part 28

8.7K 706 134
                                    

Hari hari yang dilalui Shani bersama Gracia kini semakin berwarna. Bermacam macam rasa, silih berganti menelisik, jadi penyusup organ tubuh yang bernama hati. Merah, kuning, biru, jingga, ungu, perlahan menjelma jadi gambaran lain setiap rasa. Merah karena kesal, kuning karena cemburu, biru karena rindu, jingga karena terpesona, ungu karena tak lagi mampu mengungkapkan rasa dengan kata maupun warna. Terlalu bercampur.

Gadis yang dulu tak pernah mau repot, gadis yang dulu selalu acuh, tak terkecuali pada kekasih, kini berubah. Sudah banyak berubah.

Senyum lebih sering menghiasi wajahnya, saat dengan sadar iseng di sela sela istirahat sekolahnya mengerjai pacar yang kadang sedang bekerja, kadang sedang menjadi anak rumah tangga.

Tak jarang, karena sudah tak lagi sanggup membendung rindu, dia dengan seenaknya melakukan panggilan Video  yang membuat kekasihnya itu harus rela lari sembunyi ke ruang obat demi meredupkan suara tawa Shani yang terbahak karena melihat wajah kesal sang kekasih.

"Kamu tuh tau aku lagi kerja, malah di VC", adalah kosa kata yang amat sering terlontar jika keisengannya sudah tidak bisa lagi di jinakkan dengan memasukkan banyak garam pada es teh Desy atau memasukkan begitu banyak sambal pada semangkuk bakso milik Yona, yang berujung badannya biru biru karena cubitan dari Yona, ataupun jeweran telinga dari Desy. Menyenangkan!.

"Aku itu.. Nganu gre, emhh", Jawab Shani yang sedang duduk sambil dagunya dijatuhkan pada tangannya yang ada di meja kantin.

"Nganu apa? Ngomong yang jelas, Shani", ketusnya.

Mendengar nada yang tak begitu nyaman ditangkap pendengaran, Shani tak lagi berniat menggoda kekasihnya.

"Udah ah, ga jadi. Kamu nya galak",

"Astagaaaaaa.. Kamu itu kenapa sayang? Mana ada aku galak", bela Gracia pada dirinya sendiri.

"Itu tadi kamu galak sama aku. Ga boleh tau galak galak sama aku. Nanti dimarahin Tuhan loh kamu"

Seketika Gracia menaikkan satu alisnya, menatap heran pada lawan panggilan videonya, "Loh kok aku?".

"Abisnya kamu galakin makhluk Tuhan yang bentukannya sempurna kaya aku"

Boom!!

Detik itu juga, rahang bawah Gracia seolah jika tak di topang tulang wajah yang begitu kuat, bisa dipastikan rahang itu akan meluncur jatuh kebawah menghantam tanah lalu pecah berantakan.

"Kamu sekarang kok jadi meresahkan gini sih, Shan?"

Sedang Shani yang dikata meresahkan oleh pacarnya langsung menegakkan duduknya. Memasang raut heran ke arah layar kaca 6 inchi miliknya itu.

"Kok kamu bilang aku meresahkan, sih?"

"Ya abisnya makin kesini tingkah kamu makin absurd",

"Apaan sih, mana ada aku absurd", jawabnya dengan muka cemberutnya.

Wajah itu terlalu menggemaskan untuk ditangkap retina mata Gracia.

"Kamu ga ada kelas?"

"Ada, ini lagi istirahat. Aku capek, pusing juga"

Kini terlihat guratan lelah begitu nampak di wajah gadis kesayangannya itu. Semenjak 10 hari setelah acara jalan jalan berduanya yang berujung Shani melamarnya, mereka belum juga bertemu. Karena kesibukan masing masing yang menyita banyak waktu mereka untuk bisa bersua.

"Dijaga kesehatannya. Jangan sampe kamu sakit. Nanti aku kirimin vitamin pake ojol, ya?", tangan Gracia terangkat. Mengusap usap layar yang menampilkan paras elok kekasih hatinya itu. Senyumnya mengembang saat melihat Shani dalam mode ngambeknya.

MEDICAL LOVE 💉 (final) Where stories live. Discover now