BAB 35 - MENYAMBUT TALITA

3.7K 78 0
                                    

Satu kata Tuan Muda Lin ketiga, langsung membuat Roky yakin, wanita ini pasti dari Kota Sahaja.

Dan juga, mungkin sekali orang dari keluarga besar.

Bagaimanapun, seluruh Kota Gopo juga hanya beberapa orang yang tahu identitas aslinya.

Oleh karena itu, Roky mengangguk dengan curiga, melihat wanita di hadapannya sedikit familiar dan bertanya: "Kamu kenal denganku?"

"Dulu sekali, pernah bertemu beberapa kali, aku adalah teman Melani, Yulia."

Roky melihatnya dengan seksama beberapa kali, baru tersenyum dan berkata: "Rupanya kamu, sudah lama sekali tidak berjumpa, kamu juga sudah besar, bertambah cantik juga, bagaimana Melani akhir-akhir ini?"

Mengingat Melani, gadis kecil yang dulu suka mengikutinya, Roky juga tidak sabar menunjukkan senyuman seperti seorang kakak.

Yulia mengangguk, membuat gestur tangan 'silahkan', mereka berdua duduk, baru lanjut berkata: "Melani juga sudah datang, hanya saja dia belum siap untuk bertemu denganmu."

"Untuk apa dia ke Kota Gopo?" Tanya Roky dengan penasaran.

"Kamu tidak tahu tentang dia mau menikah aliansi dengannya?" Tanya Yulia dengan aneh.

Roky tercengang sekejap, baru menggelengkan kepala, dia selalu menganggap Melani sebagai adik, tidak pernah berpikir mempunyai perkembangan dengannya.

Sedangkan dia juga mengira, yang mau dinikahkan keluarga Lin dengannya, harusnya wanita lain di keluarga Su.

Yulia terdiam sebentar, lanjut berkata: "Sudahlah, ini semua tidak penting, aku datang menjumpaimu, adalah maksudku sendiri, tidak ada hubungan dengan Melani."

Roky mengangguk, mengambil sumpit, memilih sayuran di meja.

"Kamu harusnya juga tidak bisa makan makanan Restoran Gobest bukan? Rasa ini, harusnya jauh lebih baik dari makanan yang kamu makan biasanya bukan?"

Yulia malah tidak menggerakkan sumpitnya, hanya melihat Roky makan saja, dasar matanya menunjukkan sedikit penghinaan.

Roky menghentikan sumpitnya, dengan tenang berkata: "Sebenarnya kamu mau mengatakan apa?"

Yulia mengerutkan keningnya dan berkata: "Aku ingin memberitahumu, sekarang kamu dan Melani sama sekali bukan orang yang berada di dunia yang sama, pengetahuan kalian, status kalian, kemampuan kalian, jaraknya terlalu jauh.."

"Jadi?"

Yulia melihat ekspresi Roky yang tidak menganggap ada apa-apa, merasa kesal, dengan tidak bersahabat berkata: "Jadi harusnya kamu menjauh dari Melani, kamu sama sekali tidak pantas untuknya, apalagi pernikahan aliansi."

Beberapa waktu ini, hal-hal di Keluarga Su juga berubah sangat banyak, tapi Melani malah meninggalkan semuanya datang ke Kota Gopo, sungguh tidak disiplin.

Yulia sudah mengatakan kepadanya beberapa kali, membujuknya setiap saat, pulang ke Kota Sahaja, kalau tidak membuka terang-terangan dengan Roky dan mengatakan semuanya dengan jelas, tapi Melani malah mengatakan belum waktunya.

Dan jugaga mengatakan ingin tinggal di Kota Gopo untuk beberapa waktu, merasakan kota kehidupan kakak Roky beberapa tahun ini.

Dengan tak berdaya, Yulia makanya memutuskan sendiri, mencari Roky.

"Hehehe.." Roky tertawa mengejek lalu menggelengkan kepala dan berkata: "Rupanya seperti ini, kamu sudah terlalu meninggikan Keluarga Su, juga terlalu merendahkanku, kamu sama sekali tidak tahu, orang seperti apa yang kamu hadapi."

Yulia dengan marah berkata: "Aku tahu identitas Tuan Muda Lin ketiga kamu, tapi sekarang kamu mempunyai apa? Hanya mengandalkan bisa menikah aliansi dengan Melani, baru bisa mengandalkan keluarga Lin untuk bergengsi, kamu hanya pion keluarga Lin untuk mendekati keluarga Su, kamu sekarang katakan kepada Melani dengan jelas, membuatnya putus asa, baru pilihanmu yang terbaik."

"Keluarga Lin, tidak pernah menjadi andalanku, terlebih Melani." Roky menggelengkan kepala dan berkata: "Kalau kamu ingin aku menjauhi Melani, daripada membujukku, lebih baik kamu pulang bujuk Melani, suruh dia tinggalkan Kota Gopo."

