No Day Without You

58 3 11
                                    

"Aku harap kita bisa ketemu lagi, Christa."

Christa bergidik ngeri saat lagi-lagi suara Ethan terngiang di kepalanya. Sudah lima jam berlalu sejak dia berpisah dengan laki-laki sinting itu di bandara, namun ingatan itu membekas seolah baru saja terjadi tiga puluh menit yang lalu. Tak peduli sekeras apapun Christa berusaha mengusir jauh-jauh ingatan tentang Ethan, tapi bayangan laki-laki itu menempel di pikirannya seperti benalu.

Dengan desahan penuh amarah, Christa menuju meja riasnya untuk melakukan rutinitas sebelum tidur: memakai skincare. Namun suara dering ponsel menahan niat Christa. Rupanya ada panggilan masuk dari Agnes.

"Udah sampai Indonesia, lo?" sapa Agnes dari ujung telepon begitu sambungannya terhubung ke Christa.

"Tahu dari mana?" jawab Christa, yang kini kembali merebahkan diri di atas tempat tidur. Agnes adalah teman seangkatannya semasa kuliah dulu. Dia juga salah satu tokoh di balik berdirinya Feline Cafe. Selamanya Christa merasa berutang ke Agnes karena kalau bukan berkat Agnes, mungkin sampai sekarang dia masih terpuruk akibat diputuskan Joseph, mantan pacarnya yang pertama.

"Dari IG lo lah! Dari mana lagi. Eh btw, gue nemu butik yang jual baju-baju kece. Pasti lo suka! Lo udah lama nyari skarf, kan? Nah di butik ini ada jual skarf juga. Harganya agak mahal sih karena didesain sendiri sama yang punya. Tapi gue jamin worth it! Satria ngasih gue kado dari butik ini kemarin pas gue ultah hahaha"

Satria adalah pacar Agnes sejak mereka kuliah, hingga sekarang keduanya tunangan dan berencana menikah tahun depan. Christa jadi teringat cerita Agnes di jaman kuliah dulu, tentang Satria yang sudah mengejarnya bahkan sejak SMP. Christa sempat iri dengan Agnes. Kenapa kisah cinta yang seperti itu tidak pernah terjadi di hidupnya, ya?

"Boleh, deh. Kalau lo yang rekomen pasti bagus, sih. Alamatnya di mana?"

"Aduh gue lupa, Ta. Tapi gue nyimpen link IG desainernya. Tahu nggak, desainernya cowok, loh! Cakep lagi. Kalau gue nggak keburu tunangan sama Satria, udah gue pepet sih, aw-- sakit, Sat!"

Christa terkikik. Dari teriakan Agnes barusan, dia langsung bisa menebak bahwa Agnes sedang bersama Satria saat ini.

"Ada yang cemburu, tuh!" seloroh Christa.

"Ya udah pokoknya gitu, Ta," sahut Agnes, yang terdengar telah berhasil menguasai keadaan kembali, entah apa yang baru saja dilakukannya terhadap Satria, "Entar gue kirim linknya, ya. Oh ya, lo udah nggak apa-apa, kan?"

Christa tersenyum getir meski lawan bicaranya tidak bisa melihatnya. Agnes adalah orang pertama yang ditujunya setelah dia putus dari Haikal, termasuk kejadian patah hatinya yang dulu-dulu juga. Dan hanya Agnes juga yang tahu motivasi utamanya pergi ke Seoul kemarin. Sebenarnya Christa masih enggan membicarakan Haikal saat ini. Namun jika harus menjawab, dia sudah kebal dengan hal semacam itu. Tak lagi sedih, Christa memilih untuk menutup rapat-rapat pintu hatinya. Dia tak ingin lagi jatuh cinta atau mengalami cinta. Buang-buang waktu, pikirnya.

"Pemilik butik Ethereal juga masih single katanya. Embat aja lah, Ta. Mewakili gue hahaha"

Ethereal adalah nama butik yang tadi dibilang Agnes menjual skarf yang telah dicari Christa selama ini.

"Gila aja lo."

Agnes masih terus membujuknya untuk mengurungkan niatnya menutup pintu hati, dan berjanji untuk membantunya mencari jodoh. Dengan sabar Christa menjelaskan bahwa dia bisa mencari jodoh sendiri, tapi tidak berjanji akan melakukannya dalam waktu dekat. Ada prioritas yang masih harus dipikirkannya, yaitu kafe miliknya yang masih harus dikembangkan.

Brand New DayWo Geschichten leben. Entdecke jetzt