"Kak"

"Iya sayang?" jawabnya sambil mengelus lembut kepala gue

gue maju selangkah lebih dekat, 


mendekati kak Felix hingga hanya berjarak beberapa cm saja.


"Aku" 


gue merapikan rambutnya yang sedikit berantakan,


lalu merangkup wajahnya dengan kedua tangan.

"Hei kamu udah berani kayak gini ya hmm"

gue hanya membalas dengan senyuman.

lalu gue sedikit jinjit untuk menyesuaikan tingginya.

"Kak aku-














































kebelet pup anying buruan pulang"

"Anjim lo udah bikin gue dagdigdug ga karuan taunya kebelet asuu"

"Gue dah sakit perut ini bego"

"Yaudah buruan ke mobil"

dasar, love-hate relationship. tapi tetep uwu anjir kesel -Authornim



----



setelah sampai dirumah gue buru-buru masuk terus ke kamar mandi.

bodo amat udah sama belanjaan.

"Loh loh ada apa toh non kok buru-buru?"

"Jadi orang gila dia bi" jawab kak Felix

awas lo kak, gue hajar nanti. sekarang panggilan alam lebih penting.

setelah sekian lama membutuhkan waktu untuk memperjuangkan keluarnya pup. akhirnya gue kelar juga dari kamar mandi.

gue liat belanjaan yang tadi kita beli udah ada di dapur dan tertata rapi pada tempatnya.

"Diem-diem bae. Mati lo?" tanya gue ke kak Felix

"Palalo mati. Capek anjir gue jadi babu seharian gara-gara lo"

"Buset. Kepala mati tuh macem mane?"

"Serah lo dah serahhhh"

"Tidi kitinyi idi ying mii bilinji"

"Ngomong apasih anju"

"Berminyi-minyi xixixi"

"Gila nih anak. Heh katanya lo mau ke agensi"

"Astaga hampir aja lupa, tunggu gue bentar"

"Yaudeh sono gue mo nonton aje"

gue bergegas ke ruang kerja Papa dan langsung nyari sesuai dengan chat dari kak Chan.

setelah selesai, gue langsung ke kamar buat ganti kemeja.

"Woy buruan napa ah" ucap kak Felix yang ternyata sudah di depan pintu kamar gue

"Ganti baju. Berisik lo" jawab gue dari dalam kamar

"Lah ngapain ganti coba"

"Terserah gue lah"

"Yaudah cepetan"

"Iye iye"

gue membuka pintu kamar & melihat kak Felix dengan muka keselnya.

Doi • Lee FelixWhere stories live. Discover now