"Frey!." Teriak suara dari arah pintu masuk kantin, Frey yang mendengar namanya di panggil mendongak dan beralih memandang ke arah pintu masuk kantin, begitupun dengan Naya.

Frey kaget dibuatnya, sedangkan Naya berdegub tak karuan, ia berusaha memandang ke arah lain saat orang itu semakin mendekat ke arahnya.

"Gw tadi nyari lo di kelas enggak ada, ternyata lo udah di kantin." Ucap Aland, yah orang itu adalah Aland, ia segera mengambil bangku kosong dan duduk di antara Frey dan Naya.

Dengan posisi seperti ini membuat degub jatung Naya tak karuan, wajahnya memerah saat Aland memandangnya walau hanya sebentar.

"Ngapain lo nyari gw." Wajah Aland seketika berubah saat mendengar perkataan Frey yang ketus.

"Ye Lo tuh enggak ada bersyukurnya yah, udah bagus gw peduli sama elo, banyak siswa di sekolah ini tuh pengen tau di peduliin sama gw." Ucap Aland bangga.

Frey hanya memutar bola mata jengah dengan sikap kepedan Aland, sebenarnya ini sudah hal yang biasa, mereka sudah bersahabat lama dan Frey sangat mengenal sikap Aland yang tingkat kepedean melebih kesombongan Fir'aun. Tapi Frey tidak menyangka jika saat SMA Aland masih bersikap sama, Ia pikir Aland yang berubah setelah beberapa tahun tidak bertemu, tapi nyatanya sahabatnya ini tidak akan pernah berubah, Frey bersyukur akan itu, setidaknya Ia masih memiliki harapan Frey punya Aland disini, sahabat sekaligus kakak baginya. Frey tersenyum singkat saat memandang wajah cemberut Aland.

"Iyaa, Gw cuman bercanda doang, astaga." Frey mendongakkan wajah Aland Agar menatapnya, Aland seketika berbinar dan senyum merekah menghiasi wajahnya.

"Gitu dong, Lo harus bersyukur tau punya gw Frey." Frey hanya tersenyum mendengar itu, Ia mengangguk singkat.

Sedangkan dibalik punggung Deon, Naya terkejut dengan semua ini, Naya baru pertama kali melihat sikap Aland yang berbeda, karena Aland itu sebelas dua belasan dengan Deon, tapi dengan Frey Aland bisa selepas ini tersenyum, Naya baru pertama kali melihat senyum Aland semerekah dan sebebas itu, tanpa sadar Naya menahan napas dengan degub jantung semakin tak berdetak beraturan.

Naya berdehem singkat mengalihkan perhatian dua orang yang masih asik bercanda gurau menghiraukan keberadaannya.

"Eh sorry Nay. Kenalin ini Aland, sahabat gw, dan Aland ini Naya sahabat baru gw." Ucap Frey tersenyum memperkenalkan Aland kepada Naya begitupun sebaliknya.

"Gw udah kenal Frey, gw lebih kenal Naya duluan dari pada lo." aku Aland mengelus puncak kepala Frey dengam senyum manisnya.

"Iya deh,,tau diri gw,,kan gw anak baru di sekolah ini." Frey merenggut kesal sedangkan Aland terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan dari Frey.

______________________

Deon sedang berada di atas rooftop sekolah bersama dengan kedua sahabatnya Baim dan Delon. Mereka bolos pelajaran Sejarah, memang ketiga sahabat itu sangat tidak menyukai pelajaran sejarah, menurut mereka buat apa mempelajari sejarah? toh itu sudah masalalu, coba bayangkan kita di suruh mempelajari sejarah bertahun-tahun bahkan sampai ribuan tahun yang lalu di saat mereka bahkan belum menjadi zigot, kurang kerjaan sekali bukan?.

"He,,,Kemarin gw gak sengaja ketemu sama anak Wimbow." Aku Baim dengan memandang ke arah Deon, berusaha melihat respon dari pria itu. Tapi yang di pandang hanya menaikkan alisnya acuh tidak peduli dengan perkataan Baim. Baim mendesah berat. Kemudia ia melanjutkan perkataannya tadi.

"Andi ngajakin kita ketemuan katanya ada yang mau di omongin."

"Ngomong apaan? perasaan kita ga pernah nawarin atau ngadain perjanjian sama mereka." Kata Delon dengan memasang raut bingung.

"Mana gw tau, lo tau sendirilah mereka tuh kayak gimana." Jawab Baim mengedikkan bahunya.

"Kalau mereka mau ketemu sama kita ya udah ladenin, selama itu ga mancing keributan." Ujar Deon acuh, Ia memandang Baim dan Delon bergantian, kemudian beranjak dari duduknya.

"Tapi suruh mereka yang nyamperin kita bukan sebaliknya, toh mereka yang butuh bukan kita." Deon berjalan menjauh dari Baim dan Delon dengan melambaikan tangannya, Sedangkan Baim membuang napas pasrah berusaha untuk bersabar dengan kelakuan sahabat es nya itu.

"Mau kemana tuh orang?." Tanya Delon

"Biasa ngejar cinta." Ucap Baim acuh, sedangkan Delon mengernyitkan alisnya tak paham.

"Udahlah ga usah pikirin, mending kita ke rumah gw aja yuk, habis ini mapel Fisika kan? dari pada otak mumet mending kita nge game di rumah gw."

"Ok." Akhirnya mereka berdua meninggalkan rooftop dan berniat untuk pergi ke rumah Baim.

          ~~o0o~~    






















         

Haii Guyss,, apa kabar nih?
maaf yah lama Update soalnya lagi ga ada mood buat nulis, hehehe
Bdw, aku minta vote dongg dari kalian, kalian tau ga? justru karena kekurangan vote yang buat aku jadi ga mood buat nulis tau ga,,makanya ayuk dongg kasih Votenya..
Lagian ngeVote itu gratissss kan? apa susahnya coba?

Okelah,,,semoga suka part ini,,sorry kalau ada typonya,,wkwkwk

                                           Lopeyu💕

YEON ^26^Место, где живут истории. Откройте их для себя