya kakak kelas SMA Raya, tapi juga kakak kelasnya di SD dan SMA. Selain itu, Januar juga tetangganya. Makanya, Januar dan Raya seolah-olah menghilangkan jarak satu tahun dan menganggapnya sebagai teman sebaya. Raya tidak tahu harus berkata apa saat tahu Januar lagi-lagi bertemu dengannya di universitas. Iya, Januar kembali mengulang SBMPTN saat itu. Harusnya ia satu angkatan bersama Kevin, tapi pada akhirnya ia malah satu angkatan dengan Raya.

"Lo mati kek, gue bosen ketemu lo terus." kata Januar saat pengumuman SBMPTN.

"Halah, pasti lo seneng karena bisa ketemu gue terus. Iya, kan?"

"Ayam geprek mau?" Ajakan Kevin berhasil mengembalikan Raya kembali ke dunia saat ini. Raya ikut mengangguk saat mendengar seruan setuju dari Anna dan Januar. Raya yang mengikuti Kevin langsung berhenti saat Kevin menahannya.

"Kok lo sama gue, biasanya sama dia?"

"Ada Anna," sahut Raya.

"Terus?"

"Gue lebih ikhlas Janu sama Anna daripada sama lo."

Kevin tertawa. Kepalanya mengangguk-angguk seraya memakai helm. Sebenarnya Kevin gemas dengan Januar dan Raya. Entah mereka pura-pura tidak menyadarinya atau memang tidak menyadari. Tapi yang jelas, di antara mereka ada yang tidak beres.

"Lo sama Janu sebenernya gimana, sih?" tanya Kevin ketika motor sudah melaju.

"Hah?"

Kevin berdecak. "Lo nggak usah pura-pura budek, jalan ini nggak bising."

"Temen."

"Yakin?"

Kevin tidak mendengar jawaban apa-apa dari Raya selain helaan napasnya yang terdengar. 

"Kalau Janu punya pacar, lo gimana?"

"Ya nggak apa-apa, dong," Raya tertawa pelan. "Gue bosen liat dia jomblo terus."

Kevin tersenyum diam-diam. Kevin paham bahwa dirinya tidak punya hak untuk mencampuri urusan cinta Raya dan Januar, meskipun Raya sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri.

Lost and FoundWhere stories live. Discover now