Cerita Baru.

Mulai dari awal
                                    


Benar saja, Jeje mengatakan seperti yang El perkirakan. El kembali mendengar celotehan Jeje yang menurutnya sangatlah lucu.


"Kenapa baju gue sedikit banget sih. Gue harus pakai baju yang mana nih. Yang ini---" Suara Jeje hilang. "Ah yang ini biasa aja."


"Kalau yang ini?" Kembali hening. "Ah enggak pas banget. Keliatan tua banget gue. Nanti disangkanya gue tantenya El, bukan ceweknya."


El menahan tawanya mendengar Jeje mengatakan bahwa ia masih menjadi pacar El. Memasuki apartement El mencari tempat kosong untuk bertemu Jeje yang akan menemuinya. El berniat akan ke kamar apartemen Jeje saja. kalau diluar sangat tidak memungkinkan. Waktu juga sudah larut malam. Lebih baik di kamar Jeje saja. El yakin mereka akan menghabiskan waktu yang sangat panjang, mungkin sampai pagi.


"Eh kok gue ngomong gue ceweknya sih? Kan gue sendiri yang minta pisah. Enggak tau malu banget lo, Je. Mungkin aja El udah punya pacar, cewek yang tadi pastinya sih. Secara tadi mereka makan berpasangan semua."


"Ah ini aja nih. Lagian udah malem juga ngapain harus pake baju bagus-bagus, capek nyucinya ha ha ha. Emangnya El mau ajak gue kemana deh?"


"Udahlah gue keluar aja. Mungkin El udah sampe kan kasihan cowok gue nunggu kelamaann ha ha ha."


"Loveyou, El Tanaka."


Tak ada lagi suara Jeje. Hanya ada angin yang terdengar. El berpikir kalau Jeje sudah berjalan kearahnya. El mematikan telponnya, kembali dimasukkan kedalam saku celananya. El memilih untuk keluar mobil agar Jeje dapat menemuinya. Lagipula Jeje belum tahu mobilnya. El bersandar pada mobilnya dengan tangan terlipat didepan dadanya.


Belum lama El menunggu, ia sudah melihat Jeje berjalan kearahnya. Jeje belum melihatnya, Jeje masih mencari-carinya. El tertawa melihat wajah polos Jeje yang terlihat lugu. Jeje menggunakan rok hot pants jeans dengan kaus putih panjang, rambutnya di cepol sedikit berantakan membuatnya semakin cantik. El hanya dapat tersenyum kembali melihat gadis yang begitu ia cintai. Walaupun sudah 6tahun berlalu, tak ada kesan dewasa diwajah Jeje, tetap terlihat seperti gadis remaja yang dulu ia kenal.


Tak juga dapat menemukannya, Jeje memilih untuk menghubungi El. El mengambil Hpnya dan benar saja Jeje menelponnya.


Jehan Daichi Calling...


"Aku didepan kamu sayang." Ucapnya dengan mata terus tertuju pada Jeje yang masih berusaha mencarinya. "Kanan sedikit."


"Kamu dimananya sih? Kamu enggak lagi ngerjain aku kan?" Jeje terlihat kesal.


"Maju lagi deh. Aku didepan mobil Civic hitam." Matanya tetap tertuju pada Jeje. Sampai akhirnya mata mereka bertemu. El tersenyum, sedangkan Jeje berdecak kesal.


Jeje memutuskan panggilannya. El tertawa melihat Jeje terlihat kesal padanya.


EL dan JEJETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang