#10 Jangan lupa bersyukur

71 36 97
                                    

Selamat membaca!

*****

Di meja yang berada tak jauh dari meja yang Alanda duduki, seorang pria tengah berbincang dan salah satu dari mereka sedang menatap Alanda sangsi.

Nampak kesal sekaligus macam menyimpan dendam pada murid yang menjadi sasarannya kali ini.

"Dia kira dia bakal betah sekolah disini? Anak baru tapi lagaknya tengil!" ujarnya sambil mengusap dagu.

Berbarengan dengan itu, salah seorang dari mereka datang.

"Sa? Kayaknya nanti lo harus kerokin gue deh di ruang UKS, masuk angin nih gue!" sungut Mail sambil mengelus perutnya.

"Iya. Tapi kita harus kasih anak itu pelajaran dulu," Esa menunjuk Alanda yang sekarang tengah menyantap pesanan Mie ayamnya dengan lahap.

"Mastahhh!!" sungut Alanda setelah menyeruput Mie kedalam mulutnya.

"Lah? itu kan anak baru yang gendong Ka Alish saat upacara Senin lalu?" Mail mengernyit heran sambil kembali mengelus perutnya yang dilanda masuk angin.

Esa mengangguk kecil, lalu menyeringai sambil menatap Alanda tak suka.

"Sini deh," Esa menarik lengan baju Mail untuk mendekat.

"Anjir lo ngapain!?" Mail hanya bisa bergidik dengan Alanda yang tiba-tiba menempelkan mulutnya mendekati telinganya.

Cepat-cepat ia menggubris Esa sampai tersentak terbentur kursi kantin di meja belakang.

"Aishh! Gua masih normal boy!" dengan suara serak basahnya, Esa mengumpati Mail yang bersikap seolah-olah bahwa mereka...ah lupakan.

"Gue cuma mau bisikin lo doang anjir, Gila?!" Esa memukul lengan Mail kasar.

Mail hanya nyengir kuda tak bersalah, lagipula ia harus berhati-hati dengan pria jaman sekarang. Banyak yang bilang sekarang tuh jamannya pria doyan pria.

"Hiiiiiii!" Ia bergidik sendiri

Esa membuang tatapannya kearah lain, sebab temannya yang satu ini seisi kantin menjadikan mereka berdua sebagi titik fokus.

Tak salah dan tak bukan adalah sebab suara Mail barusan.

Dimeja seberang sana, Alanda telah selesai dengan mie ayam yang baru ia santap. Dengan mengelap bibirnya menggunakan tisu lalu menyeruput es NutriBuah, ia melenggang menuju kelasnya.

Tak memperdulikan keadaan kantin saat ini akibat ulah teman satu angkatannya itu.

Ia berderap menuju kelas yang sebentar lagi akan dimulai dan waktu istirahat pun akan berakhir.

Sehabis ini giliran kelas Alanda yang akan ada mapel Biologi. Kebetulan sekali, ia ingin bertanya lebih jelas tentang apa itu Stratum lucidum pada guru biologi nya kali ini.

Akibat Alishba ia harus dibuat dilema dengan ucapan gadis itu beberapa jam lalu. Walau ia sudah menerka-nerka apa alasan Alish mengucapkan kenapa cinta darinya ditaruh disitu, tapi tetap saja ia harus mencari jawaban yang lebih realistis.

"Haiss! Cinta itu memang membingungkan." Ocehnya sambil merapihkan seragam batik nya, sebab guru biologi kelas sebelas tidak seperti guru biologi kelas dua belas, beliau agak sedikit menegangkan dalam mengajar.

Ya bisa dibilang extreme.

Setelah sampai didepan pintu kelasnya, Alanda langsung dibuat takut sendiri. Ternyata guru itu sudah sedari tadi masuk kelas. Sedangkan sejak sepuluh menit sebelum bel istirahat berbunyi ia tengah makan Mie ayam dikantin.

PULCHERRIMA Where stories live. Discover now