1.

289 14 0
                                    

Kau percaya adanya siluman dan kau percaya siluman memberikan setengah jiwanya untuk menyelamatkan manusia, apa kalian percaya?
Mungkin sebagian Tidak percaya karena termasuk aku juga, tapi ini memang kenyataan karena di sisiku bersama siluman dan dia kirigaya kazuto

••
September 2020
Kota tokyo, japan..
Kehidupan penduduk tokyo yang biasanya di pagi hari sibuk dengan dunia mereka masing-masing ada sekolah, kerja dan sebagainya
Brugh..
Seorang gadis berambut coklat di dorong sekelompok para gadis yang sama seusia dia
Gadis berambut coklat itu meringkis kesakitan di kedua lututnya karena ia terkena aspal
"Menyebalkan! Hari ini moodku tidak bagus, bagaimana kalau kita bermain dulu" ucap salah satu sekelompok para gadis, gadis berambut coklat menundukan kepalanya dan ia seperti sudah terbiasa di perlakukan oleh orang-orang di depannya
Prittttt...
Satpam sekolah berlari dan sekelompok para gadis itu mendecih
"Sialan, tua bangka ini penganggu aja lihat aja akan ku buat dia pecat dari kerjaannya, ayok teman-teman kita pergi" ucapnya
Setelah mereka pergi, satpam sekolah itu membantu gadis berambut coklat itu untuk bangun
"Terimakasih pak, tapi tolong pak jangan menolongku" ucapnya dan satpam itu kaget dan ia melihat 2 lutut gadis berambut coklat itu"asuna, kita obati luka mu dulu"
Asuna menganggukan kepala nya
Mereka pun sama-sama jalan walaupun asuna sedikit ngilu pada kedua lututnya
"Pelan-pelan saja" ucap satpam sekolah
Sesampainya mereka di ruangan satpam sekolah..
Satpam sekolah atau di panggil tou mengambil kotak P3K dan ia mengobati kedua lutut asuna Dan asuna meringkis kesakitan namun ia tetap menahannya hingga tou selesai mengobatinya
"Arigato pak sudah mengobatiku" ucap asuna tersenyum
"Kenapa kau diam aja asuna, ini bisa di laporkan ke guru" ucapnya
"Tidak bisa pak, kalau aku memberitahunya, teman kelasku yang akan jadi bully an berikutnya" ucap asuna
"Ah kau ini terlalu baik sekali asuna"
"Ah tidak juga pak tapi pak tolong jangan menolongku lagi kayak tadi, nanti bapak akan di pecat, bapak tahu kan anak salah satu yang bully ku itu anak kepala sekolah" ucap asuna
"Tidak apa-apa nak, lagipula bapak sudah tua dan sudah harusnya berhenti kerja"
Asuna menghela nafas dan berkata"aku harap bapak tetap disini, karena bapak orang baik asuna ketemu"ucap asuna
"Ah ya, sudah sana ke kelas nanti telat"
"Ha'i, selamat bekerja pak" ucap asuna melambaikan tangan nya
Asuna yuki gadis berambut coklat dan ia duduk kelas 2 dan berumur 17 tahun
Ia menjalankan hidupnya pembullyan sudah 3 bulan lebih setelah ia menolong teman kelasnya dari pembullyan, dan asuna meminta pada orang yang bullynya untuk menggantikan posisi teman kelasnya, asuna tidak tega melihat teman kelasnya sengsara dan lagi banyak teman-teman lain tidak berani menganggu nya karena mereka bisa mengadu ke pihak kepala sekolah
Dan pada akhirnya asuna pun jadi pembullyan walaupun ia bersyukur setidaknya teman kelasnya tidak lagi di bully
Asuna baru tiba di kelas dan ia duduk sambil mengambil buku di tasnya
"Berdiri"
Semua kelas berdiri lalu menghormati guru sakuya yang baru tiba di kelas
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi juga sensei" ucap mereka serempak lalu mereka pun duduk
"Oke mari kita lanjutkan pelajaran kita kemarin" ucap sakuya dan semua murid pun membuka buku lalu sakuya menjelaskan materi yang di buku itu

