21

3.6K 390 74
                                    

Kepala Yura Pradipta mendongak, mulutnya melongo menatap rumah besar yang lebih mirip istana Crazy Rich baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepala Yura Pradipta mendongak, mulutnya melongo menatap rumah besar yang lebih mirip istana Crazy Rich baginya. "Ini rumah siapa Luk?" tanya Yura menujuk rumah besar itu.

Tanpa bicara Lukas yang baru keluar dari mobil menunjuk dirinya sendiri. Dalam hati Yura membantin, calon suami gue anak sultan ternyata, untung nggak gue tolak. "Beneran ini rumah lo?" tanya Yura sekali lagi buat memastikan, tahu aja Lukas Dirgantra berbohong atau hanya melebih-lebihkan.

Lukas Dirgantra malah terkekeh lalu memeluk bahu Yura. Lelaki itu mengiring Yura berjalan menuju area taman yang langsung mengarah kepada pintu utama rumah itu. "Bukan rumah gue sebenernya," kata Lukas.

"Hah? Terus rumah siapa?"

"Bapak gue," jawab Lukas berniat menggoda. Yura langsung meniju perut Lukas kencang, "sama aja itu mah!" protes Yura. Sebelum masuk Lukas sempat terdiam, tangannya mengenggam gagang pintu rumahnya sendiri cukup lama seolah ada keraguan dan ketakutan yang menghantuinya.

"Kenapa?" tanya Yura menyadari raut wajah Lukas berubah drastis dalam beberapa menit. Lukas Dirgantra melepas gagang pintu rumahnya, ia menoleh kepada Yura, matanya langsung bertemu tatap kedua netra kecoklatan Yura. Tanpa bicara, namun Yura Pradipta tahu lelaki dihadapannya sedang sangat ragu.

Lantas, Yura mendekat dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Lukas Dirgantra. Gadis itu membedamkan kepalanya di dada Lukas, mendengarkan detak jantung lelaki itu dengan jelas. "Kalau belum siap, nggak usah dipaksa," kata Yura menenangkan Lukas.

Lukas juga memeluk Yura Pradipta dalam dekapannya. Gadis dipelukannya ini tahu benar apa yang dia butuhkan sekarang. Ia tak akan pernah siap menghadapinya. Selamanya tidak namun ia juga tidak bisa selamanya bersembunyi dari kenangan buruk itu.

Klek! Suara pintu menginterupsi, pria paruh baya dengan kumis tipis terlihat menatap Lukas Dirgantra dingin.

"Masih ingat rumah anda?" tanya pria yang tak lain adalah Romeo Dirgantra ― ayah kandung Lukas.

Lukas melepas pelukannya dari Yura Pradipta lalu melontakan sorot mata tak kalah dingin kepada ayahnya sendiri. "Siapa dia?" tanya Romeo Dirgantra ketus seraya
menujuk Yura yang berdiri disamping Lukas.

"Oh cewek yang kamu hamili," celetuk Romeo Dirgantra langsung ditampik Yura Pradipta. "Bukan om!" pekik Yura Pradipta melirik Lukas Dirgantra yang tak berkata sepatah kata apapun. Gila! Ini gila! Udah dipandang buruk duluan gue sama calon mertua.

"Iya, saya niatnya si juga mau ngehamilin dia," kata Lukas merangkul Yura dan berbicara seolah ingin menantang ayahnya sendiri. "Hmm.. Kamu?! Main-"

"Bapak?" Tiba-tiba suara wanita menyela dari balik pungung Romeo Dirgantra. Wanita itu muncul dengam senyuman manis khas, "Lukas? Kok nggak bilang-bilang mau dateng? Bapak minggir dulu," kata wanita itu mendorong Romeo Dirgantra mundur.

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang