🍭Ketika cinta menikam perasaan

82 12 0
                                    

Saat ini lebih tepatnya dikantin, Felina dan Reino asik mengobrol bersama, sambil menikmati jus jeruk yang Reino pesankan untuk mereka berdua.

Felina saat ini lebih awal datang karena papa nya yang kemarin sudah pulang sekarang mengantarkan putri keduanya ini. Dan juga Felina sudah memberi tahu Vansa sehingga cowok itu belum kunjung datang diawal seperti ini.

Reino yang saat itu sedang asik menjelaskan bagaimana sikap dan sifat Raya, sungguh dia tidak bersabar untuk melihat mamanya tersenyum.

"Ngimana elu dah tau kan?" Tanya Reino yang sudah banyak memperagakan bagaimana Raya dan ucapan apa yang sering adiknya sebutkan itu.

Felina hanya mengangguk mengerti lalu memperagakan kembali sikap dan sifat Raya dengan benar. Dan tentunya itu membuat Reino tersenyum.

Disela-sela Felina berlatih disitu Reino melirik Felina terus. Dibenak hatinya dia sudah menyesal pernah membuat Felina terluka dan kini orang yang dia pernah lukai sudah bahagia dengan orang yang dia lukai juga. Tak asing dan tak lain adalah Vansa. Teman satu tim nya yang tak kunjung ingin menjadi kapten dalam permainan basket itu.

Entah apa yang terjadi pada Vansa namun satu pria ini tetap tidak ingin menjadi kapten, padahal Reino sudah memohon beberapa kali karena Reino pikir Vansa lah yang seharusnya dibanggakan dan orang yang paling terbaik.

Tapi Vansa tidak ingin karena lelaki itu menganggap bahwa Reino lah orang yang terbaik. Vansa banyak belajar dari Reino meski mereka pernah bertengkar.

Ingin rasanya dia datang menemui Vansa lalu meminta maaf karena pernah merencanakan sesuatu yang buruk pada anggota tim basket nya ini, termasuk juga pernah menyakiti wanita yang paling dicintai oleh Vansa.

Kini semuanya berlalu, imbalan dari apa yang dilakukan Reino sudah dia rasakan. Dia kehilangan adiknya,mamanya sakit dan keluarga mereka hancur. Papanya menceraikan mamanya dan sekarang hanya mementingkan pekerjaan tanpa mau menjenguk mamanya sekalipun.

"Reino...hey" Felina memeltikan tangannya berusaha menyadarkan Reino yang sedaritadi tadi melamun.
Dengan segeranya cowok didepannya tersadar, "aah iya?"

"Astaga Reino elu melamun? Gue udah bisa nih jadi kapan kita pergi?" Tanya Felina. Reino tertunduk sesaat lalu kembali menatap Felina cepat.

"Ngimana kalau pulang sekolah?"

"Oke tapi gue harus pakai apa dong?"

"Oh gue udah bawa baju Raya,baju dimana itu pemberian mama aku waktu Raya ulang tahun entar pulang sekolah gue kasih"

Felina mengangguk. Setelah itu Vansa datang dan melambaikan tangan kepada Felina, segera dia membalas membuat Reino menoleh kebelakang mendapati Vansa yang sudah mendekat dan duduk tepat disamping Felina.

"Ngimana masih sibuk?" Tanya Vansa sambil mengelus rambut Felina, gadis nya itu hanya tersenyum lalu mengangguk cepat.

"Vansa" Reino memanggil lelaki yang didepannya membuat kedua joli ini sama-sama menoleh menatap Reino.

"Gue cuma mau minta maaf sama kalian termasuk elu Vansa..."

"Sans ajah bro gue udah maafin kok"

"Gue udah menyesal pernah buat elu dan Felina sakit hati,tapi kali ini gue ngak bakal ngangguin kalian berdua setelah ini doang...gue disini cuma mau minta bantuan dari cewe elu jadi Raya adek gue, elu udah tahu soal ini?"

Vansa mengangguk dan berdiri lalu menepuk pundak Reino" gue udah tahu...semoga mama elu sembuh dan bisa nerima kehilangan Raya,dan semoga papa elu tetap sayang sama mama lu"

Reino membalas Vansa dengan menepuk lengan panjang Vansa, "Thanks bro gue ngak tahu harus mau bilang apa,kalau gue nangis dikira banci "

Ucapan Reino membuat Felina tersenyum, "selagi itu memang harus ditangisi kenapa ngak boleh...elu punya air mata dan itu gunanya untuk ngutarakan isi hati elu yang sedang sedih...Sans ajah Reino"

Cinta PerkiloWhere stories live. Discover now