Beruntungnya aku karena ramuan pengendali pikiran hanya bisa digunakan sekali setelah dipupuk sekian lama. Pemikiran keras bangsa Werewolf juga bisa menihilkan efek yang tersisa dari ramuan itu. Takut terjerembab di lubang yang sama, makananku kemudian hanya diurus secara pribadi oleh Kepala Pelayan dan Diana tanpa ada orang lain yang bisa menyentuhnya. Tidak hanya makananku, tapi makanan kedua orangtuaku juga plus Frans. Bukan menjadi masalah besar jika hidangan yang kusantap mungkin hanya akan menjadi satu macam tanpa ada makanan pembuka atau penutup seperti biasanya, yang terpenting saat ini adalah kejadian ketika Grey menolak Moya tidak akan terulang kembali.

Di dalam deep slumber, terkadang Grey masih akan mengaum panjang tanpa sadar. Dia mencoba memanggil White berkali-kali, mencoba jika saja panggilannya bisa disapa oleh White. Meski kosong, Grey yang emosinya sedang sangat tidak stabil pun masih mencoba untuk kembali menunggu. Posisi kami yang menjadi pemimpin sebuah Pack membuat kami tidak bisa pergi jauh secara sembarangan, ada ratusan nyawa yang Moon Goddess titipkan pada kami untuk dijaga.

Anakku bersama Freya sedang bermain bersama dengan ibuku. Entah kenapa, mereka lebih senang bermain dengannya daripada aku. Yang tertua kuberi nama Phoenix Ingolf Maximilian, sedangkan adiknya kuberi nama Phoebe Ingrid Maximilian. Phoenix ditemani oleh inner wolf-nya yang bernama Caramel dan Phoebe ditemani oleh inner wolf-nya yang bernama Cinnamon. Mereka berdua adalah Beta kembar sepasang. Mereka berdua sangat mirip dengan Freya, kecuali mata mereka yang berwarna ruby seperti milikku. Bahkan kulit mereka berwarna coklat keemasan seperti ibunya. Moya, bagaimana dengan anak kita? Apakah dia mirip denganku atau dia justru seindah dirimu?

"Kau mau ke mana?" tanya ayahku yang muncul entah dari mana ketika aku baru saja ingin melangkahkan kakiku masuk ke dalam Wilderness.

Dengan cepat aku berusaha memikirkan sebuah alasan. "Mencari beberapa biji ek untuk dijadikan makan malam."

"Kau tidak suka biji ek."

"Tapi Ibuku suka."

Ayahku menyipitkan matanya ke arahku. "Berbohonglah, Rex. Berbohong sampai Moon Goddess mengubahmu menjadi penyihir." Jika Kijo mendengar sindiran ayahku ini, dia pasti akan langsung marah. Teman Moya yang satu itu terlihat sangat sombong dan penuh harga diri. Meski penyihir memang sangat erat dengan sifat berbohong mereka, tapi jika disuguhkan dengan sindiran langsung mereka pasti akan tetap panas juga.

"Aku benar-benar sedang ingin mencari babi hutan."

Ayahku menaikkan sebelah alisnya. "Rex, jika seekor kuda dibeli langsung dari pemiliknya. Apakah si pembeli masih bisa mendapatkan fodder gratis tanpa harus menaikkan harga?"

"Bagaimana bisa? Jika fodder itu berkualitas tinggi, si pembeli jelas harus menambahkan beberapa keping emas lagi untuk menutupi pembelian fodder dari si penjual. Tidak ada satu pun penjual yang ingin kena imbas dari kerugian sehingga mendapatkan fodder gratis adalah hal yang tidak masuk akal."

"Bagus. Pertanyaannya sekarang adalah apa yang ingin kau lakukan di dalam Wilderness?"

"Bukannya tadi sudah kukatakan? Aku ingin mencari bibit tanaman rambat!"

Pukulan keras segera kuterima di belakang kepalaku. Ayahku selalu melakukan ini setiap kali dia tahu jika aku sedang berbohong kepadanya. Bagaimana bisa dia tahu jika aku berbohong kali ini? Jangan bilang jika ayahku sudah berubah menjadi cenayang? Wahai ibunda Cynthia Von Maximilian, selamatkanlah putramu satu-satunya ini dari seorang iblis yang bernama Arthur Ford Maximilian! Ibu, datanglah!

"Aku yakin jika kau ingin memanggil Ibumu saat ini."

Aku kaget. "Ayah, bagaimana bisa kau tahu jika aku sedang memanggil Ibu?"

ErosWhere stories live. Discover now