Cerita Baru.

193 17 19
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"Salam untuk gadis kamu."


El menatap punggung Cleo yang keluar dari dalam mobilnya. El terus memperhatikan setiap gerak Cleo sampai akhirnya Cleo masuk kedalam pagar kosannya. El menghela nafas panjang sembari menyandarkan punggungnya pada kursi mobilnya. Matanya ia pejamkan dalam-dalam. Mencari ketenangan didalam dirinya. Semoga semua keputusannya melepas Cleo dan menarik Jeje kembali tidak salah.


Merasa dirinya sudah tenang, El meninggalkan kosan Cleo dan berjalan menuju apartement Jeje.


El sudah tau lama kalau Cleo menaruh hati padanya tapi El selalu berusaha menerima Cleo dihatinya tapi nyatanya ia tidak dapat menghapus Jeje dari hatinya. El sangat mencintai Jeje yang tak terlihat oleh matanya, sedangkan Cleo yang ada didepan matanya tak pernah terlihat oleh hatinya. Kalau dibandingkan Jeje dengan Cleo, El tau kalau Cleo lebih baik dari Jeje. Cleo tak pernah melarangnya atau menuntutnya seperti yang Jeje lakukan. Tapi El tidak mempedulikan semua yang Cleo lakukan. Pada intinya El hanya menginginkan Jeje, bagaimanapun sikap Jeje padanya, El tetap menginginkan Jeje. Menurut El, yang terbaik bukan berarti yang membuatnya bahagia.


Sedikit lagi akan sampai di apartement tempat Jeje tinggal. El mengambil Hpnya untuk menghubungi Jeje. Tidak ada jawaban dari Jeje. El terus berusaha menghubungi Jeje. Sampai panggilan ke lima, barulah Jeje menjawab telponnya.


"Hallo, maaf ini siapa?"


El tersenyum mendengar suara gadisnya.


"Ini aku, sayang." Ucapnya dengan senyum dibibirnya. "Aku sebentar lagi sampe Kamu bisa tunggu aku di luar tempat mobil masuk parkiran?"


"Sebentar. Aku pake baju dulu. Aku baru selesai mandi. Kamu tunggu disana aja. Jangan kemana-mana."


"Iya sayang."


El tak memutuskan telponnya, begitupun Jeje. Mungkin Jeje kira El mematikan telponnya. El ingin tau apa yang akan Jeje bicarakan saat mereka bertemu. Dulu saat masih SMA, El pernah sengaja tak mematikan telponnya. Jeje bicara harus dandan yang cantik agar sepadan dengan kegantengan El. mengingat itu El tertawa pelan.


"Duh ketemu El lagi harus dandan yang cantik nih. Biar dia enggak nyesel ketemu gue. Gue harus tambah cantik. Secara cewek yang tadi cantiknya melebihi gue."

EL dan JEJEOn viuen les histories. Descobreix ara