100. Malaka Halaman 100

110 14 2
                                    

William, Frank dan Kapten Pahlevi akhirnya terbangun dari pingsan. Ketika mereka bangun, mereka hanya melihat Ira serta Hendrik menatap mereka. Kemana yang lain?

"Apa musuh sudah kalah?" Tanya Frank.

"Dimana pecundang itu?" Tanya William dengan nada pongahnya.

Sementara Pahlevi hanya diam. Hendrik dengan sabar terus memperhatikan tingkah sang kapten yang berubah.

Kau sudah ingat ya, gendut, ucap Hendrik di dalam hati.

Kapten Pahlevi berdiri namun diam. Ia seperti mayat yang baru terbangun ratusan tahun dan seolah mendapat dunia yang berbeda. Sekejap mereka semua merasakan kalau ia sedikit berubah.

Ia kini telah kurus, bertelanjang dada di tengah malam suntuk. Mungkin dia masuk angin, pikir Ira. Namun Hendrik langsung menembak ke inti sanubari sang kapten.

"Anda mencari Andre?"

Pahlevi tiba-tiba berbalik menatap Hendrik. Raut muka berubah berang. Ia menerjang Hendrik namun segera dicegah oleh mereka bertiga.

"Oi, Kapten ada apa?" Tanya Frank bingung. Ia berusaha keras menahan sang kapten walau dalam posisi duduk.

"Kau... Aku ingat kau! Kau teman bajingan itu! Harusnya kalian dihukum mati!" Teriakan ngelantur dari Pahlevi menambah kebingungan mereka.

Ira terpaksa melilitkan sebatang pohon ke tubuh Pahlevi yang belum terkumpul nyawanya. Ia kini berdiri tegak dengan tangan menjalar ke samping seperti salib.

"Ada apa ini? Hendrik!" Tanya Ira kebingungan. Ia terpaksa mengikat Pahlevi agar tidak bertingkah liar.

"Bajingan kau!" Maki Pahlevi yang dibalas senyum tipis dari Hendrik.

"William, Frank! Kalian mendapatkan ingatan itu juga di otak kalian. Kalian pasti paham," jelas Hendrik. Ira semakin bingung bukan kepalang.

"Ada apa ini?" Teriak Ira agar dijawab oleh seseorang. Siapa saja.

"Dua belas tahun lalu kejadian menghebohkan terjadi di ibukota, tepatnya di pasukan Sacred Forced. Aku terkejut karena kau tidak tahu cerita ini dan siapa si gendut yang sekarang jadi si kurus ini. Peristiwa kematian Morkesna, Jenderal Sacred Forced saat itu. Singkatnya sangking besarnya masalah itu sehingga Raja turun tangan mengadili. Hasilnya Jenderal Sacred Forced sekarang diusir dari Kerajaan selama Dua belas tahun karena dia terbukti telah membunuh sang Jenderal. Akan tetapi ternyata di pihak lain, pihak korban tidak puas dengan hukuman itu lalu dengan status mereka mengintervensi hukum. Hasilnya, aku adik dari Aril Guntur, keluargaku dibunuh sebagai gantinya karena keluarga kami berteman dekat dengan Jenderal Henri. Dan orang subur yang ada di depan kita ini adalah anak Jenderal Morkesna, Jenderal yang terbunuh!"

Suasana berat ini berubah menjadi pelik seperti benang kusut. Butuh banyak waktu untuk mencairkan. Ira sebagai pihak yang tidak mengerti masalah ini hanya bisa melihat Hendrik lalu melihat Kapten Pahlevi. Ia melihat Hendrik lalu Kapten Pahlevi, Hendrik lalu Kapten Pahlevi dan akhirnya ia pening. William dan Frank sebagai pihak bisu tiba-tiba dikejutkan oleh sesuatu. Kelopak bunga dari koral tiba-tiba tumbuh di pundak William.

Setelah beberapa detik saja kelopak tersebut mekar sempurna membawa kecurigaan mereka semua.

"Teknik musuh?" Ira mencoba waspada.

"Tidak, ini pesan dari temanku di Stampfer."

Kelopak yang telah mekar pecah, menyebarkan serbuk teratur lalu membentuk huruf dan angka.

M 100

Kombinasi yang teramat sangat singkat seperti penulis sedang terburu-buru mengirimkan pesan tersebut sehingga tidak bisa dijelaskan semuanya.

ANDRE FOSKAS [TAMAT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن