❥︎𝗧𝗶𝗸𝗲𝘁 𝗸𝗲 A𝗿𝗰𝗵𝗶𝗺𝗲𝗱𝗲𝘀

1.1K 315 18
                                    

•|•|•


"Kau.."

Edahn berada di sebuah tempat yang dipenuhi oleh bunga gerbera. Manik biru terangnya kini menatap pada sosok gadis cantik yang selalu hadir di mimpinya. Gadis itu menoleh, rambut coklat panjangnya terlihat melambai pelan karena angin sepoi. Maka tersenyumlah ia pada laki-laki tampan bertubuh tinggi itu.

"Edahn." Panggilnya.

Mata Edahn memerah, ia berjalan mendekati gadis itu. Berjalan dengan penuh harapan, "Kau kesini lagi." Pelannya, gadis itu masih tersenyum, kemudian diambilnya tangan pria itu, mengenggamnya dengan hangat.

"Maafkan aku..Edahn. Meninggalkanmu kala itu."

Edahn menggeleng kukuh,

"Aku..Aku masih belum mengingatnya, alasan mengapa hatiku selalu sakit setiap melihatmu."

Gadis itu tersenyum sendu sambil menatap manik biru Edahn dengan dalam, ia lalu berdiri, mengeluarkan sebuah kalung dari dalam bajunya.

"Kalung liontin..bewarna biru." Edahn bergumam.

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum, "Kamu memberinya saat melamarku." Ditatapnya liontin di tangan gadis itu oleh Edahn, dadanya sakit seketika, terasa nyeri dan bagai ditusuk-tusuk. Pria itu tertunduk sambil meremat pakaian di dadanya.

Bayang-bayang gadis itu lalu memudar, perlahan-lahan hilang dari sana. Edahn tercekat, berusaha mengejar bayang gadis yang hampir menghilang itu. Ia berlari dan mengulurkan tangan ke depan.

"Mari bertemu, nanti, ketika takdir mempertemukan kita kembali."

"Tidak! Tunggu dulu!"

*Degh*

"HAH!!"

Edahn terbangun dari tidurnya, keringatnya bercucuran deras.
Dia kembali memimpikan gadis itu, ia duduk lalu menyisir poninya keatas, mencoba mengatur nafasnya yang sempat tersengal-sengal. Pria berambut biru panjang itu kemudiaan berdiri, membersihkan badannya dan mengganti baju, keluar dari kamarnya hendak pergi ke lapangan timur yang dalam masa perbaikan.

"Tuan Khun." Seseorang dari balik pintu menyambut Edahn lalu menunduk hormat, tapi pria itu tak menoleh dan terus melangkahkan kakinya.

"Bagaimana lapangannya? Sudah bisa dipakai?"

"Belum, Tuan. Lapangan nya rusak terlalu dalam, mungkin kita butuh bantuan workshop untuk menimbunny-

"Tidak, aku tak mau. Lanjutkan saja."

"Baiklah."

Edahn menuruni tangga, melewati koridor yang begitu panjang lalu terhenti. Manik biru terangnya terpaku pada 3 patung besar di sana. Patung tiruan dengan yang asli kini berada di suatu lantai di menara.

"Patung Dewi."

Pria itu melirik dari atas kebawah bergantian, lalu kemudian tersadar.

Edahn masih terpaku, yang awalnya hanya menganggap bahwa patung itu sungguh indah, tapi ia tersadar karena semua itu tak luput dari ingatannya yang hilang.

...

"Edahn!" Seorang laki-laki berambut putih mencengkeram bajunya, pria albino itu menatap tajam kemudian bersorak padanya, "Kenapa kau sama sekali tak mengingatnya?! Hal itu terjadi tak lama, dan kau sudah lupa?!!"

Edahn mengernyit, memperkerut dahi. Entah untuk keberapa kalinya pria albino itu telah menuntutnya.

𝗧𝗢𝗚 » Something Lost : ArrivalWhere stories live. Discover now