Setelah mengatakannya, Roky bersedih dingin, berdiri dan langsung pergi, sama sekali tidak mempedulikan ekspresi wajah Yulia yang tak bersahabat.

Sedangkan baru saja mau keluar, dia melihat seorang pria paruh baya yang putih dan gemuk, dengan panik berjalan kemari, bergesekan pundak dengannya, lalu masuk ke ruangan Magic Cloud.

Melihat punggung Roky yang menjauh, dan juga wajah suram Yulia, pria paruh baya yang putih dan gemuk itu mendekati Yulia, memelankan suaranya, matanya terlintas sebersit kekejaman dan berkata: "Direktur Yulia, bocah itu sudah menyinggungmu? Mau tidak aku panggilkan beberapa orang untuk beri dia pelajaran?"

Si gemuk ini, adalah bos Restoran Gobest, Azlan.

"Kamu cari mati ya? Tahu tidak dia siapa? Dia adalah Mela.." Yulia berkata sampai setengah, menyadari dirinya sudah membocorkan dan langsung memperbaiki: "Dia adalah teman baikku, kamu jangan ganggu dia."

Dalam hati Azlan tersadar, meskipun Yulia hanya mengatakan 'Mela' tapi dia masih bisa memikirkan nona muda Melani dalam sekejap.

"Siapa bocah itu? Bagaimana bisa berhubungan dengan nona muda Melani?" Dalam hati Azlan terguncang hebat.

Dirinya saja bahkan mau mendekati asisten nona muda Melani saja harus menjilat dengan sekeras tenaga, sedangkan nona muda Melani, bahkan bertemu saja tidak pernah.

Sedangkan pemuda tadi itu, bisa-bisanya berhubungan dengan nona muda Melani?

Pantas saja, dia sedikitpun tidak menganggap Yulia!

Dalam sekejap, Azlan terpikirkan untuk berteman.

Jangan lihat dia sekarang adalah pemilik Restoran Gobest, salah satu yang terbaik di Kota Gopo, tapi ini hanyalah industri yang sama namun tidak dianggap oleh Keluarga Su, sedangkan dia, hanyalah orang menyebalkan yang berada di luar pinggiran keluarga Su.

Setelah keluar dari ruangan, Azlan langsung pergi mengejar Roky.

"Tuan, berhenti sebentar."

Melihat punggung Roky, Azlan langsung memanggilnya.

Roky menaikkan alisnya, melihat Azlan dan segerombolan bodyguard di belakangnya dan berkata: "Kenapa, kamu ingin membalaskan dendam untuk Yulia?"

"Tidak berani, aku adalah bos Restoran Gobest, Azlan, tidak tahu bagaimana memanggil tuan?" Tanya Azlan dengan ramah.

"Roky"

"Halo Tuan Roky, sebuah kehormatan bisa bertemu dengan Anda!"

"Anda ada urusan?"

Roky tidak mengenali orang ini, juga tidak tahu kenapa orang ini menghentikannya.

Azlan dengan berhati-hati mengeluarkan selembar kartu yang terbuat dari emas dari kantongnya, dengan tersenyum berkata: "Karena Tuan Roky adalah teman nona Yulia, maka juga teman aku, tuan Roky tolong terima ini, nanti kalau ada waktu, silahkan tuan Roky datang kemari, duduk-duduk di Restoran Gobest, minum teh bersama."

Sambil berkata, Azlan juga lanjut mengatakan: "Kartu ini adalah kartu tertinggi di Restoran Gobest, kedepannya kalau kamu kemari, semuanya gratis."

Roky mengerti, Azlan ini sedang ingin berteman dengannya.

Melihat Azlan tulus sekali, Roky pun menerima kartu ini, dengan tenang berkata: "Nantinya ada masalah apa, aku bisa membantumu sekali."

Azlan semangat sekali, berterima kasih tidak hentinya.

Roky berkata: "Kebetulan, besok aku ingin menyambut seorang teman dari luar kota, belum memilih tempat, kamu bantu aku persiapkan sebentar."

Azlan mendengar ini, langsung senang sekali, mengangguk dan membungkuk berkata: "Tenang saja Tuan Roky, Restoran Gobest pasti akan menggunakan standar tertinggi untuk membantu anda melayani teman anda!"

Roky awalnya ingin menyuruh Azlan tidak perlu repot sekali, persiapkan makanan di meja dengan biasa saja.

Karena dia merasa, Talita sama sekali tidak termasuk teman baik Dewi, dia hanya seorang wanita yang lebih membandingkan kekuasaan saja.

Tapi, begitu memikirkan istrinya sekarang adalah direktur keluarga Ryeol, demi menjaga gengsinya, masalah menyambut Talita, tentunya juga harus sedikit megah.

Jadi, dia berkata kepada Azlan: "Kamu niat sekali."

Aku Bukan Menantu SampahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang