Gerbang Takdir

37 8 1
                                    

"Mengetahui identitas asli orang anonymous itu sangatlah mengasyikkan. Apalagi setelah kita berhasil mengetahuinya maka, itu adalah kartu mati baginya."

•~•

Klik vote dulu biar gak lupa, hikhikhik
SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA!

Anne baru saja terbangun dari tidurnya saat mendengar bunyi jam tua besar yang berdentang dengan keras. Anne menyibak selimut sutra yang menutupi tubuhnya dan lekas membuka jendela. Dia membiarkan cahaya matahari masuk menyorot ke ruang tidurnya.

Anne segera mengikat rambut panjangnya dan siap memulai aktivitas seperti biasanya. Perihal kejadian semalam, Anne sudah melupakannya. Kini dia sudah berada pada tubuh yang seharusnya, tubuhnya sendiri.

Anne berjalan santai menuju taman bunga yang ada di halaman depan rumahnya. Ia mulai membersihkan rumput-rumput liar yang mulai mengambil-alih lahan milik bunga-bunga cantiknya itu tinggal. Setelah selesai berkebun, ia pun lekas kembali masuk ke rumahnya.

Saat Anne baru saja selesai mandi, suara lonceng depan rumahnya pun berbunyi

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Saat Anne baru saja selesai mandi, suara lonceng depan rumahnya pun berbunyi. Untungnya Anne sudah berpakaian rapi, hanya tinggal mengeringkan rambutnya yang masih sedikit basah. Anne pun segera melepas handuk di kepalanya dan berjalan menuju ruang tamu.

Pintu terbuka, ternyata pria dingin itu datang lagi. Axel dengan pakaian casualnya datang bertamu ke rumah Anne, untuk yang kedua kalinya.

"Kau, lagi?" sungut Anne, lantas ia langsung membuang muka.

"Ya, aku datang lagi karena kau sudah bohong padaku!" sahut Axel tidak kalah sewot dari Anne.

"Aku tidak punya waktu untuk meladeni orang sepertimu. Pergilah!" Anne berusaha mengusir Axel agar tidak lagi mengganggunya.

Anne hampir menutup pintu tapi dengan segera Axel menahan pintu tersebut dengan sebelah tangannya.

"Tunggu dulu, nona Anne! Apa masalahmu sebenarnya? Aku ke sini hanya untuk bertemu sebentar dengan Lorie. Kenapa kau berbohong tentangnya yang tidak tinggal di sini? Apakah aku tidak boleh menemuinya?" Axel mulai menyerbu Anne dengan banyak pertanyaan yang beberapa hari ini telah mengganjal di pikirannya.

"Cepat singkirkan tanganmu dari sana. Aku tidak mau banyak bicara pada orang asing yang tidak kukenal. Pergi!" Anne masih saja keras kepala seperti di awal perjumpaan mereka. Anne terus mendorong pintu rumahnya dengan sekuat tenaga agar kembali tertutup. Tapi, dia malah kalah kuat dengan Axel. Axel pun berhasil membuat pintunya tetap terbuka.

"Dengarkan dulu ucapanku, Anne. Aku hanya mau bertemu dengan Lorie sebentar saja. Apa kau tidak bisa mengizinkannya? Ada hal penting yang ingin kubicarakan dengannya," ujar Axel dengan penuh pemohonan. Dia berharap Anne memperbolehkannya untuk berbicara dengan Lorie walau hanya semenit saja. Ini keadaan darurat.

Anne pun menghela napas pasrah, lalu memutar bola matanya malas. "Kurasa aku sudah pernah bilang padamu. Akan aku ulangi lagi. Lorie hanya punya waktu tertentu untuk bisa bertemu orang lain, termasuk juga bertemu dengan orang-orang yang memang sangat membutuhkan bantuannya. Dia juga tidak sembarang bertemu orang. Jika kau masih saja ngotot dan memang ada perlu untuk menemuinya, coba saja datang kemari saat hari sudah gelap. Paham? Untuk sekarang ini ... dia tidak mau bertemu dengan siapapun. Jadi, lebih baik kau pulang saja dulu. Aku masih punya banyak kerjaan, maaf!"

HAMPIR MATI!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن