9. Menerjang hujan

332 60 16
                                    

"Ternyata, di dunia ini masih ada sosok pria yang mencintai seseorang bukan karena fisik semata."


¤¤¤

Sesuai kesepakatan yang sudah di buat, bahwa hari ini, setelah pulang sekolah mereka akan melakukan casting untuk menentukan siapa saja yang cocok menjadi pemain di dalam drama teater yang berjudul 'Big cinderella'.

Dan sekarang, Haidee sedang duduk selonjoran di lantai ruangan kesenian, bersama dengan anak teater lainnya. Di sampinya terdapat kakaknya Indah, yang kini sedang memainkan ponsel. Sedangkan Haidee sendiri sedang memakan cemilan yang tadi Haidee beli di kantin.

Jika ada pepatah mengatakan, 'siapkan payung sebelum hujan', maka Haidee akan mengatakan 'sedia makanan sebelum lapar'. Cemilan adalah satu barang yang wajib untuk Haidee bawa kemanapun.

Sebenarnya, jika boleh jujur. Haidee memakan cemilan dengan sedikit rasa salah tingkah. Karena apa? Karena seseorang yang selalu memperhatikannya di sebrang sana.

Lelaki yang mungkin sudah menghuni hatinya, tanpa permisi terlebih dahulu pada pemiliknya.

Zaiden.

Ya, satu nama itu mampu membuat Haidee selalu merasa salah tingkah.

"Oke, semuanya udah kumpul ya. Kita mulai aja castingnya" ucap Aldi.

Semuanyapun bangkit dan berkumpul di tengah-tengah ruangan. Membuat sebuah lingkaran besar, mengikuti arahan sang ketua dengan Aldi berada di tengah-tengah mereka.

"Oke sebelum kita ke inti, alangkah baiknya kita awali acara ini dengan doa, meminta agar acara berjalan dengan lancar. Berdoa menurut kepercayaan masing-masing di mulai,"

Ruangan menjadi hening ketika semuanya sedang berdoa.

"Selesai" ujar Aldi.

"Oke silahkan duduk kembali. Dan yang nanti di panggil, tolong maju ke depan untuk melakukan casting."

"Siapa ka!" ucap mereka serempak.

Acarapun bergulir dengan sangat menyenangkan. sesekali tertawa jika yang orang yang bergiliran ke depan akting dengan tingkah lucunya. Dan merasa terpukau dan merinding kala melihat acting yang sangat menakjubkan.

Jujur, ini pengalaman pertama bagi Haidee. Dan ini benar-benar sangat menyenangkan. Orang di sini ramah-ramah dan pembawaan Aldi, sang ketua yang terbilang santai membuat semua anggota teater merasa nyaman. Tidak ada yang namanya senior ataupun junior di sini, semuanya benar-benar seperti keluarga.

Mungkin, tadi terasa menyenangkan. Tetapi kali ini, Haidee merasa jantungnya berdebar luar biasa ketika Aldi memanggil namanya untuk maju kedepan.

"Semangat dek!" ujar Indah menyemangati ketika Haidee mulai berdiri.

Melangkah kedepan dengan ketingat dingin yang perlasan muncul ke permukaan kulitnya. Menerima sebuah lembar kertas berisikan percakapan yang nanti akan dia baca dari Aldi.

"Saya yakin kamu bisa," ucap Aldi meyakinkan. Haidee tersenyum.

Ketika sudah berdiri di depan, Haidee melihat ke sekeliling dimana semua orang terduduk dan memperhatikannya. Haidee berusah untuk tidak melirik ke sebelah kanan dimana tempat seorang lelaki duduk. Karena jika itu terjadi, dia akan sangat merasa salah tingkah lagi.

NDUT IS MY MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang