❥︎𝗧𝗵𝗲 h𝗶𝗱𝗱𝗲𝗻 f𝗹𝗼𝗼𝗿

1.1K 205 551
                                    

"Aku punya permintaan, ini sederhana namun sulit." Gustang berbicara, Anne dan Baam pun menatap serius padanya. "Apa itu?" Tanya mereka.

"Ada benda yang sudah kucari selama berabad-abad. Kalian cukup mengambilnya lalu memberikannya padaku, karena aku seorang ranker, ada beberapa tempat yang tak bisa ku masuki,"

"Area regular?"

"Benar. Sebuah tempat yang hanya bisa dimasuki oleh regular yang sudah menyelesaikan kereta disebut sebagai lantai tersembunyi" Gustang membetulkan kacamatanya, lalu menyilangkan tangannya. Anne lantas mengangkat satu alisnya sambil tertawa. "Bagaimana kami bisa kesana jika lantai nya tersembunyi?" Tanya gadis itu sambil bercanda.

"Yah, sebenarnya banyak aturan yang mengikatnya. Tapi karena aku seorang kepala keluarga, aku bisa melanggar beberapa. Salah satunya..menggunakan kunci induk." Gustang mengeluarkan sebuah kunci dari saku mantelnya, lalu memperlihatkannya pada mereka.

"Tapi tak mudah..Karena Zahard meninggalkan benda itu pada data yang paling dipercayainya dibanding siapapun. Data Zahard muda."

Baam dan Anne mendelik begitu mendengar nama itu. Penasaran yang begitu besar muncul, kira-kira bagaimana rupa Raja menara yang agung itu?

Anne lalu mengangkat kepalanya, menatap pada kepala keluarga dari Poe Bidau itu. "Aku yakin itu bukan permintaanmu kepadaku?"

"..Ya, sebenarnya ini ku khususkan untuk putra Arlene, walau begitu, ada alasan khusus bagiku untuk memintamu ikut mereka ke lantai tersembunyi."

Anne melempar wajah enggan, lalu menghela nafas sambil berkacak pinggang. "Kau pasti tau hubungan timbal balik, kan, kek? Aku ingin meminta sesuatu."

"Apa itu?"

"Pocket kelas A atau S yang limited edition."

Gustang lantas memegang dagu, "Hanya itu?" Tanya pria itu seakan-akan mendengar permintaan yang tak sulit. Gasdis berambut cokelat itu lalu ikut memegang dagu sambil termenung sebentar.

"...Kau harus menjamin keselamatan kami."

_______________

Anne dan Baam lalu berkumpul dengan yang lainnya. Di perjalanan, Anne menoleh ke kanan kiri, terasa seperti ada yang hilang. Namun ia mengidikkan bahu dan memilih untuk tak peduli.

"Sudah selesai?" Khun bertanya, Baam pun mengangguk. Tiba-tiba Urek Mazino datang dari atas mereka.

"Baiklah. Kita pergi sekarang? Aku bisa membawa kalian dengan cepat, sayang!"

Karena shinsu Urek, mereka tiba-tiba melesat dengan cepat keluar dari tempat itu.
Di atas sana mereka duduk untuk sedikit berbincang, Urek bilang pada Baam, bahwa mereka bertemu dengan Ehwa dan Danhwa, namun tak melihat seekor buaya bernama Rak.

"Baiklah, mari bertemu lagi, sayang~"

Anne meregangkan badannya lalu berbalik untuk pergi. "Hei, kau mau kemana?" Tanya Putri Zahard bernama Endorsi. Anne pun mendecih sambil menatap datar pada dirinya, "Tidurlah, kemana lagi? "

"Aku rasa aku juga mau istirahat." Endorsi mengibaskan tangannya lalu berjalan ke arah sebaliknya.

Anne melepas mantelnya yang robek karena terjatuh saat di lantai kematian dan menggantungnya di dinding, ia lalu membuka kardus yang berada di meja, dan mengambil sebuah susu kotak untuk diminum sambil bersantai di pinggir kasur.

*Kssshhh*

Suara keras terdengar, Anne tersedak dan batuk-batuk sebentar. Dengan sedikit sebal ia berbalik untuk melihat sedikit remukan pada dinding baja kamarnya.

𝗧𝗢𝗚 » Something Lost : ArrivalTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon