Hold 'em Table

28 21 0
                                    

Yang sebenarnya tak baik memang sering terlalu menarik dan menyenangkan untuk dicoba. So, here we are again, meja gambler? Nope. Satu hal yang absolut, inilah dunia. Sebelumnya, saya memang berurusan dengan para pria ini, tetapi hanya sampai taruhan terbesar dimenangkan pemenangnya. Dan kemudian... just done.

Tapi melibatkan mereka setelah sejauh ini kedengarannya menarik. Untuk mengundang mereka ke Macau beberapa waktu nanti, mungkin? Atau tempat yang dipopulerkan sampai kini, Las Vegas? Atau bahkan... altar?

Saya masih punya kartu As tersembunyi, by the way.

***

Italian, American-Italian-French, Danish, German-Bulgarian
Mari kita mulai taruhannya...

Otto Favino
The Darkness

Pusat dari segala ketakjuban. Mulut-mulut membicarakannya. Mata-mata mencarinya. Tangan-tangan berupaya meraihnya. Bibir? Jangan tanya, tentu saja selalu menginginkannya. Namun, bersamaan sifatnya yang teramat menyihir, benteng yang ia bangun pun untouchable. Rakyat tidak bisa memilikinya sekalipun mereka, secara tidak langsung, menjadikannya "Orang Terhormat".

Dengan kerendahan hati yang menawan, ia akan tetap mengulurkan tangan. Yang kemudian memberikan persahabatan tidak tertolakkan. Cara mainnya adalah mengait bidak catur, bukan memakannya. Kemudian, terbangunlah kerajaan bawah tanah Italia dan Amerika sekuat osmium.

He says, "All in."

Harvleon Alvonsio
The Glorious

Yang satu ini adalah penguasa imperial bisnis sedaratan Amerika dan Eropa. Naik tahta sebagai Alvonsio terkuat di usia 23 tahun. Melipatgandakan kekayaan keluarga yang bahkan sudah melimpah dari dulunya. Namanya terkabar di mana-mana. Kemahsyuran yang sering dibanggakan dunia. Seterang bintang Sirius.

Ia memang lebih terbuka daripada ketiga pria lainnya, seolah dengan senang hati menyenangkan para manusia—bahwa dunia punya para insan luar biasa ini. Namun, jika telah menyangkut privasi keluarga, Alvonsio adalah untouchable. Ia akan menjaga apa pun yang dimilikinya. Dia memang begitu manis, namun sekejab saja juga dapat menjadi iblis.

And he says, "Call."

Alessandro Travolta
The Fawkes

Dia yang sehalus gelombang cahaya, semisterius laut Bermuda, dan sejenius sistem iOS. Kerahasiaannya diperkuat kontak FBI. Tersembunyi dan untouchable. Namun, sekalipun dia God damn good weapon-nya, posisinya di instansi ini tidak membuatnya nyaman. Ia lebih ingin bebas berkeliaran seperti berandal muda di New York. Sama seperti caranya minggat dari kehidupan di Denmark. Dia tidak mengikuti aturannya, namun bukan berarti dia pemberontak.

Penjelajah dunia tapi bukan Ibnu Battuta. Memiliki berbagai nama yang tercatat di 53 paspornya. Tertarik dengan bisnis ilegal dan peretasan jaringan internet sejak kecil. Segudang prestasi tidak bisa menghentikan kesenangan bejatnya. Yang nomor satu dalam urusan... nafsu.

He says, "Hell ya, bitches! I'm in."

Thomas Brückner
The Sharp

Ingin belajar umpatan dan makian terlengkap? Datangi yang satu ini. Dan lebih baik siapkan mental tinggi jika ingin menemuinya, atau paling tidak tulikan telingamu saja. Ia menyajikan jus lemon beku, kata-kata sumpahannya asal sembur, namun tetap dengan nada begitu menyakitkan. Dengan lirikan dinginnya saja ia mampu membuat dirinya untouchable.

Dan dia hanya tersenyum saat ini. Kau tahu arti senyuman Tom? Kebanyakan, ini berarti dia ingin mengatakan, Akan kutendang kau ke neraka, kecoa ingusan!

Tapi sekarang, kecoa-kecoa keparat di atas tentu mengetahui, artinya adalah dia ikut taruhannya.

Thirteenth of September, 2020
Anita Zata

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The AdventurersWhere stories live. Discover now