•Bab 5

11.1K 1.6K 189
                                    



Dimohon bersikap bijak karena cerita ini mengandung kata dan adegan kasar yang tidak patut ditiru.



Visualisasi Tokoh

Visualisasi Tokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



○○○

Hari ini masalah kedua kubu itu untuk sementara selesai. Pelaku penusukan Hito sudah menyerahkan diri. Kasusnya bahkan sudah diproses sama kepolisian setempat.

Darius sebagai pelaku juga sudah minta maaf langsung ke keluarga Hito. Ditemani perwakilan kedua belah kubu yang sekalian jengguk keadaan Hito. Dia belum sadar. Masih harus dipantau terus sama tim dokter.

Habis dari Rumah Sakit mereka memutuskan untuk nongkrong bareng.
Kesempatan langka seperti sekarang gak mereka sia-siakan. Karena mereka pasti sudah ngerti kalau nantinya gak akan seperti ini lagi.

Perseteruan mereka gak akan selesai dengan hanya terselesaikannya satu masalah. Masih banyak hal yang ngebuat mereka gak bisa untuk mengucapkan kata damai.

Mereka berlima saja. Kai sama Cello yang jadi perwakilan anak 61. Sementara Ian, Arjun, juga Ali yang menjadi perwakilan Bayangkari.

"Gimana ceritanya dia bisa ketemu?" tanya Arjun.

Mereka lagi asik ngopi di Warung Mang Mamat. Ditemani gorengan juga keripik kentang yang dibeli di toko, hasil uang kembalian rokok.

"Habis penusukan itu dia kabur ke tempat sepupunya di daerah Karangploso. Sembunyi disana beberapa hari. Ketahuannya pas dia hubungin ceweknya. Jadi langsung digiring ke markas buat ditanya-tanya" jelas Cello.

"Gara-gara cewek?"

"Iya. Katanya ceweknya suka sama Hito. Tapi ternyata si Hito gak tau kalau tuh cewek sudah ada yang punya" sahut Kai.

"Terus kenapa bisa nyerahin diri?" tanya Ali.

"Gak tau itu Dikta. Mungkin dikasih guna-guna sama dia"

tawuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang