Pangeran Iblis

1K 104 0
                                    

Menginjak tahun kedua sekolah menengah atas. Di kelas baru dengan teman baru.
Hinata masih membuat dinding di sekitarnya hingga tak ada yang berani mengajaknya bicara.

Siang itu usai makan siang, Hinata berjalan di samping gedung. Usai menolak senpai nya disana.

Wah ada tanaman obat disini, batinnya.

Dia menunduk sesaat untuk melihat-lihat. Tanpa dia sadari seseorang melihatnya dari dalam kelas.

Srrttt

Hinata mendongak ketika mendengar suara kaca jendela terbuka.

" Kau tertarik dengan tumbuhan? "

Seorang gadis surai pendek sebahu menegurnya begitu saja.

" Betsuni "

Hinata bangkit dan bersiap pergi.

" Hey "

Hinata acuh dan berlalu. Tangannya mengepal di dada menahan sesak.

Iya, aku tertarik! aku suka tumbuhan apalagi obat-obatan.. aku suka!

Batinnya terus berteriak. Jauh di dalam lubuk hatinya dia masih ingin memiliki teman. Memiliki seseorang yang bisa diajak bicara, main ke mall, makan di
kafe.

" Iie..iie..iie.. lupakan semua itu Hinata.. lupakan! " gumamnya.

Sepulang sekolah tanpa sengaja dia melihat gadis tadi dengan pakaian ganti dan peralatan berkebun berjalan sendiri.
Perlahan Hinata mengikutinya dan melihatnya dari kejauhan. Melihat gadis itu merawat semua tumbuhan dengan baik.

Andai aku bisa melakukan hal yang sama, harapnya.

Setibanya di rumah Hinata terus memikirkan, bagaimana cara menghabiskan waktu yang banyak terbuang karna dia tidak mengikuti ekstra kurikuler apapun.

Apa aku ikut berkebun juga? tapi kalau nanti kita berteman dan tahun depan Hanabi masuk..tidak..tidak.. aku tidak boleh memperlihatkan siapa aku padanya.

Dan begitulah tekad Hinata. Beberapa hari kemudian setelah dia memantapkan niatnya.

Jersey, topi anyam, masker. Rambut diikat masuk kedalam topi. Diapun mulai menyapa gadis itu.

" Aku Haruno Sakura "
" Aku..aku.. "

Siapa aku?! Aku ingin menyembunyikan identitasku tapi aku belum memikirkan nama samaran! Baka!

" Aku Vi..Violet.. iya violet "

Oh akhirnya..aku terpikirkan nama itu dari warna rambutku sendiri, semoga dia tidak curiga.

" Ah Violet-chan, kau boleh memanggilku Sakura "

Merekapun mulai akrab satu sama lain dari hari ke hari. Ini pertama kalinya Hinata memiliki seorang teman untuk bicara.

" Violet-chan, sepertinya aku tidak bisa lagi kesini seperti biasanya "
" Kenapa? "
" Belum lama aku mendaftar sebagai anggota OSIS dan ternyata diterima "
" Oh omedeto "
" Iya, tapi kegiatan OSIS pasti akan memakan waktu dan aku tidak memiliki waktu untuk merawat mereka lagi "
" Serahkan saja padaku "
" He? kau yakin? "
" Tentu, aku tidak ada kegiatan sepulang sekolah jadi biar aku yang mengurus
mereka "
" Hontou? "
" Um " angguk Hinata.

Keduanya tersenyum, ini pertama kalinya Hinata merasa diandalkan oleh teman pertamanya.

" Oh aku harus kembali, ada rapat OSIS "
" Oke "
" Gomen ne Violet-chan "
" Ganbate "

Selanjutnya, Sakura hampir tidak pernah datang lagi kesana. Dan Hinata kembali sendiri lagi. Tapi dia bahagia karna memiliki kegiatan yaitu berkebun.

Di tempat berbeda, ruang OSIS.

" Baiklah hari ini ku mulai rapatnya "

Sore itu sepulang sekolah para anggota OSIS mengadakan mingguan seperti biasa.
Membahas kegiatan di sekolah juga siswa-siswa bermasalah.

