O.8

3.4K 660 101
                                    


Sorry for typo(s)



Setelah Jeno menceritakan kecurigaannya selama tiga hari terakhir ini, Jaemin selalu merasakan anxiety ketika berada di luar. Maniknya awas mengamati setiap mobil dan wanita yang dilewati, kedua tangannya bersembunyi di balik celana jeans. Setiap berangkat kerja, ia selalu berjalan kaki supaya bisa menikmati perjalanan lebih leluasa selama setengah jam. Namun, karena kecurigaannya terhadap orang yang mengawasi sampai di depan rumah langsung membuat Jaemin tak berani sendiri. Sekarang, ia lebih memilih berhimpitan dalam bus.


Setiap malam, Jeno selalu memberitahu bahwa mobil itu selalu datang. Namun, Jaemin tak pernah mau melihat, ia masih terlalu takut. Sehingga pemuda Na memilih untuk tidur saat itu juga bahkan Leo dibiarkan untuk satu ranjang dengannya.


"Dasar wanita gila!"



Atensi Jaemin yang sedang berdiri beralih ketika salah satu wanita paruh baya bersuara dari kursi di sampingnya, temannya mencibir juga di sana menanggapi kekesalan beliau.



"Sudah bagus dia di luar negeri saja, eh pulang-pulang mengacaukan sebuah club dengan alasan merindukan suaminya! Dari muda sampai sekarang wanita itu tidak berubah!" wanita itu menoleh ke luar jendela dengan tatapan geram sedangkan temannya mengambil koran yang dibawa oleh wanita tersebut kemudian membacanya, "Lagipula, pasti Jung Jaehyun itu dulu dipaksa menikah dengan wanita gila ini. Kau tidak ingat dulu, saat kita masih bekerja di perusahaan keluarga Cho. Setiap kali mendengar rengekan wanita itu meminta Ayahnya untuk menikah dengan Jaehyun," celotehnya lagi sembari melipat benda kertas tersebut.



Dari posisinya, Jaemin masih bisa melihat berita utama koran tersebut. Hanya sepenggal kalimat bahwa pernikahan Cho Yujin dan Jung Jaehyun diambang kehancuran karena mantan model yang terlihat mabuk di sebuah club malam.



"Tapi sampai sekarang, wanita yang dicintai Jung Jaehyun tidak ada kabarnya."



Sebelum mendengar lebih jelas, Jaemin mendengar tempat pemberhentiannya diteriakkan sehingga dengan berat hati ia harus turun. Namun, satu hal yang berhasil disimpulkan olehnya.



Mungkin, ini yang dimaksud sang Ayah akan segera kembali dengannya? Mereka bercerai?




Untuk doa seperti ini, Jaemin memohon untuk dikabulkan segera.






***




Beberapa hari ini, pertemuan empat sekawan tak sesering dulu. Masalah tugas kuliah membuat mereka harus lebih lama di kampus. Namun, mereka berjanji untuk memenuhi permintaan Mark yang akan mengajak ke taman bermain. Bahkan, Jaemin meminta hari liburnya dimajukan karena merasa jengah dengan keadaan yang dialami, ia membutuhkan pengalihan yaitu bersama dengan para sahabatnya.



Hanya Jeno yang selalu menghubungi untuk bertanya keadaannya, Renjun pun juga menyadari sikap dua sahabat yang terlihat mencurigakan. Setelah menceritakan, pemuda Huang menawarkan tempat tinggalnya untuk Jaemin sementara waktu supaya kondisi lebih aman.



Namun, Jaemin juga tidak mau melibatkan sahabatnya begitu saja. Selama ini mobil yang sering mengunjunginya setiap malam juga tidak melakukan serangan.



"Sudah siap?"


Kepala Jaemin menoleh ketika menyadari bahwa Jeno sudah berada di depan rumahnya, jemari pemuda Na masih mengusak bulu Leo.


"Aku pergi dulu, ya? Leo jaga rumah."


Anjing itu menyalak seraya menggoyangkan ekornga sembari menatap Jaemin di sana.


Odika✓Where stories live. Discover now