Part 14

11.9K 896 63
                                    

Ehai kalian... yeee ketemu thothor lagi.

Yuhuuuu... akhirnya dengan segala upaya ngetik pake tangan satu, akhirnya bisa kasih kelanjutan cerita ini.

Jadi maaf kalau banyak kesalahan kosa kata ataupun salah penulisan di part ini. Bentuk pengalihan rasa sakit dan bosan thothor dari si tangan kiri yang manja karena gaboleh banyak gerak sama pak dokdok.

Disini lebih banyak part panjangnya, jadi semoga kalian ga bosen dan capek ya bacanya.

big love to you, all.

sincerely
Thothor 💜



"dia siapa sih?!" batin gracia

Sungguh gracia bukan tipe orang yang punya rasa ingin tau yang tinggi pada orang lain ataupun hal lain yang bukan urusannya. Tapi kali ini berbeda. Ini menyangkut shani, kesayangannya, itu berarti gracia harus tau.

"gre" panggil shania yang membuat gracia langsung menoleh ke arah mamanya itu.

"iya ma? ada apa?" tanya gracia.

"mama mau kenalin kamu sama seseorang" shania dengan senyum manisnya, membuat gracia menebak nebak. Gracia yang sedari tadi merasa tak enak hati kembali merasakan sesak yang semakin mencekik lehernya.

Terlebih lagi saat dia melihat pria muda yang sangat asing baru saja keluar dari kamar shani. Setelah di ingat lagi, memang gracia belum pernah lihat orang itu. Ya, belum pernah dia lihat- tepatnya sebelum membuka pintu kamar shani tadi- Laki laki itu berjalan mendekat ke arahnya dan juga shania yang sebelumnya melambaikan tangan, menginterupsi si badan tegap untuk mendekat.

Netra milik gracia melirik kesana kesini, membuang pandangannya agar tak melihat sosok yang semakin dekat dengannya. Sungguh gracia tak ingin melihat dia, yang dengan seenaknya memeluk dan mengecup shani nya.

Shani nya? apa itu sebuah pernyataan? atau klaim sepihak kah yang dilakukannya? biar saja lah! asal gracia bahagia, thothor juga bahagia. Tapi boong! (bahagia kok, kalo bahagianya sama thothor tapi).

"kak, kenalin ini gracia" ucap shania memperkenalkan gracia.

"dan, gre. kenalin, ini niko. kakaknya shani" mata gracia melebar. Sedikit malu pada dirinya sendiri. Karena sudah berpikir yang tidak tidak pada laki laki didepannya dan juga pada shani. Untungnya dia tak ber terus terang pada shania tentang alasannya kenapa cuaca hatinya berubah buruk tadi.

Seketika itu juga hati gracia yang tadinya mendung kembali cerah. Sama seperti saat awal gracia masuk rumah ini untuk menjenguk shani. Bahkan fikiran fikiran tak baik tadi, hilang seketika. Tanpa jejak. Tanpa sisa.

Niko mengulurkan tangannya untuk menyalami gracia, sekaligus bentuk perkenalannya dengan gadis cantik didepannya. Gracia dengan senang hati menerima uluran tangan niko, diiringi senyum manis bergingsul miliknya.

"gracia kak, panggil aja gre. Salam kenal kak" ucap gracia.

Sedangkan laki laki itu sedang menatap gracia bahkan tanpa berkedip. Jika ada kosa kata selain cantik dan lucu yang bisa menggambarkan dan menjabarkan wajah gracia di mata niko saat itu, sudah dipastikan premis itu akan menjadi kata favorit niko sekaligus menjadi patokan seorang niko dalam menilai dan memandang seorang shania gracia.

"salam kenal juga gracia" jawab niko dengan tatapan mata berbinar tepat ke arah netra gracia yang terasa teduh.

"gre aja kak, biar gampang".

"o-oh oke gre", niko sedikit gugup.

Senyum niko bonus pancaran mata berbinarnya belum juga surut walaupun genggaman tangan mereka sudah terlepas dari gadis berhidung bangir itu.

MEDICAL LOVE 💉 (final) Where stories live. Discover now