" Ada laporan apa hari ini? "
" Jumlah orang yang patah hati bertambah lagi seperti biasa "
" Ulahnya? "
" Ha-i.. Ratu Es kita "
" Menurutmu masih bisa diabaikan? "
" Sepertinya kita harus mulai bertindak karna mereka yang di tolak seperti
membuat kelompok "
" Kelompok? "
" Aku hanya dengar desas-desusnya "
" Terus pantau, bagaimanapun dia masih siswa sekolah ini "
" Ha-i "
" Laporan lainnya? "

Setelah hampir 2 jam lamanya rapat pun usai. Semua meninggalkan ruangan kecuali ketua OSIS (seitokaichou) dan wakilnya.

" Kau tetap akan melakukan ini? "
" Kau kan bisa meyerahkannya pada yang lain "
" Aku ingin melihat sendiri kegiatan mereka semua "

Selama aku menjadi Ketua OSIS takkan ku biarkan seseorang membuat onar.

Uchiha Sasuke, siswa terpandai dan super tampan di sekolah. Tinggi 168 cm, tubuh tegap, disiplin dan berdedikasi. Membautnya terkenal seantero sekolah sebagai Pangeran iblis. Sama hal nya dengan Hinata, kehadiran Sasuke pun menjadi incaran gadis-gadis. Lokernya tak pernah sepi dari surat cinta dan ruang OSIS tak pernah kosong dari bingkisan para gadis. Meski begitu dia slalu mengacuhkan semua. Dia hanya berambisi dengan tugasnya sebagai ketua OSIS.

Seperti biasa setelah rapat OSIS, Sasuke akan berganti pakaian dan merubah tampilannya menjadi orang lain. Kacamata tebal, rambut belah samping dan jalan sedikit menunduk.

" Oi kau tidak lelah berjalan seperti itu? "

Dia wakil OSIS satu-satunya orang yang mengetahui penyamaran Sasuke, Suigetsu.

" Urusai "
" Hah.. " desahnya.
" Tinggalkan aku sendiri "
" Ha-i..ha-i.. "

Suigetsu berpaling dan meninggalkan Sasuke yang mulai inspeksinya di sekolah.

Dia berjalan menghampiri satu-persatu ruang ekskul yang ada. Mencuri dengar percakapan mereka. Memperhatikan kegiatan mereka dan merekamnya di kepala.

Usai berkeliling dia berhenti sejenak di bawah pohon besar di belakang
gedung sekolah. Melepas lelah dan mencari udara segar.

" Aku harus membuat catatan dan menempelkannya di setiap pohon agar tidak ada yang salah ambil nanti "

Seorang gadis tengah berbicara sendiri.

" Tumbuhlah dengan subur, jadilah obat untuk orang-orang yang membutuhkan "

Atau bicara dengan tanaman.

Dia terus memperhatikan gadis itu. Dia menutup hampir seluruh tubuhnya di cuaca panas begini apa tidak dehidrasi? pikirnya.

" Ah sudah jam segini aku harus kembali " ucap gadis itu lalu menghilang sekejap mata.

Larinya kencang juga, batin Sasuke.

Tak lama kemudian datang Suigetsu.

" Sudah hampir gelap, mau sampai kapan kau disini? "
" Ah gomen "
" Jadi ada berapa hari ini? "
" 3 "
" Banyak juga "
" Kegiatan mereka tidak berguna dan membuang biaya sekolah "

Ya! setiap kali inspeksi pasti akan ada ekskul yang akan dibubarkan paksa
oleh Sasuke. Dan tidak ada yang berani membantah karna Sasuke memiliki bukti konkrit untuk membungkam mereka. Dan julukan Pangeran iblis pun bukan tanpa alasan. Wajah dan tubuhnya mungkin layaknya Pangeran, tapi sikapnya seperti iblis yang tanpa ampun. Itulah kenapa julukan itu melekat padanya.

~Skip~

Toxicजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें