ENAM

251 18 9
                                    

"Eh, gue bawa berita nih." Zafran, Erald, Haikal dan Alan menoleh ke sumber suara. Ternyata, itu suara Ferdy.

"Apaan?" tanya Erald penasaran. Lelaki itu tengah terbaring di sofa rumah Zafran sembari memakan camilan.

For you information, Haikal sudah diperbolehkan untuk pulang. Lelaki itu baru saja tiba di rumah Zafran yang dijemput oleh sopir. Jika kalian bertanya kenapa lelaki itu tidak pulang terlebih dahulu kerumah adalah, bosan. Ya, dirinya bosan bila harus dirumah sendirian, karena kedua orang tuanya pergi keluar negeri. Ada beberapa pembantu sih, namun tetap saja berbeda. Lebih mengasyikkan ngobrol receh bersama teman-temannya.

Kembali ke topik. Ferdy yang baru saja datang setelah membeli nasi goreng itu, terlihat mempunyai kabar yang cukup mengejutkan.

"Kenal Zalki 'kan, lo pada?" tanya Ferdy yang diangguki mereka berempat. Siapa yang tidak kenal dengan Zalki si receh The Vagos? Ya walaupun mereka bukan anggota The Vagos, tapi mereka tau sedikit-sedikit tentang gangster itu.

"Dia meninggal."

"EH AYAM EH AYAM!" Erald terlonjak kaget saat mendengar penyampaian Ferdy. Haikal, Zafran, dan Alan memasang raut terkejut.

"Serius lo Fer," ujar Haikal tak percaya.

"Cius? Mi apa?" tanya Erald dengan nada alaynya.

"Bangsyat, jijik," kata Zafran bergidik ngeri.

Ferdy menyimpan bungkusan nasi goreng di meja sembari berucap, "Gue serius yeu! Kelian ini kudet banget ya sampe gak tau ada berita heboh kayak gini."

"Kelamaan, cerita cepetan." Alan yang sedari tadi diam kini menyahut.

Erald dan Haikal menimpali dengan mengacungkan jempol mereka dan menampilkan raut wajah yang kurang ajarnya seperti minta di tabok.

Zafran mendesis melihatnya. "Lo berdua ..., gila." Erald dan Haikal tak mempedulikannya. Mereka masih menatap Ferdy horor meminta penjelasan.

"BURUAN FERDY!" teriak Erald dan Haikal bersamaan.

"Dasar, kembar-kembar geblek," umpat Zafran.

Ferdy duduk di atas karpet. Cowok itu menarik napasnya terlebih dahulu sebelum menceritakan berita heboh itu. Setelah dirasanya cukup tenang, Ferdy mulai menjelaskan dan berucap, "Zalki katanya ditembak Dion. Gara-gara Zalki gak sengaja nyerempet motornya Dion, jad–"

"ANJIM, GITU DOANG SAMPE BIKIN ANAK ORANG ISDET? MINTA DIHAJAR!" Erald, cowok itu berteriak heboh dan memotong ucapan Ferdy.

"RASANYA ANJING BANGET, KENAPA ADA MANUSIA SEPERTI DIA, YA ALLAH!" Haikal ikut-ikutan berteriak. Cowok berjambul itu bersujud seolah meminta penjelasan kepada sang Maha Pencipta.

"JANGAN TERIAK DULU, NJIR. GUE BELUM SELESE NGOMONG!" Ferdy berdiri dari duduknya dan memukul kepala Erald dan Haikal menggunakan remote televisi.

"Buru lanjut," ucap Zafran muak dengan semua drama yang dilakukan oleh Erald dan Haikal.

"Jadi ....?" Alan sudah tidak sabar rasanya. Ferdy, Erald, dan Haikal mengulur waktu.

"Jadi, ya gitu. Dion langsung anuin Zal–"

"Anuin apaan anjir? Gue ambigu." Dengan tampang sok polosnya, Erald kembali memotong ucapan Ferdy.

"Diem geblek!" sarkas Alan kesal.

"KALAU SI HAIKAL SAMA ERALD MOTONG UCAPAN GUE LAGI, FIKS KELIAN BERDUA ANAK JAHANNAM!" Ferdy berdiri dari duduknya dan berteriak.

