"Apakah terdakwa Jung Jaehyun memiliki saksi untuk meringankan hukumannya?" tanya sang hakim pada penasihat hukum.


Lelaki berkacamata itu menoleh pada Jaehyun, dengan menganggukkan kepala sang penasihat hukum bernama Moon Taeil menjawab pertanyaan hakim ketua. Tak berapa lama, beliau meminta waktu sejenak untuk membawa barang bukti masuk ke dalam ruang sidang.



Sebuah ransel berwarna hitam telah diletakkan di atas meja yang telah disiapkan di sana kemudian dikeluarkannya laptop serta beberapa flashdisk. Kening Jaemin berkerut, ia menoleh pada Mark yang mulai menyunggingkan senyumannya.



"Hyung?"



Atensi si sulung teralihkan, lengannya berganti memeluk tubuh Jaemin, "Aku hanya diberitahu oleh Paman Johnny bahwa Ayah telah mengumpulkan bukti sejak aku diculik. Saat tinggal bersama Cho Yujin, Ayah memasang penyadap suara di sana sekaligus kamera cctv kemudian bukti racun yang digunakan pada Ibu. Semua sudah dikumpulkan dengan sempurna oleh Ayah, Nana. Ayah menggunakan cinta wanita itu untuk menghancurkannya," jelas Mark di sana.



Ya, lelaki Jung itu memanfaatkan cinta buta dari Cho Yujin. Selama Jaehyun tinggal bersamanya, justru wanita itu sama sekali tak menaruh curiga, kesempatan itulah yang digunakan.



Bersamaan dengan itu, Cho Yujin yang merasa terancam justru memberontak di sana. Berteriak seakan merasa dijebak. Tujuan wanita itu untuk memenjarakan Jaehyun supaya ia tak bisa kembali dengan anak-anaknya.



"Aku sudah memberikan segalanya untukmu, tapi kau membalasnya dengan ini?! Aku mencintaimu, Jaehyun!"



Lelaki Jung itu berjalan menghampiri Yujin yang dipegang oleh petugas di sana, mereka saling menatap dengan ekspresi yang bertolak belakang. Senyum Jaehyun terukir  dengan sejuk di sana.


"Terima kasih karena kau telah mencintaiku, tapi caramu salah, Yujin. Maaf, tapi aku bertahan denganmu selama ini hanya misi menyelamatkan kedua putraku lalu mewujudkan impianku sebagai seorang laki-laki yang sukses untuk menghidupi kedua putraku di masa depan. Aku tidak pernah menikmati satu persenpun uang darimu, kau tahu itu."



Setelah beberapa saat, hakim ketua sedang merundingkan dengan anggotanya. Beberapa kali melihat bukti yang ditunjukkan dari video dan rekaman suara kemudian botol racun.


"Ada bukti sidik jari dari Cho Yujin juga, Hakim Ketua," imbuh Taeil sembari memberikan barang tersebut.


Selanjutnya, putusan yang diberikan hakim ketua membuat Jaemin dapat menghela napas lega. Pelukan Mark padanya juga semakin erat kemudian sang ayah yang berbalik menghadap pada mereka memberikan senyuman lebarnya.



***


Para wartawan sudah memenuhi halaman pengadilan di sana, kerumunan tersebut menghambur ke depan kala melihat Jung Jaehyun telah keluar dan dilindungi oleh beberapa petugas juga di sana. Di belakang Jaemin masih bergelayut pada lengan Mark, ia meringkuk karena merasa takut dengan banyaknya orang serta kamera.



"Apakah benar kau dan Cho Yujin tidak menikah? Semua hanya rekayasa yang dibuat olehnya karena terobsesi padamu, Jung Jaehyun?"



Pertanyaan tersebut terlontar bersamaan dengan flash kamera yang mengambil gambar sang ayah di depan sana.


"Ya, itu benar."



"Lalu, benar juga bahwa Cho Yujin menculik anakmu?"



Kepala Jaehyun mengangguk guna menjawab pertanyaan tersebut diikuti oleh pertanyaan lainnya yang merupakan sebuah fakta terungkap.




"Apakah wanita yang menjadi ibu dari anakmu itu masih orang yang sama? Identitasnya belum terungkap sampai sekarang."



"Wanitaku hanya satu, dia ibu dari kedua anakku," jawab Jaehyun dengan tegas dan tenang. Bahkan Jaemin bisa merasakan senyuman sang ayah dari jarak yang lumayan jauh di belakang.



Sengaja memang Jaehyun tidak menunjukkan identitas kedua putranya. Maka dari itu, berjauhan seperti ini menjadi solusi. Ia tahu bahwa Mark apalagi Jaemin belum bisa menghadapi kehidupan seperti ini. Mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi.



"Siapa dia? Bisa kau memberitahu kami? Sosok yang berhasil mengambil hati seorang Jung Jaehyun."



Seulas senyum terukir di bibir lelaki Jung tersebut, "Maaf kalian tidak bisa menemuinya secara langsung, tapi kalian bisa datang pada acara peringatan kematiannya minggu depan. Terima kasih semuanya," pamit Jaehyun kemudian dan berjalan menjauhi para wartawan yang mematung atas pernyataannya.



Berada di paling belakang, Jaemin hanya samar-samar mendengar para wartawan yang sibuk berdiskusi tentang peringatan kematian siapa pada minggu depan.




"Na Young Mi! Desainer yang tewas di supermarket! Ya Tuhan!"





Kepala Jaemin tertunduk dan memilih untuk memeluk sang kakak yang tak pernah melepaskan tautan tangan mereka.













Odika✓Where stories live. Discover now