#12 Dua cek list biru

58 26 93
                                    

Selamat membaca!

******

"Karena Alish sekarang lagi senang, Alish mau deh jadi pacar Epul," ucap Alish sambil melompat dari atas motor dan menatap Alanda dengan mata teduhnya.

Jangan ditanya lagi, sudah pasti Alanda sedang mati kutu dibuat nya. Bagaimana tidak, ucapan Alish barusan membuat ia berkali-kali menelan salivanya.

"Terima kasih ya, semenjak kamu hadir dikehidupan Alish sekarang, hidup Alish jadi lebih berwarna. Kamu membuat semua yang ada selama ini hidup kembali, entah itu sikap Alish dan perasaannya Alish terhadap orang disekeliling Alish," matanya berbinar indah, rasanya Alish ingin sekali berlama-lama disampingnya.

Alanda tersadarkan, ia menjadi kikuk sendiri mendengar pengakuan Alish padanya saat ini. Untuk kali pertama ia merasakan degupan hatinya yang berpacu sehebat ini.

Matanya pun berkedip berkali-kali saat sesekali berpapasan dengan mata Kakak kelasnya itu.

"Boleh Alish peluk Epul?"

Dari balik sikap diamnya, didalam hati Alanda terus beteriak. Ia masih tak percaya dengan ucapan Alish barusan. Semoga saja ini bukan mimpi.

"Pul?" sungut Alish sambil melambaikan tangan kearah wajah yang tengah bersemu itu.

Tak lama ia tersadar, bahwa yang barusan terjadi bukanlah mimpi atau semacamnya. This is the real facts!

"Kaget gua, Ka. Hehe" jawabnya sambil mengelus dada.

Ia terkekeh, lagi dan lagi deretan Gigi nakal itu muncul dengan sendirinya yang membuat Alish sontak terperanga.

Mereka tertawa bersama, diam-diam Alanda mengelus puncak kepala Alish perlahan.

Walau ia adalah adik kelasnya namun tinggi badannya hampir lima belas centi melebihi tinggi badan Alish. Bahkan untuk menatap Alanda Alish harus mendongak.

Jadi jangankan mengelus kepala Alish, menggendongnya pun Alanda akan menjamin itu.

"Udah malam, Lish." tiba-tiba suara sedikit serak berhasil membuat Alanda dan Alish menengok bersamaan.

Cepat-cepat Alanda mengibaskan  tangannya yang melekat pada kepala Alish.

"Nyamuukkkk!"  Ia menundukkan kepalanya pada Kakak perempuan Alish itu.

Bingung harus berbuat apa, sebab sedari tadi wanita itu hanya menatap mereka berdua bergantian. Akhirnya ia memberanikan diri bertanya basa-basi.

Melihat tatapannya saja sudah mengartikan bahwa ia ingin ditanya.

Ck.

"Apa kabar Ka?" entah pertanyaan macam apa itu, intinya ia sangat menyesal karena telah mengucapkannya.

Sufy pun langsung terpingkal mendengarnya. Apa wajahnya yang cantik ini bisa seketika membuat lawan bicaranya gagal fokus?

Bukannya ikut tertawa bersama, kedua remaja itu malah semakin bingung melihat sikapnya kali ini.

Begitupula dengan Sufy, ia langsung sadar diri jika kali ini ia yang malah tidak nyambung.

Ekhem.

"Kabar saya baik, kamu siapanya Alish?" ucap Sufy sambil melipat tangan didada. Habis malu-maluin diri, sekarang saatnya ia berlagak menjadi orang dewasa yang sedikit garang.

"Saya Alanda Ka, teman sekolah Ka Alish," jawab Alanda sambil mengulurkan tangan kanannya. "Lebih tepatnya adik kelasnya, hehe".

Aah, sesuai juga nama sama orang nya.

PULCHERRIMA Where stories live. Discover now