Awalan Misi Labirin

196 22 2
                                    

"Ketika yang benar disalahkan dan yang salah justru dipercaya. Tunggulah, hasilnya pasti lebih sering diperdaya."

°~°

"Keluar kamu dari tubuh anak perempuan itu!" perintahnya geram sembari terus merapal beberapa mantra pengusir iblis yang kini bersemayam di tubuh pasiennya.

"Aku tidak mau keluar! Aku senang menetap di sini. Hahahaha,"

Tidak kehabisan akal, gadis bertudung merah itu kemudian mengambil segenggam pasir di tanah tempatnya berpijak. Dia membaca mantra, sesaat kemudian ia terlihat melempar pasir tersebut pada pasiennya. Sekarang lihatlah penampakan sosok besar bertangan banyak keluar dari tubuh anak perempuan yang baru saja dirasuki oleh iblis itu. Kini si iblis terlihat merayap di atas langit-langit gedung tua dengan sorot mata membunuh yang ia arahkan pada gadis bertudung merah.

Keduanya saling beradu tatap. Di sisi lain, gadis yang barusan kerasukan itu sekarang pingsan di kursinya lengkap dengan keadaan tangan dan kaki yang masih terikat kuat.

"Kau berani sekali menantangku! Gadis itu, dia adalah milikku. Dia sudah menjadi tumbalku!! DAN KAU! SIAPA KAU? BERHAK MENGHALANGIKU!!" Iblis hitam itu terlihat mengamuk dengan tatapan nyalangnya yang mengerikan.

"Hah, tumbal? Siapa yang sudah menumbalkannya? Dan ... atas dasar apa?" tanya si gadis bertudung merah kebingungan sembari menatap heran pada kedua orang tua pasiennya yang saat ini sedang menemani anaknya yang pingsan di kursi.

Kedua orang tuanya hanya diam tanpa sepatah kata. Bahkan si Ibu terlihat syok dan terkejut jika ternyata anaknya menjadi begini karena ditumbalkan oleh seseorang yang tidak diketahuinya.

"Kau tidak usah ikut campur! Ini urusan kami. Dia yang sudah sepakat denganku tapi dia malah mengingkarinya. Tanyakan saja padanya," Iblis bertangan banyak itu menunjuk tepat ke arah si Bapak tanpa ragu.

Gadis bertudung merah pun turut membalikkan badannya mengikuti arah tunjuk si iblis. Ia kembali dibuat bingung sekaligus tak menyangka, jika akar masalah dari kasus yang ia tangani ini adalah Ayah dari pasiennya sendiri. Bagaimana bisa seorang Ayah tega menumbalkan anak kandungnya sendiri pada iblis jahat sepertinya. Ini sungguh sebuah kejahatan.

"Hei kau, dengar! Aku akan tetap mendapatkan tumbalku. Biarlah aku membawanya pergi dan jangan ada yang menghalangiku lagi!!" Salah satu dari tangan panjang milik si iblis mulai meraih anak perempuan yang masih pingsan di kursi.

Sebelum si iblis berhasil menyentuh anak itu, gadis bertudung merah sudah sigap menghalanginya. Dia membuat mantra pelindung di sekeliling tubuh pasiennya agar tidak tersentuh oleh sang iblis.

"Aku tidak akan membiarkanmu mengganggu manusia. Kau tidak akan mendapat apapun di sini, pergilah!" ujar gadis bertudung merah dengan tegas.

"Kau sudah membuatku sangat marah! SEKARANG KALIAN SEMUA AKAN TERIMA AKIBATNYA!"

Dalam hitungan detik bola mata si iblis yang awalnya berwarna cokelat tua kini berubah menjadi merah bercahaya. Iblis itu menghipnotis semua orang kecuali si gadis bertudung. Dia memerintahkan Bapak dan Ibu dari pasiennya untuk membunuh gadis bertudung tersebut.

"Kurang ajar! Sesungguhnya kau bukanlah tandinganku, Iblis! Aku bersumpah akan mengurungmu setelah ini. Tunggu saja,"

Dengan gerakan cepat, gadis bertudung mulai menghindar serta menangkis beberapa serangan dari Bapak dan Ibu itu yang diarahkan padanya. Dia tidak ingin menyakiti keduanya karena mereka sedang dalam pengaruh sihir dari sang iblis.

Dia mulai memutar otaknya. Jika gadis bertudung merah ingin mengalahkan kedua orang tua pasiennya itu, maka dia harus bisa menangani dulu sang sumbernya. Berkat sebuah cermin yang berada di saku baju mantelnya, gadis bertudung pun berhasil melukai sasaran sang sumber. Kedua orang tua tadi pun pingsan.

HAMPIR MATI!Where stories live. Discover now