1. are you 'currently' in love with someone?

9.6K 877 90
                                    

hiraeth

(n.) word for homesickness or nostalgia, an earnest longing or desire, or a sense of regret.

*****

Musim gugur adalah musim yang paling disukai Jean kedua setelah musim dingin. Sebenarnya, dia menyukai semua musim karena membawa kelebihan sendiri-sendiri. Dia berjalan di sepanjang trotoar dengan menggumamkan lagu kesukaannya.

"Hei, kau terlihat begitu senang." Laki-laki itu tersenyum menghampirinya.

Jean tertawa kecil. "Tidak, biasa saja."

"Oke, jadi mau kemana kita?"

Gadis itu menoleh dengan heran. "Kau yang mengajakku." Dia protes sambil memutar bola mata. "Aku senang sekali kau sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat detail." Katanya sarkas.

Draco tertawa kecil. Tidak berubah, pikirnya.

"Ini pertemuan pertama setelah tiga bulan sejak kau menghampiriku kala itu." Ujar Draco. "Bagaimana dengan Menara Astronomi?" dia kemudian menggumam.

"Apa?" tanya Jean cepat.

"Tidak." Draco mengendikkan bahunya. Dia memperhatikan Jean yang berjalan disebelahnya, menendang pelan daun-daun oranye yang berguguran. Perempuan itu terlihat lebih aktif dan ceria dibanding yang terakhir Draco ingat. Kalau Draco boleh jujur, dia tetap suka Jean versi manapun.

Draco jadi bertanya-tanya di kepalanya, Jean begitu terbuka dengannya—yang bisa dibilang seperti orang baru dalam kehidupan gadis itu. Kenapa? Seingatnya, diantara keempat temannya di Hogwarts, Jean adalah yang paling pendiam. Hmm, tidak juga. Jean bisa rusuh jika dia mau.

"Jo—Jean.." Draco menggigit bibirnya, sial, hampir saja keceplosan.

Jean menoleh. Rambut cokelatnya berkibar terkena angin musim gugur. Dia menaikkan alisnya, menunggu Draco berbicara. Tapi yang ditunggu malah terpesona, untuk yang kesekian kalinya, melihat wajah itu.

"Aku.." yang telah menghapus ingatanmu. Draco menggeleng, "Aku berpikir bagaimana kalau kita pergi ke Galaxy Walk?" buru-buru dia menjernihkan pikirannya. Galaxy Walk merupakan sebuah kafe yang baru dibuka beberapa waktu lalu, namun sudah cukup ramai dan terkenal karena harganya murah dan tempatnya yang nyaman.

Jean tertawa. "Galaxy Walk? Okay.."

"Kenapa kau tertawa?"

"Kau berpikir selama itu dan yang keluar dari mulutmu adalah Galaxy Walk? Maksudku, aku baik-baik saja dengan ide itu, hanya saja, kau bodoh sekali." Perempuan itu masih tertawa dan menggelengkan kepalanya.

Dulu sekali, Draco jelas akan marah-marah jika Jean berani mengatakan dia bodoh. Padahal gadis ini yang tidak mau berpikir dan bersusah payah dalam mendapatkan nilai di Kelas Ramuan. Draco menarik napas mengingat kenangan itu.

Kenangan yang hanya dia yang ingat.

Tapi ini sudah keputusannya. Entah ini keputusan yang baik atau buruk, Draco masih belum mendapat akibatnya. Terkadang hatinya diliputi perasaan bersalah yang begitu besar, namun merasakan hidup Jean yang kelihatannya jauh lebih mudah tanpa dia harus mengetahui tentang dunia sihir, membuat Draco memiki keyakinan ini adalah keputusan yang baik.

Setidaknya sejauh ini.

"Hei, kau baik-baik saja?" tanya Jean setelah mereka memesan. Draco menoleh kearahnya. Dia kemudian mengangguk.

Bertemu dengan Jean pertama kalinya setelah pertemuan i-remember-your-eyes membuatnya bingung harus berbuat apa. Draco tidak bisa tidur berhari-hari memikirkan hal itu. Mereka dulu begitu dekat, sering menghabiskan waktu berdua di Menara Astronomi, bahkan hingga Draco yang rela membunuh demi gadis itu.

Ya Tuhan, tidak pernah Draco sangka perempuan di depannya ini sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan apapun yang akan dia buat.

"Ceritakan padaku tentang kecelakaanmu." Kata Draco kemudian.

Jean mengendikkan bahunya. "Tidak ingat."

Baiklah, ini pertanda buruk. Draco berpikir. Jean bukan gadis bodoh yang tidak menyadari suatu saat bahwa dia sebenarnya tidak pernah mengalami kecelakaan. Atau mungkin dia sudah sadar tapi diam saja.

"Kenapa kita tidak membicarakan tentang apa yang ada di pikiranmu saja?" tanya Jean, kemudian dia tersenyum kepada pelayan yang mengantar pesanannya dan pesanan Draco. "Terimakasih."

"Seperti apa?" tanya Draco.

"Mana kutahu."

"Aku hanya sedang memikirkan seorang gadis." Jawab Draco tanpa malu.

Jean melotot hebat. "Benarkah?!" tanyanya heboh. "Hei, apa maksudmu? Kau sedang bersamaku tapi memikirkan gadis lain?!" dia kemudian mengomel ketika sadar.

Draco menatap Jean dengan tertawa kecil. "Aku tidak bilang itu adalah gadis lain, kan?"

Jean tertawa ringan. Dia merasa tersanjung, tapi tak ada perasaan lebih. Dia menyukai pria di depannya, sebagai teman. Jean juga tidak bodoh kalau Draco Malfoy ini sepertinya sedang mencoba menarik perhatiannya.

Lagipula, mana bisa dia menyukai pria yang baru bertemu dengannya dua kali? Well, kalaupun mereka sering bertemu sebelumnya, itu tidak dihitung karena Jean tidak mengingatnya. Terdengar jahat, tapi mau bagaimana lagi?

"Kau pernah mencintai seseorang?" Draco bertanya tiba-tiba.

Dia kemudian berpikir. Pernahkah? Dia ingat pernah mencintai seseorang begitu dalam namun tak pernah ingat orang itu siapa. Dia juga tak ingat bagaimana akhir kisahnya bersama lelaki itu. Tapi, setiap Jean berusaha mengingat, dia merasa sakit hati entah apa sebabnya.

"Kurasa pernah, tapi aku tidak ingat."

"Bagaimana dengan sekarang? apakah kau sedang mencintai seseorang?" tanya Draco lagi.

"Ada orang yang sedang kuperhatikan." Jean tersenyum. Tiba-tiba pipinya memerah mengingatnya. "Tapi aku tidak akan memberitahumu!"

Draco tertawa. Begini rasanya dicintai.

*****

asikk sequelll🤩🤩

jadi disini aku akan membuat draco begitu bucinnn lebih dari yang di obliviate :) terus dia tuh pede banget ga sih, padahal baru di awal chapter hihh heran sama org ganteng ini🙂

yuk komen dan vote, siapa kemaren yang marah-marah minta sequel heh sini kamuu😠

HIRAETH - Draco MalfoyWhere stories live. Discover now