enam

1.1K 151 46
                                    

Aksel : Hanan, gue boleh jujur sama lo gak?

Hanan menatap lama layar ponselnya, dahinya sedikit berkerut. Pikirannya mulai menerka-nerka, apa maksud dari isi pesan singkat yang di kirim oleh sosok lelaki bernama Aksel tersebut?

Dan dia membalasnya hanya dengan sebuah kalimat pertanyaan yang singkat.

You : Mengenai?

Sent.

Aksel : Liandra.

Lima detik...

Sepuluh detik...

Lima belas detik...

Dirinya masih termenung, tidak ada gerakan barang sedikit pun dari jarinya untuk sekedar membalas pesan yang kembali masuk keruang chat-nya bersama Aksel.

You : Yaudah.

Aksel : ?

Wajar, jika Aksel hanya memberikan balasan sebuah tanda tanya. Pasalnya, ketikan singkat Hanan begitu bias. Ambigu, sehingga membuat sedikit bingung.

You : Yaudah silahkan aja.

Aksel : Gue telpon lo boleh?

You : Ga.

.
.
.

Aksel is calling...

Sebenarnya Hanan sangat malas guna sekedar mengangkat panggilan dari pangeran dingin itu, namun kali ini entah kenapa pikiran dan tindakannya tidak berjalan dengan sinkron. Alhasil, tanpa sadar dirinya pun malah menekan tombol hijau yang terdapat pada ponselnya.

"Hanan."

Suara yang familiar langsung memasuki pendengarannya, sedangkan Hanan hanya merespon dengan berdeham sambil bertanya dengan nada yang datar.

"Ada apa?"

"Ya gue mau jujur sama lo..."

What the hell...

Bisa nggak sih Aksel langsung to the point aja, nggak bertele-tele kaya gini?

"Ya apa?" tanyanya dengan nada sedikit ketus lantaran kepalang kesal.

"Tapi lo jangan marah."

"Lo bertele-tele kaya gini malah buat gue emosi, tau gak sih?"

Padahal dari suaranya sudah kentara bahwa dia sedang marah, akan tetapi Aksel malah menanggapinya dengan cengengesan.

Dikira dirinya lagi ngelawak kali ya?

"Gak ada yang lucu ya, sat!"

"Tapi seriusan lo lucu taㅡ",

"Lo mau ngomong langsung ke intinya sekarang atau gue matiin telponnya?"

Terpaksa Hanan menyela ucapan Aksel dengan nada mengancam guna membungkam aksi ledekan dari sosok lelaki yang berada diseberang ponselnya tersebut. Dan sepertinya manjur, kini yang terdengar hembusan napas Aksel, "iya iya gue ngomong langsung nih..."

Who Are You?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora