LC 1

80 13 0
                                    

Dentuman musik berdendang keras memekakkan telinga. Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, saling berjoget dan bergerombol.

Di sebuah klub malam terkenal di ibukota, semua orang menghibur diri dengan ria.

Sama seperti sekelompok remaja yang duduk di pojok ruangan remang-remang itu. Mereka menyibukkan diri masing-masing.

Sebagian besar mereka  menghisap nikotin dan meminum alkohol dengan nikmatnya. Bahkan ada yang berciuman manja dengan pasangan masing-masing ataupun jalang yang mereka sewa.

"Anjir Za, lo belum mabok? Yang bener lo?" Ucap salah satu remaja perempuan di sana pada gadis yang saat ini memeluk mesra seorang cowok di sebelahnya.

Gadis itu adalah Jaquenza Valentyn Pramana dan cowok yang saat ini ia peluk adalah pacarnya, Jevon Marcello Parker.

"Gue masih pengen sadar," jawab gadis itu sembari terkekeh pelan.

Marcel yang mendengar itu pun ikut tertawa. "Apaan? Pokoknya kamu harus mabok berat malam ini."

Zaza mengerucutkan bibirnya. "Aku males ih!" Pekiknya lalu menyembunyikan wajah cantiknya dalam ceruk leher Marcel.

Marcel menatap sekitar. Menjawab suruhan teman-temannya yang mengkode agar membuat Zaza mabuk dengan senyuman miring.

Lelaki itu menarik kuat tubuh Zaza agar duduk tegak. Ia menatap gadis itu dalam.

Marcel mengambil botol minuman alkohol dan meminumnya, ia tidak menelan cairan panas itu, Marcel kembali menatap Zaza dalam.

Zaza yang tahu apa yang akan kekasihnya itu lakukan menutup mulutnya dengan kedua tangan. Bukannya tidak mau, gadis itu hanya malas.

Zaza menggeleng saat Marcel mencoba menarik tangannya. Gadis itu menahan tangannya agar tidak terlepas. Tapi,  karena tenaga Marcel yang sangat kuat, membuat Zaza kalah, gadis itu melepaskan tangannya.

Dengan secepat kilat Marcel membungkam bibir tipis Zaza dengan bibir tebalnya.

Memaksa gadis itu untuk membuka mulut dengan menjambak kuat rambut panjang Zaza, dan dengan terpaksa Zaza membuka mulutnya membiarkan cairan panas itu membakar kerongkongannya.

Marcel melumat pelan bibir manis Zaza sebelum melepaskannya dengan senyum puas yang mengembang.

Zaza memejamkan mata saat mulai merasakan pusing.  Sialan! Ini minuman dengan seratus persen alkohol, ia lemah dengan minuman satu ini.

Teman-teman Zaza dan Marcel tertawa melihat gadis itu yang mulai mabuk.

"Sialan lo semua," cibir gadis itu dengan nada tak jelasnya.

"Lemah banget lo Za!"

"Anjrit sekali sedot langsung puyeng gitu yak."

Marcel tersenyum lebar lalu mengusap bibir basah Zaza. "Lain kali jangan nolak."

Zaza tak menghiraukan ucapan Marcel. Gadis itu memeluk erat tubuh lelaki itu. 

"Aku pusing," gumamnya.

Marcel terkekeh pelan. "Baru satu tegukan kok pusing sih sayang? Lagi ya?"

Zaza menggeleng pelan.

"Apa mau aku paksa lagi?" Tanya Marcel dengan nada menggoda.

Zaza yang mendengar itu mencoba menegakkan tubuhnya. "Aku mau segelas lagi," pintanya.

Marcel tersenyum. "Dengan senang hati." Marcel meminumkan segelas minuman dengan alkohol sedang untuk Zaza.

"Kita pulang pagi?"

Zaza menggeleng. "Papa aku marah."

Marcel mengangguk mengerti.

"Oke, kita pulang jam dua."

Dan mereka kembali party dengan Zaza yang terus dipaksa meminum minumannya sehingga membuat gadis itu mabuk berat.

Tbc!

Life ChangesWhere stories live. Discover now