Bab 1

199 21 0
                                    


Selamat datang di lapak calon kupu-kupu ini. Cerita ini hanya cerita pernikahan sederhana yang menyangkut banyak orang. Tak ada bumbu-bumbu ++ di sini, jika ingin mencari yang itu, maaf salah lapak☺️ Jangan lupa tambahkan ke pustaka sebelum membaca ya🥰 semoga suka.

  Hujan sudah mereda setelah sekitar satu jam lamanya membasahi bumi yang kering. Kata pepatah memang benar,
hujan sehari bisa melebur panas setahun.

Ini adalah hujan pertama setelah musim panas yang berkepanjangan melanda tanah air Indonesia. Beberapa kendaraan kembali berlalu lalang di jalan raya tapi tidak semacet biasanya.

     Seorang pria dengan jas putih yang melekat di tubuhnya menyetir mobilnya dengan laju rendah sembari menikmati suasana alam yang damai setelah sang ilahi memberikan kesegaran pada dunia dengan rintikan hujan. Saat menoleh ke sebelah kanannya, pria itu harus di kejutkan dengan ambulance yang melaju kencang. Tanpa pikir panjang dia langsung tancap gas mengejar ambulance itu. Satu hal yang ada di pikiran nya adalah menyelamatkan nyawa siapapun yang ada di dalam sana karena di bagian belakang ambulance bertuliskan nama sebuah rumah sakit yang sangat dikenalnya

'Julians Medika Hospital'.

Ambulance berhenti tepat di sana, disusul dengan mobil Avanza hitam itu. Suster dan perawat menyambut kedatangan mereka dengan membawa kereta dorong khas rumah sakit. Pria tadi kaget melihat seseorang yang keluar dari badan ambulance dengan mata sembab dan memanggil nama seseorang yang sangat di kenalnya.

"Kamu harus kuat, Nak," rintihnya dan mengikuti petugas yang mendorong anaknya ke ruang gawat darurat.

Langit langsung berlari menyusul agar dia bisa menangani pasien tersebut.

"Dok, kondisi pasien sangat kritis, dia pasien lama yang mengidap gagal ginjal," lapor seorang suster padanya.

"Siapkan alat-alat!" perintah sang dokter dan langsung masuk ke ruangan pasien itu.

Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah wajah pucat seorang gadis yang terbaring disana.

Suster membantu sang dokter yang diketahui bernama Langit, untuk memasang selang infus dan menusukkan jarum pada  tangan gadis itu.

Langit mengambil alat tensinya untuk mengecek tensi darah gadis itu, jika darahnya terlalu rendah maka akan dia campurkan penambah darah pada botol infus. Langit mendekati gadis yang masih merintih kesakitan dan lemah dengan  wajah pucatnya. Tangannya mengarah menyentuh gadis itu namun entah kekuatan dari mana gadis yang menjadi pasien itu menarik tangannya menjauh dari langit. Langit manatapnya penuh tanda tanya.

"Maaf...ti-tidak adakah Dokter perempuan di rumah sakit ini... saya..saya ingin di tangani oleh Dokter perempuan," lirihnya pelan tapi pasti membuat Langit menatap nya tak percaya.

Langit memberi kode pada suster untuk memanggil salah satu dari mereka yang gadis ini inginkan.

"Maaf Dok, semua Dokter perempuan sedang penuh dan yang tak menangani siapapun hanya Dokter saja," ujar suster itu setelah kembali.

Langit menatap gadis itu dengan perasaan cemas karena dia terus merintih kesakitan.

"Tolong biarkan saya menangani Anda. Dokter perempuan disini  sedang penuh di pasien lainnya," pinta nya dengan lembut bahkan sangat lembut membuat suster disampingnya keheranan karena ini seperti bukan Langit.

  Gadis itu menggeleng perlahan dengan sisa tenaganya.

"Tolong...pang..gilkan ibu saya.." rintihnya dan langsung di kabulkan Langit.

Wanita paruh baya itu menangis memeluk anak gadisnya sementara Langit dan suster diam menyaksikan mereka.

"Dia tidak mau di periksa oleh saya, Bu. Kami sudah berusaha mencarikan dokter perempuan. Namun, semua dokter sedang sibuk dan beberapa sedang izin." tuturnya panjang lebar.

Bluesky ✔️ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now