Prolog

1.9K 147 15
                                    

Diary Ochako

Nama ku adalah Uraraka Ochako. Kata orang, aku adalah anak periang yang sangat bersemangat sehingga banyak yang mau berteman baik dengan ku. Quirk ku adalah Zero Gravity, aku bisa membuat benda melayang dengan menyentuhnya. Namun, jika aku menggunakan quirk terlalu banyak maka aku akan muntah-muntah sebagai efek dari menggunakan quirk ku. Aku bisa membatalkan quirk ku dengan menyatukan jari-jari tangan ku. Bagaimana? Quirk ku terbilang hebat bukan?

Makanan kesukaan ku adalah mochi. Dulu aku selalu menyempatkan diri untuk singgah ke toko untuk membeli mochi. Dari sekian rasa mochi yang pernah aku makan, rasa strawberry lah yang membuatku jatuh hati, benar-benar sangat enak dan manis. Mungkin karena kebanyakan makan mochi membuat mukaku terlihat bulat.

Sejak masuk di SMA UA, aku memang sudah tinggal berpisah dengan orang tua ku. Mereka berada di wilayah yang sangat jauh dari tempat ku tinggal saat ini. Aku memutuskan bersekolah di SMA UA, sekolah yang terkenal dan ter-elit demi menjadi Hero yang hebat seperti All Might, pahlawan no. 1 di dunia. Aku akui aku tidak bisa sehebat itu, tapi dengan bersekolah di SMA UA, aku akan berusaha dan yakin bisa menjadi Hero yang handal dan menyelamatkan orang banyak.

Yah, sebenarnya alasan utama ku menjadi Hero itu demi mendapatkan uang. Menjadi pahlawan yang hebat dan diterima di masyarakat kemudian mendapat penghasilan dari pemerintah. Hehe.....
Aku lakukan semua ini bukan hanya demi untukku, tapi juga untuk orang yang aku sayangi.

Ujian masuk ke SMA UA sangatlah ketat, selain menguji secara akademik, mereka juga melakukan ujian praktek sebagai syarat diterimanya siswa SMA UA. Aku yang memiliki kemampuan bertarung nol sudah ciut melihat robot-robot yang harus dilawan. Tapi aku tidak boleh menyerang, dan akhirnya aku melawan mereka dengan memanfaatkan serangan orang lain dan mendapatkan poin.

Tapi, saat aku terjebak dan hampir terinjak oleh robot raksasa yang poinnya nol. Aku pikir aku akan mati dilindas, tapi tiba-tiba saja seseorang berambut hijau ikal melompat dan memukul raksasa itu untuk menyelamatkan ku. Dia adalah Midoriya Izuku, memiliki rambut ikal berantakan yang berwarna hijau gelap mirip brokoli, manik mata yang senada dengan rambutnya, dan bintik simetris di kedua pipi dibawah matanya. Itu adalah pertemuan yang paling terkesan ku dengan orang itu.

Setelah penerimaan siswa, aku berharap bisa bertemu dengannya di sekolah, dan betapa senangnya aku ketika aku tau kami satu kelas di ruang 1A. Awalnya aku mengira nama depannya adalah Deku. Tapi ternyata Deku adalah nama ejekannya dari pemuda yang bernama Bakugou. Tapi entah kenapa aku mengartikannya dengan 'kau pasti bisa' membuatnya sangat senang dan berseri-seri. Sehingga dia tidak keberatan jika aku memanggilnya Deku_kun.

Aku, Deku_kun dan juga Lida_kun jadi teman dekat dan sering pulang bersama. Aku sangat mengagumi Deku_kun. Dia adalah sosok yang ceriah dan penuh semangat, selalu berusaha untuk bisa berhasil, tidak pernah menyerah, orang yang pandai membaca situasi, setiap tindakannya selalu ia pikirkan terlebih dahulu dengan cepat dan hal lain yang membuatku ingin menjadi seperti dia.

Menjadi orang yang dekat dengannya adalah hal yang membahagiakan bagiku, perasaan yang aku rasakan saat itu hanya bisa aku artikan sebagai perasaan terhadap orang yang paling digemari, sama halnya dengan menggemari para pahlawan. Tapi entah kenapa sejak perkataan Aoyama_kun saat ujian praktek melawan Thirteen_sensei selalu terbayang di otakku.

'Kau memikirkan apa yang akan Midoriya lakukan jika berada di situasi ini? Apa kau menyukai Midoriya?'
.
.
.



















'Apa kau menyukai Midoriya?'

























'........kau menyukai Midoriya?'




























Menyukai............ Deku_kun?


















Aoyama_kun baka. Gara-gara perkataannya membuat ku sulit mengartikan perasaan ku saat bersamaan Deku_kun lagi. Selama ini aku hanya mengartikan perasaan ku ini sebagai perasaan seorang penggemar saja, tapi entah kenapa perasaan ku ini malah menjadi-jadi. Aku sempat merasa tidak tenang dan membuat ku sulit untuk tidur. Tapi entah kenapa perasaan ku ini malah seperti perasaan suka terhadap lawan jenis. Apa aku memang menyukai Deku_kun?

Setelah membuat nama Hero, aku memilih menggunakan nama Uravity sebagai nama hero ku, nama yang menggambarkan bakat ku. Tapi entah kenapa saat Deku_kun memilih nama Deku sebagai nama heronya dengan alasan seseorang telah mengubah arti namanya, dan itu berdampak besar bagi dirinya.

Dan saat itu lah aku mulai menyadari perasaan ku terhadapnya.

Selama berhari-hari, berminggu-minggu hingga ujian lisensi sementara pun tiba, aku memilih memendam perasaan ini. Itu memang menyakitkan bagi gadis remaja seperti ku, tapi aku lebih takut jika aku mengungkapkannya, Deku_kun malah menjauh dari ku. Itu adalah hal yang paling tidak aku inginkan. Aku ingin tetap bersamanya, menyelamatkan orang lain bersama, membantunya, tetap menjadi orang yang dekat dengannya meskipun hanya sebatas teman. Itu tidak masalah, biarlah perasaan ini aku pendam sendiri meski menyakitkan.

Ibuku bilang, aku adalah orang periang dan penuh semangat. Aku akui itu, tapi ada satu hal yang tidak ibu dan ayah ku tau bahkan orang lain. Aku pandai menyembuhkan perasaan ku sendiri. Menebarkan senyum lebar kepada orang-orang demi menutupi kesedihan ku. Menyemangati orang-orang untuk menutupi keterpurukan ku. Begitu lah aku.

Terkadang ini aku harus berpura-pura senang dan bahagia didepan semua orang agar mereka tidak khawatir. Aku ingin orang-orang di sekitarku tetap senang dan menebarkan senyum bahagia. Karena membuat mereka bahagia juga membuat ku bahagia juga.

Dan juga untuk Deku_kun. Dia terus berlatih dan berlatih untuk menjadi pahlawan yang hebat seperti All Might. Menyatakan perasaan ku mungkin akan menghambat keinginannya menjadi Hero no.1.

Aku tidak ingin menghalangi mimpinya hanya demi perasaan ku ini. Aku akan membuang perasaan ini, dan menjadi teman dekat mu, membantu mu menjadi pahlawan no.1, menjadi teman yang bisa kau andalkan.
.
.
.
.



















































Tapi entah kenapa, perasaan ini sulit untuk ku hilangkan.






Ochako

Feeling [DekuChako]Where stories live. Discover now