• A c h t •

1K 174 42
                                        

Sejak kemarin malam, Rosé langsung memasuki kamar tanpa berniat untuk keluar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak kemarin malam, Rosé langsung memasuki kamar tanpa berniat untuk keluar. Kamarnya hening, hanya terdengar suara isakan kecil darinya. Ternyata, selama ini dia hanyalah orang asing yang dianggap seperti keluarga sendiri. Ia merasa bersalah. Orang tuanya adalah penyebab Nyonya Kim menjadi seorang single parent dan membuat Jennie serta Mashiho kehilangan sosok ayah sejak kecil.

"Ayah, ibu.. bagaimana kabar kalian? Apa kalian baik-baik saja? Aku ingin bertemu kalian," gumam nya lirih seraya menatap sendu foto kecil nya.

Ia sangat ingin bertemu dengan orang tua kandungnya. Tapi sekarang, bahkan ia tidak tahu bagaimana kabar mereka, apakah mereka masih hidup ataukah... Ah semoga saja mereka baik-baik saja. Semoga.

Ada hal yang ingin ia tanyakan tentunya. Mengenai alasan orang tua kandungnya membunuh Tuan Kim yang merupakan ayah Jennie dan Mashiho.

Tok tok tok!

"Rosé? Rosé buka pintu nya, sayang!"

Rosé sontak menghapus bekas air mata di pipinya dan berjalan ke pintu. Di depan pintu kamar ia berhenti sejenak, sekedar menarik napas lalu membuangnya perlahan. Setelah merasa sedikit tenang, ia membukakan pintu untuk Nyonya Kim.

"Ada apa, bu?"

Nyonya Kim tersenyum teduh, lalu membawa Rosé kembali masuk ke dalam kamar dan mengajaknya duduk di pinggir kasur. Nyonya Kim mengusap lembut surai panjang Rosé dengan penuh sayang.

"Jangan terus bersedih, kau tetap putriku. Tak akan ada yang bisa mengubah itu," ucap Nyonya Kim.

Rosé tak membalas. Ia tak berani menatap mata Nyonya Kim karena rasa bersalah yang kini menyelimuti dirinya. Nyonya Kim mengerti apa yang dirasakan oleh Rosé, ia tidak ingin Rosé menanggung beban dari kesalahan orang tua kandungnya.

"Ibu, tolong maafkan orang tua ku. Aku malu bu, mereka telah membuat ibu kehilangan pendamping tapi ibu malah sangat menyayangi ku bahkan sudi merawatku dari kecil. Benar kata Kak Jennie, aku memang tidak pantas mendapat kasih sayang ibu setelah apa yang orang tua ku lakukan," lirih nya meminta maaf.

Nyonya Kim menggelengkan kepalanya pelan, ia meraih dagu Rosé dan mengarahkannya untuk menatap mata nya.

"Rosie, kau tidak salah. Orang tua mu punya alasan melakukan itu, dan Jennie belum mengetahui semuanya. Kau pantas mendapat kasih sayang, jadi jangan menyalahkan diri mu lagi ya?" tutur Nyonya Kim seraya menggenggam lembut tangan halus Rosé.

"Tapi ibu, aku—"

"Sssttt.." Nyonya Kim segera membungkam mulut Rosé dengan pelukan hangat nya.

Rosé semakin dibuat bersalah dengan semua perlakuan hangat dari Nyonya Kim. Ia merasa seperti seseorang yang tidak tahu diri di rumah ini. Ia menumpang, bahkan ia mendapatkan fasilitas yang sangat baik dan lengkap. Padahal orang tuanya sudah membunuh Tuan Kim. Nyonya Kim sungguh baik.

Redeem Mistake ✓Where stories live. Discover now