"Janji gak lagi!" ucap Erald dan Haikal bersamaan. Kedua cowok itu tersenyum lebar dan menampilkan deretan gigi putihnya.

"Dion langsung dor-dor si Zalki. Tau gak, Vagos bales dendam anjay!" kata Ferdy melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong.

"Bales dendam? Si Daniel apain Hells Angels?" tanya Zafran penasaran.

"Bukan Daniel, tapi Vella yang bales. Lo pada tau 'kan tuh cewek lumayan deket sama Iki," jawab Ferdy.

Bila kalian bertanya, mengapa mereka tahu tentang Vella, jawabannya adalah, Vella itu wakil ketua dari Vagos. Vagos adalah sebuah gangster terkenal. Hanya anak kurang update saja yang tidak tahu Vagos.

Vagos saja ditahu banyak orang, bagaimana dengan ketua dan wakil ketuanya? Vella, gadis itu selalu memakai masker hitam dan topi. Maka sebab itu, tak ada yang mengetahui wajah seorang Vella. Adapun anak Vagos yang memfoto Vella, mereka itu setia, tidak melihatkan wajah wakil ketua itu.

"Vella apain Dion anjir? Tuh cewek ya, berani bener," ucap Haikal heran dengan gadis seperti Vella.

"Namanya juga Vella, bukan dia namanya kalau gak beringas. RRAUUUU!" Erald memperagakan gaya seperti harimau buas yang ingin mencakar mangsanya. Hal itu membuat Haikal geli sendiri.

"Gila anjir." Haikal mengusap wajahnya kasar.

"Dah, lanjut," ucap Alan menjadi penengah diantara kelakuan konyol yang di lakukan Erald dan Haikal.

"Vella ngelempar belati ke dada Dion," lanjut Ferdy lagi. Cowok yang tidak memakai pakaian dan memamerkan roti sobeknya itu, masih santai menjelaskan sembari memakan camilan.

"Anjir Vella," gumam Haikal terkejut.

"Lo pada kayak gak tau Vella aja," ujar Zafran santai.

"Ya tetep aja ngeri!" sarkas Haikal.

"Trus, Dion gimana? Isdet juga?" tanya Erald penasaran.

"Ya kagak lah, dibawa ke rumah sakit," jawab Ferdy.

"Udah, buruan makan nasgornya. Udah adem itu." Alan memberikan nasehat agar teman-temannya segera memakan nasi goreng yang dibeli oleh Ferdy.

***

Daniel mengusap wajahnya kasar. Kepalanya terasa pening. Cowok berumur 20 tahun itu sedari tadi pusing memikirkan sesuatu.

"Kenapa, Niel?" Reyyan datang dan duduk di sebelah Daniel. Mengusap punggung cowok itu agar merasa sedikit tenang.

Daniel menarik napasnya pelan. Ia meruntuki kesalahan yang di perbuatnya. Dirinya terlalu membebaskan gadis itu, sehingga seenaknya melakukan sesuatu tanpa memikirkan dampaknya.

"Hells Angels anjir! Mereka mau balas dendam!" ucap Daniel geram.

"Balas dendam karena apa?" tanya Reyyan sedikit bingung.

"Dion, lo tau 'kan tuh cowok dirawat di Rumah Sakit. Anak Hells Angels gak terima Vella ngelakuin hal seperti itu ke Dion!" jawab Daniel.

Reyyan manggut-manggut. Mantan wakil ketua Vagos itu memang sudah berpikir akan terjadi hal seperti ini setelah pembalasan yang dilakukan Vella.

"Hm, lo juga, sih. Ngebebasin dia gitu."

"Y-ya, gue pikir gak bakal sampai kayak gini!" kilah Daniel.

"Halah, lo-nya aja yang bego! Gak becus banget. Lain kali mikir dua kali! Sok santai tapi otak gak berfungsi!" ujar Reyyan geram lalu pergi meninggalkan Daniel.

Daniel tidak marah dengan ujaran Reyyan. Karena cowok itu mengaku bahwa ini memang kesalahannya yang terlalu membebasi Vella.



















RENAVELLTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon