Bab 20 I Love You

7 0 0
                                    


"Selesai acaranya ini bisa kita ngobrol sebentar Sar" Tanya Kak Irwan setelah acara talk show berakhir.

"Bisa, kenapa Kak?"

Aku merapikan beberapa lembar kertas yang berserakan di meja, beberapa lembarnya adalah curriculum vitae dan rangkaian pertanyaan dari audiens.

Belum sempat Kak Irwan menjawab pertanyaanku, seseorang tetiba datang dan menyapa Kak Irwan.

"Hebat Bro... acaranya berjalan lancar"

"Terima kasih sudah datang..."

Seseorang itu melirik ke arahku. "Jadi dia yang kau maksud, cocok...." ucapnya.

"Iya"

"Jadi kapan tanggalnya?... nanti saya datang."

Kak Irwan terdiam beberapa menit. " Bisa tunggu diluar sebentar Dra... masih ada yang perlu dirapikan sedikit." Ujar kak Irwan mengalihkan.

"Okay Wan, saya tunggu di depan yah"

Aku tak mengerti percakapan antara Kak Irwan dengan sesorang yang pertama kali kutemui, sesuatu hal yang membuat aku bertanya-tanya akan ucapan seseorang itu.

Belum sempat aku bertanya, Kak irwan menjelaskan.

"Sepertinya ada sedikit kesalahpahaman tadi. Itu teman karib saya saat kuliah. Namanya Andra... Saya sering bercerita tentang kamu kepada dia. Mungkin pikirnya kita akan menikah. Tapi bukan itu maksud saya," jelas kak Irwan.

"Lalu apa?."

"Saya bermaksud mengenalkanmu. Andra itu seorang content writing sama seperti kamu, di samping ia juga menjalankan bisnis properti. Kamu perlu banyak belajar dari dia. Ini yang bisa saya lakukan untuk kamu Sar, dibanding pemberian-pemberian yang sering kamu tolak."

"Tak perlu melakukan hal seperti itu Kak."

"Saya punya pertimbangan sendiri Sar... saya tidak ingin kamu susah. Semua harapan kamu, itu yang bisa saya bantu"

"Terima kasih Kak," balasku dengan perasaan sedikit tersentuh.

Aku menghampiri Mas Andra yang tengah menunggu kami di lobi, ia mengajak kami berdua untuk makan siang dan bertukar pikiran di salah satu cafe yang cukup terkenal di kota ini. Sesekali ia menanyakan pengalaman menulisku, beberapa diantaranya hanya tulisan-tulisan ke ilmiahan dan tulisan fiksi. Sekitar setahun kemarin aku mulai tertarik untuk menulis beberapa konten dan menerima jasa sebagai content writer. Tentunya ini pengalaman baru. Dunia penulisan tidak hanya pada content writer, ada juga copy writer yang tentunya lebih ke arah komersil untuk menaikkan penjualan atau membeli suatu produk. Kak Andra paham dengan cara berpikirku, ia sangat responsif dan lebih kreatif dari apa yang aku bayangkan sebelumnya. Sesama pekerja di bidang content writer, ia sangat paham dan terbuka akan ide-ide yang kedengarannya sedikit gila.

"Perbedaan dan keunikan itu perlu untuk bertahan dan menjagkau pasar Sar... tanpa itu kau akan tenggelam," jelasnya sembari menghisap sebatang rokok.

"Kedengarannya begitu retoris....tapi begituah...." Tambahnya.

Aku menyetujui semua hal yang diutarakannya. Tampaknya, semua hal yang ia katakan memang benar. Ia sangat berpengalaman.

"Sarah juga lagi usaha bisnis cafe loh Dra...."

"Serius... dimana?" Tanya Andra

Afeksi KaktusDonde viven las historias. Descúbrelo ahora