1 jam kemudian..
Teet.. Tet..tet..
"Oke, sampai disini dulu"
"Ha'i sensei" ucap mereka dan asuna menoleh ke balik jendela dan ia melihat lapangan sekolah lalu terdapat anak-anak kelas lain sedang olahraga
"Asuna"
Asuna menoleh karena seseorang memanggilnya"ya lisbeth ada apa?"
"Kakimu kenapa?"
Asuna menoleh kedua lututnya dan berkata"tidak apa-apa tadi aku jatuh kok"ucap asuna
Lisbeth memasangkan wajahnya sedih dan asuna melihatnya "aku serius lisbeth tadi aku jatuh, aku kurang hati-hati di jalan" ucap asuna
"Asuna, kau tidak perlu berbohong, aku selalu memperhatikan mu selama ini setelah kau menolongku, aku merasa benar-benar pengecut asuna" ucap lisbeth meremas rok seragam sekolahnya
Asuna menyentuh tangan lisbeth dan berkata"jangan berkata seperti itu, aku yang meminta mereka untuk tidak menganggumu, aku tidak suka melihatmu menderita lisbeth, tidak apa-apa aku baik-baik saja kok"ucap asuna
"Asuna hiks gommenase" ucap lisbeth menangis
"Ehh kenapa menangis, sudah-sudah" ucap asuna

••
Di jam istrihat..
Drap..
Drap..
Drap..
Asuna berlari dengan cepat dengan menenteng beberapa roti dan ia naik tangga yang begitu melelahkan
Sesampainya asuna tiba di atap sekolah, asuna melihat sekelompok para gadis itu menunggu asuna
"Ah ah gommenase" ucap asuna mengatur nafasnya
"Lama sekali dah" dan asuna memberikan roti itu dan salah satu sekelompok para gadis itu mengambilnya dengan kasar
"Apa-apaan ini!! Kenapa roti begini!"
"Bukankah kau minta-"
"Ah nglawan!"
"Gomen"
Plak..
Asuna merasakan berdenyut di pipi kirinya
Bugh... Bugh.. Bugh..
Asuna menahan kesakitan dari pukulan sekelompok para gadis itu, setelah sekelompok para gadis puas dan ia pun meninggalkan asuna yang tergeletak dan asuna berusaha berdiri walaupun ia ngilu dengan perutnya karena pukulan sekelompok para gadis itu
Ia memungut beberapa roti itu yang sudah bercecer
Asuna menatap roti melon yang ia beli lalu membukanya
Tes..
Asuna menitikan air matanya setelah ia mengigit satu roti itu"tidak apa-apa asuna, kau harus bertahan"ucap asuna

Sepulang sekolah..
Asuna terletih-letih jalan nya karena ia masih merasakan sakit di perut nya
Sesampainya di rumah, ia pun masuk
"Tadaima" ucap asuna
Asuna melihat rumah kosong dan ia menghela nafas
Orangtua asuna memang sangat sibuk dunia kerja dan asuna terbiasa sejak ia masih kecil
Asuna pun menaiki tangga dan masuk ke kamarnya
Ia membuka seragamnya dan melihat perutnya memar
Ia pun mengambil obat untuk mengobati luka lembabnya itu
Ia menahan sakit tapi ia terus melanjutkan mengobati luka nya itu
Setelah mengobati lukanya, ia langsung meremahkan di ranjang sambil menatap langit kamarnya "ah seperti ini ya di rasakan lisbeth, tapi lisbeth kuat dan biasanya orang kena bully pasti mengakhiri hidupnya" ucap asuna
Kring.. Kring..
Suara handphone asuna berbunyi dan ia pun mengambilnya di tasnya itu
Asuna melihat sms masuk dari salah satu sekelompok para gadis itu
"Hei budak! Besok pagi datanglah kerumahku, kau harus ikut bersamaku ke gunung giri, awas aja tidak datang, lihat aja nasib temanmu itu"
Asuna kaget membacanya dan ia pun membalasnya"baiklah" send sms terkirim
"Untuk apa dia pergi ke gunung giri?" tanya asuna bicara dirinya sendiri

Next part 2...

soulmateWhere stories live. Discover now