Chapter 3

22 9 0
                                        

Suasana kelas mulai sepi dari siswa/i. Stefha masih sibuk dengan pekerjaan nya yg masih belum kelar juga.

" Stef! " sapa Nala sambil mwnghampiri bangku Stefha. Diikuti oleh Kavina.

Stefha menjawab hanya dengan berdeham dan tak beralih menatap kedua temannya yg sudah nampak kelaparan itu.

" Ngantin yok! Gue udh laper banget nih. Tadi ga sempet sarapan. " Dirinya masih diam sejenak dan mempercepat menulis nya.

Hingga setenagah menit berlalu dan akhirnya dia dapat menyelesaikan pekerjaan.

" Yok! " Barulah Nala dan Kavina semangat setelah Stefha sudah jalan mendahului mereka berdua.

Mereka pun jalan beriringan. Menyusuri koridor sekolah yg ramai siswa/i berlalu lalang. Semua mata terfokus kearah nya. Ada yg menatap kagum ada yg menatap dengan sinis.

Stefha hanya mengerut kan alisnya sambil mengangkat bahu nya tak acuh.

" Mereka kaya nya ngeliatin elu deh, Stef. " bisik Kavina yg juga merasakan hal yg sama.

Stefha hanya mengangguk sambil terus berjalan sambil sesekali melirik kearah mereka. " Udah. Biarin aja kali."

Tibalah mereka dikantin sekolah. Bau aroma makanan kantin sudah tercium jelas. Berderet berjejer kios kios yg menjual berbagai makanan digedung ini.

Ada yg menjual siomay, bakso, seblak, pecel, nasi uduk, dan aneka minuman dingin lainnya.

Suasana kantin begitu riuh ramai. Seramai berita tentang kedatangan siswi baru.

Semua meja nampak penuh. Hampir tak ada yg tersisa. Pupil mata Nala menyusuri seluruh sudut kantin. Sampai akhirnya. Matanya tertuju pada kursi dibagian pojok sebelah kanan.

"Situ aja yok!" Tunjuk nya kearah kursi itu dengan antusias. Tanpa menunggu jawaban dari kedua temannya. Nala langsung menarik tangan kedua teman nya. Sampai mereka berasa di seret oleh Nala.

" Sakit gila! Maen tarik tarik aja lo!" gerutu Kavina sambil mengelus elus pergelangan tangan nya yg nyeri. Stefha masih memperhatikan sekeliling.

Melihat semua siswa/i yg lahap memakan makanan yg dipesan. Sampai mata Stefha berhenti pada satu siswi yg makan siomay sampai belepotan dimulut nya. Dia mengenal gadis itu. Ya, dia adalah teman sebangku Stefha, Ghisa.

Dia hanya tertawa pelan, sampai tawa akhirnya berhenti saat Nala menanyakan nya makanan apa yg ingin dipesan nya.

" Mm.. Bakso 1 sama es teh aja deh 1."

" Oke. "

Nala menuju ke kios yg menjual bakso. Lalu kembali duduk di kursi nya.

" Gue masih ga nyangka sih, Stef. Lu bakalan sekolah disini. Secara kan lo anak holkay jadi kemungkinan lo itu sekolah yg lebih elit. " Tanya Kavina sambil menyeruput jus alpukat yg dipesannya.

Stefha hanya tersenyum manis sambil menghela nafas pelan. " Ya, itu sih karena gue tau lu berdua sekolah disini. Jadi, gue ngikut aja sekolah disini. Soal nya juga gue ga terlalu tertarik sama sekolah elit. "

Mereka saling tatap. " Alasan nya lo pindah kesini apaan? "

Saat Stefha ingin memulai kalimat nya. Ibu ibu datang sambil membawakan nya segelas es teh dan es jeruk.

" Maaf mba ganggu. Ini pesenannya. "
Sambil menyerahkan gelas kaca itu. Mereka mengucapkan terima kasih lalu langsung menyeruput nya.

" Alasan gue pindah itu bervarian sih. Yg pertama karena bokap gue pindah kerjaan. Dia ditugasin di Surabaya dan abang gua juga harus kuliah di Jakarta. Yg kedua karena gue ga sanggup tinggal di Bandung ditempat itu selalu ingetin gue sama almarhumah mama gue. "

PROMISE •antara aku dan kamu•Where stories live. Discover now