Part 5 Eh?

1.7K 236 29
                                    

"Katanya jodoh itu ditangan tuhan? Jangan percaya! Jodoh itu dipikirannya tuhan! Kalo gak percaya coba tanya tuhan."
Alfani Devina Ŕanźœ

******

Gubrak!

Fani terjengit kaget membuat ponsek ditangannya terlempar sampai jatuh kelantai setelah membentur ujung nakas.

"Abang apa-apaan sih!" sentak Fani memungut ponselnya yang sudah mendarat dilantai. Ia menatap tajam Devon yang malah duduk santai dipinggir kasurnya.

Setelah tadi berbincang, Fani memutuskan untuk beristirahat dikamarnya sambil menonton film diyoutube.

"Kamu yang apa-apaan?! Maksud kamu ini apa?" Devon melemparkan selembar foto yang dicetak 4R pada Fani.

"Abang dapet itu dari mana?" tanya Fani was-was.

"Dibayar berapa kamu? Masuk ruangan mana?"

"Fani cuma ngelayanin pelanggan VIP keatas aja, seminggu bisa sampai 10 juta lebih," jawab Fani tertunduk.

"Uang yang diberikan papa kurang sampai kamu harus kerja?" Devon menatap tajam Fani yang hanya bisa menunduk.

"Jangan diulangi lagi," ucap Devon lembut menarik Fani dalam pelukkannya.

"Kenapa gak mau bilang abang? Abang bisa bantu kok-"

"Fani cuma gak mau mama sedih aja," jawab Fani pelan.

"Abang bantu. Dari pada kamu jadi chief direstaurant orang lain mending kamu mendirikan restaurantmu sendiri. Abang kemaren survei lapangan diperusahaannya papa, terus ada lahan kosong dan tempatnya strategis, mau lihat?"

Fani menatap tak percaya pada Devon. Ia pikir hobby dan bakatnya yang memasak akan membuat semua berantakan, apalagi tadi Devon melemparkan fotonya saat menjadi chief disalah satu restaurant tempat ia menyalurkan bakatnya.

"Kamu mau restaurantnya seperti apa? Abang punya tabungan yang sepertinya cukup buat bangun restaurant dari nol, tinggal kamu mau desaign nya kayak apa? Atau minta Barga buat gambarin?" tawar Devon mengusap lembut rambut adiknya.

"Inas pinter gambar, Bang. Besok ajak kak Inas kesini ya, tapi papa dan mama jangan sampai tau."

"Lain kali kalo ada apa-apa cerita, walau abang sibuk bakal abang luangin buat kamu, maafin abang yang selalu ngehukum kamu ya."

"Iya, Bang. Maafin Fani juga ya, Fani janji bakal didik anak SLC buat bikin sekolah bangga, bukan dengan nakal."

"Udah jam 11, besok hari sabtu kan? Jadwalnya kamu ngambil kartu UAS? Abis ngambil kartu kita lihat tempatnya." Fani mengangguk.

"Bang Devon tidur sama Fani ya, Fani kangen," ucap Fani memohon, Devon diam sejenak lalu mengangguk.

"Abang ganti baju dulu," ucap Devon lalu beranjak pergi.

Fani bersorak senang dan segera menata kasurnya karena ia akan tidur bersama Devon.

Tak lama, Devon datang dengan celana kolor dan kaos oblong lalu duduk dibagian kanan.

"Udah belajar?" tanya Devon menyandarkan tubuhnya disandaran kasur.

"Udah," jawab Fani menyenderkan tubuhnya dipundak Devon.

POSISI ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang