🍭rain and mine

166 24 5
                                    

Selama perjalanan Felina selalu memikirkan perkataan Reino waktu dikantin. Bagaimana tidak,secara mendadak Reino memohon kepada Felina agar Vansa mau ikut tim basket.

"Ngak...gue ngak boleh ikut campur,lagian gue bukan siapa-siapa nya Vansa kok" guman Felina lalu segera masuk kekelas. Dilihatnya sudah ada Vansa,Wanda beserta kedua sahabatnya sedang mengobrol.

Dengan sigap, Felina bersikap baik-baik saja dan mendekati mereka semua. "Darimana ajah Fel?"Tanya Vansa membuat semua orang tersenyum menatap Felina.

"Bukan urusan elo..."ucap Felina lalu duduk dan mengambil novel yang biasa dia bawa. Vansa terkejut dengan sikap Felina yang mendadak berubah.

"Fel...elu kenapa? palingan malu gegara ada kami kan" tebak Naila yang langsung mendapat tatapan tajam dari Felina. "Kagak..."

"Terus kenapa? Elu kenapa tiba-tiba pendiam gini?"tanya Rena kembali membuat Felina bangkit berdiri. "Kalian semua kenapa sih!kan gue udah bilang...gue itu ngak kenapa-kenapa"Felina langsung keluar dari kelas dan berniat untuk pergi kebelakang sekolah.

Dan saat itu juga,Vansa berlari mengejar Felina yang tiba-tiba berubah. Apa Vansa tadi terlalu kepo?bagi dia tidak,tapi kenapa Felina bisa begini. Sudahlah Vansa tidak tahu dan segera mengejar Felina.

Dibelakang sekolah, perasaan Felina menjadi tenang dan dia segera duduk diatas rerumputan hijau dan bersih.

"Elo kenapa sih Fel...kenapa perasaan elu kagak enak gitu?ingat yah Vansa itu bukan siapa-siapa elu jadi elu ngak berhak ikut campur... tinggal kasih tahu aja susah banget sih" ucap nya sendiri dan ternyata didengar oleh Vansa.

"Elu kenapa?sini curhat sama gue" tiba-tiba Vansa duduk disamping Felina membuat gadis itu terkejut.
"Elu?elu ngikutin gue kan?dasar!"

"Gue khawatir elu kenapa-kenapa,elu kenapa berubah kayak harimau kelaparan dah"

"Van...Reino ngajak elu ikut tim basket nya tapi perasaan gue ngak enak"ucap Felina jujur membuat lekukan senyuman dari wajah Vansa terlihat.

"Cuma itu ajah?elu khawatir nya kelewatan,lagian kenapa harus khawatir. Dia kan cuma pengen gue ikut tim basket nya gegara gue Maco main kali"ucap Vansa bangga.

"Gue serius Vansa!tapi terserah elu ajah deh...kalau menurut elu itu baik gue bisa apa...lagian gue bukan siapa-siapa elu"

Mendengar hal itu Vansa langsung menangkup wajah tembem Felina dan jarak mereka tinggal sejengkal saja. Dan benar saja jantung Felina langsung berdetak kencang, menatap wajah Vansa yang benar-benar tampan diluar dugaan Felina.

"Elu itu imut banget tahu kalau lagi khawatir...gue ngak pernah bosan liat wajah manis elu"ucap Vansa diiringi senyuman.

"Tapi Van...elu yakin kalau Reino nggak macam-macam kan?"

"Ngak tenang ajah deh...bilang sama dia kalau gue terima"

Felina langsung mengangguk dan Vansa segera melepas genggaman tangannya dari wajah Felina. "Ehemmm....kalau gitu yuk balik kekelas...entar lagi masuk"ajak Vansa yang hanya diangguki oleh Felina.

Dan mereka akhirnya berjalan bersama sampai dikelas. Semua memandang mereka iri termasuk kedua sahabatnya.

"Cieee....baikan lagi...kenapa ngak langsung pacaran ajah deh, ngak tahu TTM" rayu Naila.

"Iya TTM...teman tapi mesra entar ujung-ujungnya teman tapi menikah" rayu Rena lagi. Yang membuat Felina ingin menampol mereka berdua atas ucapan yang memalukan itu.
Vansa yang mendengar hanya tersenyum dan mengajak Felina untuk segera duduk.

🌠🌠🌠

Kring....kring....

Jam pulang sudah berbunyi dan lebih tepatnya hujan datang begitu deras membasahi seluruh sudut kota, termasuk sekolah yang Felina tempati.

Cinta PerkiloWhere stories live. Discover now